Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah salah satu kabupaten di Kalimantan Selatan, Indonesia. Ibukota sekaligus pusat pemerintahan terletak di Kandangan. Hulu Sungai Selatan memiliki luas sekitar 1.703 km² dan berpenduduk sekitar 212.678 jiwa (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010).
Kabupaten Hulu Sungai Selatan | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Motto: Rakat Mufakat (Bahasa Banjar) | |
Koordinat: 2°47′12″S 115°15′57″E / 2.78667006°S 115.26591976°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Kalimantan Selatan |
Tanggal berdiri | - |
Dasar hukum | UU RI No. 27 Tahun 1959 |
Ibu kota | Kandangan |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | H. Muhammad Safii, M.Si |
Luas | |
• Total | 1,703 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi) |
Populasi ((2010)) | |
• Total | 212.678 |
• Kepadatan | 118/km2 (310/sq mi) |
Demografi | |
Zona waktu | UTC+08:00 (WITA) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0517 |
Kode Kemendagri | 63.06 |
DAU | Rp. 324.451.416.000,- |
Situs web | http://www.hulusungaiselatan.go.id/ |
Letak
Secara geologis daerah ini terdiri dari pegunungan yang memanjang dari arah timur ke selatan, namun dari arah barat ke utara merupakan dataran rendah alluvial yang kadang-kadang berawa-rawa. Kondisi topografi ini menyebabkan udara di wilayah ini terasa dingin agak lembab dengan curah hujan pada tahun 2002 sebanyak 2.124 mm.
Dari arah utara melingkar ke arah barat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan di aliri oleh Sungai Amandit bermuara ke Sungai Negara (anak sungai Barito) yang berfungsi sebagai sarana prasarana perhubungan dalam kabupaten dan ke kabupaten lainnya.
Batas Wilayah
Kabupaten Hulu Sungai Selatan memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
Utara | Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Kabupaten Hulu Sungai Utara |
Timur | Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Kabupaten Kotabaru |
Selatan | Kabupaten Tapin dan Kabupaten Banjar |
Barat | Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Tapin |
Administrasi
Wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan terbagi atas 11 kecamatan, 4 kelurahan dan 114 desa. 11 kecamatan tersebut adalah:
Sejarah
Masa Penjajahan Belanda
Menurut Staatblaad tahun 1898 no. 178 Afdeeling Kendangan dengan ibukota Kendangan terdiri dari :[1]
- Onderafdeeling Amandit en Negara terdiri atas :
- Onderafdeeling Benua Ampat en Margasari terdiri atas :
- Onderafdeeling Batang Alai en Labooan Amas terdiri atas :
Pada masa Penjajahan Belanda, Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah bagian dari Afdeling Van Hoeloe Soengai yang berkedudukan di Kandangan. Afdeling Van Hoeloe Soengai terdiri dari (lima) onder afdeling, yaitu:
- Onder Afdeling Tanjung
- Onder Afdeling Amoentai
- Onder Afdeling Barabai
- Onder Afdeling Kandangan
- Onder Afdeling Rantau
Masa Penjajahan Jepang
Pada masa penjajahan Jepang pembagian wilayah ini dipertahankan seperti pada masa penjajahan Belanda, hanya namanya yang diganti menjadi Hoeloe Soengai Ken Riken.
Masa Kemerdekaan
- Keputusan Menteri Dalam Negeri tanggal 29 Juni 1950 Nomor C/17/15/3 wilayah Kalimantan dibagi menjadi 6 Kabupaten Administratif dan 3 Swapraja. Salah satunya Afdeling Van Hoeloe Soengai dibentuk menjadi Kabupaten Hulu Sungai dangan ibukota Kandangan.
- Berdasarkan Keputusan Gubernur Kalimantan tanggal 14 Agustus 1950 Nomor 186/OPB/92/14 yang menetapkan peraturan sementara tentang pembagian daerah-daerah otonom Kabupaten dan daerah-daerah otonom setingkat Kabupaten, Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang semula bersifat administratif menjadi Kabupaten Otonom.
- Pada tanggal 2 Desember 1950, Gubernur Kalimantan melantik Syarkawi sebagai pejabat pertama Bupati Hulu Sungai. Selanjutnya dibentuk pula Dewan Perwakilan Rakjat Daerah Sementara (DPRDS) yang berjumlah 36 orang, diketuai Djantera dan wakilnya Basuni Taufik.
