Bebegig Sumantri
Bebegig Sumantri[1] bukanlah orang-orangan sawah melainkan kesenian tari-tarian dari Ciamis yang menggunakan topeng kepala Singa seperti Topeng Barong dari Jawa dan Bali, Adapun yang membedakannya topeng ini mengenakan rambut gimbal dari susunan bunga rotan atau bunga caruluk disebut bubuai.
Sejarah
Dahuulu kesenian Bebegig[2] merupakan bagian dari ritual dalam upacara pengusiran roh-roh jahat. Karena ssekarang warga Ciamis sudah beragama yaitu Islam maka kesenian ini dirubah dari upacara mistik pengusiran roh jahat, menjadi kesenian untuk menghibur masyarakat Ciamis pada acara pernikahan, khitanan, dll.
Asal usul
Keberadaan bebegig[3] di Desa Cempaka, Kecamatan Sukamantri, Kabupaten Ciamis. warga menyakini bahwa bebegig merupakan lambang kemenangan. sebab pembuatan bebegig di ilhami wajah Prabu Sampulur yang memusnahkan kejahatan dan meminta imbalan untuk menguasai Pulau Jawa. Kemenangannya didikenang dengan membuat kedok wajah Prabu Sampulur. Bebegig direpresentasikan sebagai penjaga lingkungan sekitar.
Acara
Bebegik diadakan pada acara-acara:
- HUT Ciamis
- Hardiknas
- Pernikahan
- Khitanan
Unik
Kesenian Bebegik adalah termasuk kesenian Barong karena menggunakan topeng Singa. Bedanya Bebegik dengan barong di Jawa dan Bali adalah Bebegik menggunakan rumbai-rumbai daun tanaman serta pada bagian belakang menggunakan lonceng Sapi, Sedangkan topeng bebegik mempunyai berat 50 kg.