Taman Mini Indonesia Indah
Sejarah TMII Taman Mini "Indonesia Indah" tidak muncul begitu saja, tetapi mempunyai sejarah perkembangan dan riwayat pembangunannya yang berwarna-warni. Ada gagasan dan ilham, ada suka dan duka, ada wawasan ke masa depan. Dengan mengetahui sejarah perkembangan Taman Mini "Indonesia Indah" secara lengkap, diharapkan masyarakat akan dapat lebih menghargai makna keberadaannya.
Gagasan dan Sumber IIham
Tiada ketenaran tanpa awal gagasan dan karya yang mewujudkannya. Ketenaran Taman Mini "Indonesia Indah" di seluruh Nusantara dan di berbagai bagian dunia, tidak dapat dilepaskan dari pangkal tolaknya yang berupa gagasan yang terdengarnya sederhana tetapi mengandung nilai yang sangat tinggi.
Gagasan ini berupa keinginan atau cita-cita untuk membangkitkan rasa bangga dan tebalnya rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa, Indonesia. Gagasan ini dicetuskan oleh Ibu Negara, Siti Hartinah, yang lebih dikenal dengan sebutan Ibu Tien Soeharto. Cita-cita ini diutarakan sebagai gagasan untuk mendirikan suatu tempat rekreasi yang mampu menggambarlan kebesaran dan keindahan Indonesia dalam bentuk miniatur. Gagasan ini tercetus pada suatu pertemuan di Jalan Cendana no.8 Jakarta pada tanggal 13 Maret 1970.
Sebagai pemrakarsa, Ibu Tien Soeharto (Ibu Negara) telah melihat jauh ke depan akan pentingnya menciptakan suatu bangunan miniatur yang memuat kelengkapan Indonesia dengan segala isinya, kekayaan alam, kebudayaan dan kekayaan lainnya. Bertekad cita-cita ini, dimulailah suatu proyek yang disebut Proyek Miniatur Indonesia "Indonesia Indah", yang dilaksanakan oleh Yayasan Harapan Kita.
Prakarsa Ibu Negara ini bersumber pada kenyataan bahwa Indonesia dianugerahi kekayaan di berbagai segi dan sumber. Pulaunya yang berjumlah belasan ribu. kelompok etnisnya yang memiliki ciri-ciri khas masing-masing, dalam bahasa, adat istiadat, perilaku tutur kata dan sebagainya, serta sumber daya alamnya yang sangat kaya ini tidak terlepas dari pengamatan Ibu Negara untuk melahirkan gagasan yang mulia dan sangat bermanfaat bila terwujud.
Filsafat dan Asas Pendirian
Tentulah ada asas-asas filsafat yang dijadikan landasan pendirian proyek miniatur ini. Kekokohan hasil proyek ini terbentuk berkat filsafat yang berpangkal pada amanat-amanat Presiden Republik Indonesia yang pada intinya ialah keseimbangan usaha pembangunan fisik dan ekonomi dengan pembangunan mental spiritual. Filsafat inilah yang menjadi batu pijakan pembangunan dan pengembangan Proyek Miniatur "Indonesia Indah". Filsafat ini dijadikan pilihan landasan karena Ibu Negara sadar dan melihat bahwa pada awal pembangunan yang dilaksanakan pada akhir tahun 1960-an belum mendapatkan perhatian semestinya. Karena kesadaran dan perhatian beliau inilah, beliau berprakarsa pelaksanaan pembangunan mental spiritual.
Secara lebih rinci ada lima aspek dan prospek yang dijadikan baik pijakan pembangunannya maupun pandangan dalam pengembangannya. Kelimanya ini ialah spiritual, pendidikan dan kebudayaan, teknologi, ekonomi, dan kesejahteraan. Pegangan teguh pada aspek dan prospek ini dapat dirasakan dan dilihat pada pengembangan yang telah berlangsung selama ini.
Aspek dan prospek spiritual serta pendidikan dan kebudayaan tidak terlepas dari pandangan Presiden Soeharto. Mengenai aspek dan prospek spiritual beliau menyatakan bahwa setiap usaha pembangunan ekonomi tidak mungkin dilakukan tanpa pembangunan mental, spiritual, rohaniah dan sosial. Mengenai pendidikan dan kebudayaan beliau mengungkapkan bahwa putra-putri harus menyiapkan diri sejak sekarang. melatih diri dan mengasah otak belajar berorganisasi dan mulai membaktikan diri kepada masyarakat, mencintai alam dan bangsanya sendiri. bangga kepada kebudayaannyan sendiri dan mau belajar hal-hal yang baik dari luar tanpa kehilangan kepribadian nasionalnya sendiri, berusaha sendiri dan selalu ingin mengetahui hal-hal baru agar dapat maju, mencintai kerja dan berusaha mencapai prestasi yang tinggi.