Penduduk
Suku Bangsa
Suku asli adalah suku Banjar yang terdapat di seluruh kecamatan dan suku Dayak Bukit yang terdapat di kecamatan Loksado.
Suku bangsa di kabupaten ini antara lain:[2]
- Suku Banjar: 188.672 jiwa
- Suku Jawa: 2.309 jiwa
- Suku Bugis: 68 jiwa
- Suku Madura: 308 jiwa
- Suku Dayak Bukit: 3.778 jiwa
- Suku Mandar: 2 jiwa
- Suku Bakumpai: 3 jiwa
- Suku Sunda: 147 jiwa
- Suku lainnya: 390 jiwa
Perkembangan
Perkembangan penduduk di Kabupaten Hulu Sungai Selatan menunjukkan pertumbuhan yang positif. Pada tahun 1980 jumlah penduduk sebanyak 175.670 jiwa yang tersebar di 8 kecamatan, karena saat itu Kecamatan Loksado dan Kecamatan Kalumpang masih belum terbentuk dan saat ini penduduk Kabupaten Hulu Sungai Selatan hasil registrasi penduduk pertengahan tahun 2003 menjadi 199.161 jiwa atau terjadi penambahan penduduk sebanyak 23.491 orang atau bertambah sebesar 13.37% dalam kurun waktu 23 tahun.
Perkembangan penduduk Kabupaten Hulu Sungai Selatan tahun 1980–2003 menurut kecamatan adalah sebagai berikut:[3]
Kecamatan | 1980 | 1990 | 2000 | Juli 2003 |
---|---|---|---|---|
Padang Batung | 21.032 | 16.099 | 16.961 | 17.417 |
Loksado | n/a | 6.626 | 7.288 | 7.601 |
Telaga Langsat | 8.432 | 8.244 | 8.188 | 8.477 |
Angkinang | 14.189 | 15.273 | 15.693 | 16.564 |
Kandangan | 37.754 | 39.761 | 41.127 | 41.618 |
Sungai Raya | 15.138 | 14.304 | 14.724 | 15.255 |
Simpur | 21.583 | 13.478 | 13.095 | 13.258 |
Kalumpang | n/a | 6.622 | 6.036 | 6.163 |
Daha Selatan | 32.729 | 38.220 | 44.088 | 44.491 |
Daha Utara | 24.543 | 26.276 | 28.481 | 28.317 |
JUMLAH | 175.670 | 184.903 | 195.681 | 199.161 |
Laju Pertumbuhan
Pertumbuhan penduduk Kabupaten Hulu Sungai Selatan cukup rendah, hanya berkisar 0.57%. Angka ini memberikan maksan bahwa penyebab utama dari lambannya pertumbuhan ini bukan disebabkan oleh faktor fertilitas (kelahiran), namun lebih mungkin disebabkan oleh faktor ekonomi dan migrasi keluar karena penduduk mencoba mencari kesempatan kerja yang lebih besar di luar daerah. Hal ini didukung oleh fakta lain bahwa secara sosiologis memang terdapat kecenderungan penduduk Hulu Sungai Selatan meninggalkan daerah asal menuju daerah-daerah yang memberikan konstribusi bagi perbaikan ekonomi mereka seperti ke ibukota provinsi atau kabupaten tetangga.
Berikut ini adalah tabel laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Hulu Sungai Selatan, yaitu:[3]
Tahun Sensus | Jumlah | Tingkat Pertumbuhan |
---|---|---|
1971 | 165.485 | n/a |
1980 | 175.670 | 0,60 |
1990 | 184.903 | 0,51 |
2000 | 195.681 | 0,57 |
Gambaran tersebut pada sisi lain dapat menjelaskan langkah kebijaksanaan apa yang semestinya diambil dalam menyusun perencanaan pembangunan yang berorentasi keadilan dan pemerataan pembangunan.
Kenampakan alam
Sungai-sungai yang mengalir di wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah sebagai berikut:[4]
Referensi
- ^ Saleh, Idwar; SEJARAH DAERAH TEMATIS Zaman Kebangkitan Nasional (1900-1942) di Kalimantan Selatan, Depdikbud, Jakarta, 1986.
- ^ Sumber: Badan Pusat Statistik - Sensus Penduduk Tahun 2000
- ^ a b Sumber: Biro Pusat Statistik (BPS), Kabupaten Hulu Sungai Selatan
- ^ BPS Tanbu - Nama Sungai menurut Kabupaten/Kota Tahun 2007
Pranala luar
- (Indonesia) Situs resmi