Oemar Said Tjokroaminoto

Pahlawan Revolusi Kemerdekaan Indonesia
Revisi sejak 16 November 2012 17.41 oleh Oppezer (bicara | kontrib)

Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto (16 Agustus 1882 – 17 Desember 1934) adalah seorang pemimpin organisasi Sarekat Islam (SI) di Indonesia.

Hadji Oemar Said Tjokroaminoto
(sumber: foto-foto.com)

Tjokroaminoto adalah anak kedua dari 12 bersaudara dari ayah bernama R.M. Tjokroamiseno, salah seorang pejabat pemerintahan pada saat itu. Kakeknya, R.M. Adipati Tjokronegoro, pernah juga menjabat sebagai bupati Ponorogo.

Sebagai salah satu pelopor pergerakan nasional, ia mempunyai beberapa murid yang selanjutnya memberikan warna bagi sejarah pergerakan Indonesia, yaitu Musso yang sosialis/komunis, Soekarno yang nasionalis, dan Kartosuwiryo yang islam merangkap sebagai sekretaris pribadi. Namun ketiga muridnya itu saling berselisih menurut paham masing-masing, dan di kemudian hari terjadilah pemberontakan pada kaum elite Indonesia dengan adu domba yang di kemudikan atas nama Paham sekulerisme yang ditengarai diusung oleh kaum Zionis Yahudi. Paham yang awalnya dicitrakan sebagai pemisahan agama dari sistem pemerintahan dan berhasil rentang waktu pergerakan nasional saat itu.

Pada bulan Mei 1912, Tjokroaminoto bergabung dengan organisasi Sarekat Islam.

Ia dimakamkan di TMP Pekuncen, Yogyakarta, setelah jatuh sakit sehabis mengikuti Kongres SI di Banjarmasin.

Salah satu kata mutiara darinya yang masyhur adalah Setinggi-tinggi ilmu, semurni-murni tauhid, sepintar-pintar siasat. Ini menggambarkan suasana perjuangan Indonesia pada masanya yang memerlukan tiga kemampuan pada seorang pejuang kemerdekaan.

Ia adalah ayah dari Oetari, istri pertama Soekarno, presiden pertama Indonesia.


Lihat pula