Mengenai aspek dan prospek teknologi, kata-kata Neil Armstrong, angkasawan Amerika, manusia pertama yang menjejakkan kaki di bulan, a little step of a man, a giant step of mankind yang artinya langkah kecil manusia tetapi berupa loncatan raksasa kemanusiaan, merupakan dambaan dalam membangun dan mengembangkan Proyek Miniatur "Indonesia Indah" ini. Hanya dengan teknologi yang ditulang-punggungi ilmu, manusia dapat melangkah maju dalam mewujudkan keinginan peningkatan ke arah ekonomi dan kesejahteraannya.
Selanjutnya mengenai aspek dan prospek ekonomi, kata-kata Presiden Soeharto menjadi pegangannya. Dikatakan oleh beliau bahwa, "Pembangunan ekonomi berarti pengolahan kekuatan ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil melalui pananaman modal, penggunaan teknologi, penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen". Aspek dan prospek ini tidak terlepas dari aspek dan prospek berikutnya, yaitu kesejahteraan. Oleh Presiden Soeharto, dikatakan bahwa "Cita-cita kita adalah suatu masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila, kita ingin kehidupan kita lebih baik, makin maju, bertambah sejahtera dan adil".
Kelima aspek dan prospek tersebut saling berkait. Kaitan inidalam pembangunan dan pengembangan Proyek Miniatur "Indonesia Indah terlihat nyata bila kita melihat taman miniatur ini secara keseluruhannya. Secara keseluruhan di sini melibatkan penglihatan kita terhadap wujud fisik, yang berupa bangunan, yang mengandung aspek dan prospek spiritual, pendidikan dan kebudayaan, teknologi, dan sarana dalam meningkatkan taraf ekonomi dan kesejahteraan, dan wujud program pergelaran yang mengandung aspek dan prospek spiritual, pendidikan dan kebudayaan, teknologi serta ekonomi dan kesejahteraan. Jelaslah bahwa baik dari pandangan fisik maupun langkah operasional. Proyek Miniatur ini erat berpegang pada aspek dan prospek pembangunannya.
Dengan filsafat ini sebagai landasan, ada sasaran yang ingin dijangkau oleh pendiri taman miniatur, yaitu meningkatkan pengetahuan dan memberikan pengertian kepada bangsa-bangsa lain tentang Indonesia yang sebenarnya. Ke dalam sendiri, jangkauan pelaksanaan proyek ini ialah terjadinya proses pendidikan dan peningkatan pengetahuan bangsa sendiri mengenai tanah airnya, sehingga terpupuklah rasa cinta kepada tanah airnya. Inilah sebetulnya misi didirikannya taman miniatur ini.
Misi dan Sasaran Pendirian
Pengembangan misi seperti ini bukan dilakukan tanpa pertimbangan dan tujuan yang pasti. Misi ini diemban karena adanya kenyataan bahwa masyarakat Indonesia pada tahun-tahun 1960-an diguncang oleh prahara yang hampir mencelakakan seluruh bangsa. Kebudayaan kita hampir musnah terlindas oleh malapetaka yang sangat dahsyat. Keadaan yang tragis ini harus dipulihkan dan kebudayaan bangsa harus diangkat kembali menjadi kebudayaan yang agung seperti pada awalnya.
Misi pendirian taman miniatur ini tidak dapat dilepaskan pula dari taraf pendidikan, ekonomi, dan kepeduliannya terhadap kebudayaan bangsa, serta rasa persatuan dan kesatuan. Pada waktu itu taraf ekonomi yang sangat rendah sehingga menghambat perkembangan pendidikan mereka, telah menimbulkan ketidakacuhan pada perkembangan budaya bangsa. Peristiwa yang baru-baru saja terjadi, telah memporak-perandakan kesatuan bangsa. Inilah juga kenyataan yang dijadikan latar belakang pemikiran dalam pengembangan gagasan pendirian proyek miniatur ini. Tak dapat disangkal lagi bahwa taman miniatur ini merupakan sarana yang sangat strategis bagi perwujudan misi yang sangat berat untuk dilaksanakan tetapi sangat mulia.
Jangkauan lain pendirian taman miniatur ini bersegi ekonomi. Dengan berdirinya taman miniatur ini tersedialah sarana wisata yang akan dapat menarik kunjungan wisata, bukan saja dari dalam negeri, tetapi juga dari mancanegara. Kunjungan wisatawan dari mancanegara, bukan saja dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan dan pemasukan keuangan bagi peningkatan perekonomian nasional, tetapi juga pengenalan adat-istiadat bangsa Indonesia, kekayaan alamnya serta keanekaragaman kebudayaan pada umumnya. Pengenalan ini akan mempunyai pula dampak yang menguntungkan bagi peningkatan kesejahtaraan bangsa.
