Hidangan Minang
Masakan Padang adalah nama yang digunakan untuk menyebut segala jenis masakan yang berasal dari kawasan Minangkabau, provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Semua jenis masakan ini lebih populer dengan sebutan masakan Padang[1]. Meskipun sesungguhnya berbagai resep masakan Sumatera Barat mayoritas tidak berasal dari kota Padang, misalnya kota Bukittinggi, Solok,Padang Pariaman, Payakumbuh, dan sebagainya juga dikenal memiliki tradisi kuliner yang kaya. Rumah makan Padang atau rumah makan urang awak adalah sebutan untuk usaha rumah makan yang khusus menyajikan masakan Padang di luar daerah.
Pengelolaan
Penentuan lokasi tempat usaha bagi rumah makan masakan padang merupakan langkah utama untuk menentukan dapat sukses atau tidak usaha ini[2]. Pada umumnya manajemen rumah makan Padang dikelola oleh keluarga atau kaum kerabat sekampung[3]. Pengelola rumah makan Padang banyak menganut falsafah Minang yang demokratis, seperti berat sama dipikul, ringan sama dijinjing, hal ini terlihat dari pembagian keuntungan yang dibagikan setiap seratus hari kerja, dengan sistem bagi hasil berdasarkan indeks prestasi. Cara seperti ini, akan mendorong karyawan untuk berprestasi, mereka akan berusaha melayani tamu sebaik-baiknya agar tamu mau datang kembali. Sistem bagi hasil[4] seperti ini menjadikan karyawan merasa ikut memiliki perusahaan. Untuk memahami pengelolaan rumah makan, setiap karyawan harus melewati proses pengkaderan lengkap khas rumah makan. Biasanya karier mereka dimulai dari pencuci piring, kemudian meningkat sebagai penyiap makanan, pelayan tamu, kasir, hingga menjadi manajer.
Cara penyajian hidangan
Pelayan rumah makan Padang kebanyakannya pria. Pelayan rumah makan Padang mempunyai keunikan dalam menyajikan hidangan. Mereka akan membawa sejumlah piring hidangan secara sekaligus dengan bertingkat-tingkat/bertumpuk-tumpuk dengan kedua belah atau sebelah tangan saja tanpa jatuh. Hal ini merupakan atraksi yang cukup menarik bagi para pengunjungnya. Kemudian semua piring-piring kecil yang berisikan hidangan ini disajikan kepada tamu. Tamu bisa mengambil makanan yang ia sukai dan hanya membayar makanan yang diambil. Jika sudah selesai makan, pelayan akan memeriksa hidangan apa saja yang telah dimakan oleh tamu. Cara penyajian yang unik ini berbeda dengan kebanyakan restoran lainnya. Umumnya jika tamu masuk ia akan disodori menu dan akan memesan makanan dari menu tersebut.
Jaringan
Jaringan rumah makan Padang berkembang dari Sumatera ke Jawa dan Bali. Di Bali ada sekitar 100 rumah makan Padang. Data lain dari Ikatan Warung Padang Indonesia (Iwapin) mencatat, di wilayah Jakarta dan sekitarnya ada sekitar 20.000 rumah makan Padang.[5] Bahkan ada yang di luar negeri.
Menu
Masakan Padang termasuk jenis masakan yang dapat dihidangkan kapan pun[6]. Rumah makan Padang menawarkan jenis masakan seperti rendang, gulai gajebo, soto Padang, dendeng balado, dan gulai kepala ikan kakap disertai Samba Lado (dikenal sebagai Sambal Balado di daerah jawa). Banyak rumah makan Padang yang masih mengimpor bahan dari ranah Minang. Pengelola rumah makan Padang juga mempertahankan keaslian rasa masakan Minang dengan menggunakan koki dari Sumatera Barat. Atau setidaknya mereka meminta bantuan orang dari Sumatera Barat untuk mengontrol kualitas masakan.[7]
Resep Masakan Soto Padang
Siapkan bahan-bahan berikut ini:
- 500 gram daging sapi
- 1 potong tulang sengkel sapi
- 2 liter air
- 2 lembar daun salam
- 3 lembar daun jeruk
- 2 batang serai, memarkan
- 3 sdm minyak, untuk menumis
BUMBU YANG DIHALUSKAN:
- 8 butir bawang merah
- 5 siung bawang putih
- 1 sdt merica butiran
- 2 sdt garam
- 2 cm jahe
- 2 cm lengkuas
- 3 cm kunyit, bakar
Penyajian
- 1. Rebus daging sapi dan tulang sengkel hingga lunak, angkat daging dan tiriskan.
- 2. Panaskan minyak, tumis bumbu halus bersama daun salam, daun jeruk, dan serai hingga harum. Masukkan ke dalam kaldu, setelah mendidih, angkat.
- 3. Daging sapi setelah lunak, goreng utuh hingga berwarna kecokelatan, angkat, potong dadu, sisihkan.
- 4. Penyajian: Siapkan mangkuk, isi dengan suun, potongan daging atau paru goreng, dan perkedel. Tuangkan kuahnya, taburi dengan bawang goreng, seledri, daun bawang, kerupuk merah, dan sambal rebus.
- 5. Sajikan hangat.
Beberapa pengelola rumah makan perlu mempertimbangkan tabiat lidah konsumen di luar komunitas Minang, misalnya mengurangi tingkat kepedasan.[8]
Referensi
- ^ Habsari, Rinto, (2007), Info boga Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, ISBN 978-979-22-2860-1.
- ^ Rachmawati, Mila, Sukses Bisnis Rumah Makan Padang, Niaga Swadaya, ISBN 978-979-1477-74-1.
- ^ Alamsyah, Yuyun, Bangkitnya Bisnis Kuliner Tradisional, hlm 87, Elex Media Komputindo, ISBN 978-979-27-4117-9.
- ^ Alamsyah, Yuyun, Bangkitnya Bisnis Kuliner Tradisional, hlm 90, Elex Media Komputindo, ISBN 978-979-27-4117-9.
- ^ Harian Kompas Daring
- ^ Alamsyah, Yuyun, Bangkitnya Bisnis Kuliner Tradisional, hlm 88, Elex Media Komputindo, ISBN 978-979-27-4117-9.
- ^ Harian Kompas Daring
- ^ Harian Kompas Daring