Prunus mume

Revisi sejak 14 November 2012 06.58 oleh Makecat-bot (bicara | kontrib) (r2.7.3) (Robot: Mengubah vi:Mai mơ menjadi vi:Mơ (quả))
Ume
Prunus mume, pelat botani dari Flora Japonica
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Subgenus:
Prunus
Seksi:
Armeniaca[1]
Spesies:
P. mume
Nama binomial
Prunus mume
Bunga

Prunus mume, bahasa Jepang: ume (:うめ), nama umum: prem cina atau aprikot jepang adalah spesies prem Asia dari famili Rosaceae yang ditanam untuk keindahan bunga atau diambil buahnya. Pohon ini berasal dari dataran Cina, berbunga antara akhir musim dingin dan awal musim semi. Bunganya sering dijadikan objek sastra dan seni lukis Asia Timur dan Vietnam.

Bunga Prunus mume sering dikaitkan dengan keindahan, kekuatan, dan kesucian karena putik muncul ketika pohon masih belum berdaun, dan suhu udara masih rendah (antara Januari dan Februari). Pohon ini diintroduksi di Jepang dari Cina pada abad ke-6[2], dan dulunya ditanam untuk diambil buahnya sebagai obat. Di Jepang, pohon ini merupakan salah satu unsur dalam konsep sho chiku bai (pinus, bambu, dan ume) yang merupakan lambang kebahagiaan, dan juga dipakai sebagai lambang tahun baru.

Pemerian

 
Buah

Pohon peluruh, tinggi 6-10 meter. Daun bundar telur berbentuk jantung. Daun berwarna hijau tua pada musim panas. Bunga diameter sekitar 2,5 cm, mahkota bunga selapis atau bersusun, berwarna putih, merah jambu, hingga merah, dan sedikit harum. Pohon tahan terhadap pemangkasan, sehingga sering dijadikan bonsai. Pohon walaupun tua masih dapat berbunga banyak.

Daun berwarna hijau muda tumbuh setelah mahkota bunga rontok. Buah muda keras, berwarna hijau tua, dan berubah menjadi kuning, serta kadang-kadang sedikit berwarna merah ketika sudah matang. Buah matang pada awal musim panas, sekitar bulan Juni di Asia Timur. Buah muda dan matang rasanya sama-sama masam. Musim hujan Asia Timur bertepatan dengan musim panen buah ume sehingga disebut méiyǔ (梅雨, arti harfiah hujan ume, bahasa Jepang: baiu atau tsuyu).

Kegunaan

Di Cina sejak abad 200 SM, buahnya diasap untuk dibuat wumei () obat tradisional antibakteri dan dipercaya bermanfaat bagi organ percernaan. Meskipun demikian, data ilmiah tidak cukup untuk menunjang klaim tersebut. Buah ini aman jika dikonsumsi tidak dalam jumlah terlalu banyak. Buah muda yang masih berwarna hijau mengandung hidrogen sianida dan sebaiknya tidak dikonsumsi.

Di Jepang, buah dipanen ketika sudah besar namun masih keras, digarami dan direndam di dalam cuka untuk dibuat umeboshi. Minuman beralkohol yang disebut umeshu dibuat dari merendam buah ume dalam shōchū dan gula batu. Pemanasan, alkohol dan garam dapur menurunkan kadar racun.

Referensi

  1. ^ Rehder, A. 1940, reprinted 1977. Manual of cultivated trees and shrubs hardy in North America exclusive of the subtropical and warmer temperate regions. Macmillan publishing Co., Inc, New York.
  2. ^ Levy-Yamamori, Ran (2004). Garden plants of Japan. ISBN 0-8819-2650-7. 

Pranala luar