Dengan tujuan sebagai penjabaran misi taman ini, ada sasaran yang ingin dicapai. Sasaran ini secara rinci adalah sebagai uraian dalam butir-butir berikut:
* Membangun atau mempertebal rasa cinta tanah air. * Memupuk dan membina rasa persatuan dan kesatuan bangsa yang terdiri atas berbagai suku dengan berbeda-beda adat dan kebudayaan daerahnya. * Menghargai dan menjunjung tinggi kebudayaan nasional dengan menghidupkan kembali kebudayaan yang diwariskan oleh nenek moyang bangsa. * Memperkenalkan adat-istiadat, kebudayaan dan perilaku kehidupan bangsa dan daerah kepada bangsa lain. * Meningkatkan arus wisatawan sehingga dapat mendorong menghidupkan kerajinan rakyat di daerah-daerah. * Menyediakan sarana rekreasi yang bersifat pendidikan masyarakat. Dasar Hukum dan Aspek Legal
Keabsahan dan kekokohan pendirian Taman Mini "Indonesia Indah" didasarkan landasan hukum, yaitu di antaranya adalah pendirian Yayasan Harapan Kita dan surat-surat keputusannya dalam melaksanakan proyek pembangunan dengan nama Proyek Miniatur "Indonesia Indah". Di samping itu, dikeluarkannya Surat Keputusan Yayasan Harapan Kita No.II/Kpts/YHK-VIII/72 yang meresmikan Bapak Presiden Republik Indonesia sebagai pelindung pembangunan Proyek tersebut, sebagai tindak lanjut atas persetujuan dan restu dari Bapak Preseiden RI dan kesediaan beliau sebagai pelindung pendirian proyek ini, melalui surat No. B-1 04/Pres/8/1971, tertanggal 20 Agustus 1971. Dengan surat-surat ini maka TMII mempunyai latar belakang kekuatan hukum dalam pembangunannya.
Uraian mengenal Logo dan Maskot
Sebagai lazimnya suatu badan atau yayasan, Taman Mini "Indonesia Indah" memiliki logo yang pada intinya terdiri atas dua huruf I dan I. Kedua huruf ini mewakili nama "Indonesia Indah". suatu nama yang diberikan kepada proyek miniatur pembangunannya. Nama "Indonesia Indah" bukan sekadar nama, tetapi mempunyai makna dan cerminan keinginan luhur akan dikenalnya Indonesia yang indah dan dilestarikannya keindahan ini.
Selain logo atau lambang, Taman Mini "Indonesia Indah", juga telah menetapkan maskot yang berupa tokoh wayang Hanoman yang dinamakan NITRA (Anjani Putra). Maskot Taman Mini "Indonesia Indah" ini diresmikan penggunaannya oleh Ibu Tien Soeharto, bertepatan dengan dwi windu usia TMII, pada tahun 1991.
NITRA berperan sebagai sarana pengenal yang mempunyai makna informatif, bertujuan agar mudah diingat dan lekat di hati.
Pemilihan NITRA didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
NITRA berwujud wanara putih yang perkasa, mempunyai kepribadian yang menonjol; berjuang membela dan menegakkan kebenaran tanpa pamrih, mahir berdiplomasi sehingga dipercaya sebagai duta. Dengan segala kesaktiannya, NITRA mampu membasmi angkara murka dan membela kebenaran. NITRA, kesayangan dewa yang dikaruniai usia sangat panjang, sebagai pembina generasi selanjutnya.
Bagi TMII, pemilihan tokoh Hanoman atau NITRA mempunyai arti agar segala suri tauladannya dapat merupakan sumber inspirasi dan senafas serta menyatu dengan misi yang diemban TMII sebagai wahana pelestarian dan pengembangan Budaya, duta seni, serta mewariskan segala sesuatunya untuk generasi yang akan datang.
Cerminan Budi Luhur sang NITRA diharapkan menjadi suri ketauladanan bagi anak atau generasi penerus sehingga menjadi idolanya. Dengan sifat-sifat yang dimiliki sang NITRA, TMII berupaya agar anak-anak dapat memiliki altematif lain di dalam menentukan idolanya, yang bersumber dari nilai budayanya sendiri.
Visualisasi NITRA mengarah pada suatu bentuk fisik yang disesuaikan agar menarik dan dapat disenangi anak-anak.remaja dan dewasa. Ramah, lucu tetapi tetap mempesona. NITRA sebagai Maskot Taman Mini "Indonesia Indah" dapat diwujudkan dalam bentuk dua dan tiga dimensi antara lain untuk : Boneka, Logo, ataupun produk cetak dan souvenir sesuai kebutuhan.