Daftar Raja Inderapura
Sumber referensi dari artikel ini belum dipastikan dan mungkin isinya tidak benar. |
Periode Kerajaan Air Pura (80 SM - 1100 M)
Tidak diketahui lagi nama-nama atau gelar-gelar raja pada masa ini kecuali nama raja pertama yang mendirikan kerajaan ini yaitu Zatullahsyah (awal abad 12).
Periode Kerajaan Indrajati (1100 - 1500 M)
- Indrayana, seorang putra mahkota yang melarikan diri dari Sriwijaya karena ia berganti agama menjadi muslim.
- Sultan Indrasyah Galomatsyah, putra dari Indrayana
- Daulat Jamal al- Alam Sultan Sri Maharajo Dirajo Muhyiddinsyah Sultan Muhammadsyah,
- Sultan Jamal al-Alam Daulat Sultan Sri Maharajo Dirajo Alamsyah,
- Sultan Jamal al-Alam Sri Sultan Firmansyah
- Sultan Jamal al-Alam Sultan Daulat Alamsyah,
- Sultan Jamal al-Alam Sultan Usmansyah Sultan Muhammadsyah (Tuanku Berdarah Putih),
- Sultan Jamal al-Alam Sultan Firmansyah Sultan Mandaro Putih gelar Tuanku Hilang di Parit),
- Sultan Jamal al-Alam Sri Sultan Muhammadsyah (Marah Muhammad Ali Akbar Sultan Muhammadsyah). Sampai disini semua raja menggunakan gelar “Sultan Jamalul Alam”. Dan nama-nama kecil raja kebanyakan menggunakan akhiran –syah. Padahal gelar sultannya sudah mempunyai akhiran –syah.
- Iskandar Alam Daulat, (tanpa menggunakan label ‘sultan’).
- Sultan Alam Mughatsyah, di Aceh ada Mughayatsyah.
- Sultan Bagagar Alamsyah, sebuah gelar yang sama dengan gelar raja Pagaruyung.
- Sultan Usman Sultan Muhammadsyah, dua kali memakai label ‘sultan’
- Sultan Jamal al-Alam Sultan Maradu Alamsyah, kembali memakai gelar Jamalul Alam
- Sultan Alidinsyah
- Sultan Samejalsyah keturunan Putri Gembalo Intan anak Sultan Alidinsyah raja Indrapura (1513). Samejal+syah = sebuah nama yang asing bagi telinga
- Sultan Baridinsyah (1520),
- Dang Tuanku (1520 - 1524) beristeri Puti Bungsu, makamnya di Bukit Selasih Batangkapas, Gelar rajanya sama dengan raja Pagaruyung, putra Bundo Kandung. Nama istrinya juga sama.
Periode Kesultanan Inderapura (1500 - 1824 M)
- Sultan Iskandar Johan Berdaulatsyah
- Usmansyah Sultan Firmansyah (1534 - 1556),
- Sultan Jamalul Alam YDD Sultan Sri Gegar Alamsyah Sultan Muhammadsyah (1560),
- Sultan Zamzamsyah Sultan Muhammadsyah , 1600-1635,
- Sultan Khairullahsyah Sultan Muhammadsyah (1635-1660),
- Sultan Bangun Sri Sultan Gandamsyah,
- Sri Sultan Daulat Pesisir Barat,
- Inayatsyah (1640),
- Sultan Mal(z)afarsyah Kerajaan Indrapura (1660-1687),
- Marah Amirullah Sultan Firmansyah. Sesudah ini memakai kata “Raja” menggantikan kata “sultan”
- Raja Adil (1680),
- Marah Akhirullah Sultan Muhammadsyah (w.1838). Sesudah ini 2 kali Inderapura dipimpin seorang Ratu
- Raja Perempuan Puti Rekna Candra Dewi, (Puti Rekna = Putri Ratna = Puti Reno gelar putri di Pagaruyung).
- Raja Perempuan Puti Rekna Alun (Tuanku Padusi Nan Gepuk), (31) Raja Gedang di Mukomuko. Kembali memakai kata “sultan”
- Sultan Syahirullahsyah Sultan Firmansyah (1688-1707),
- Sultan Zamzamsyah Sultan Firmansyah Tuanku Pulang Dari Jawa berhubungan dengan Kesultanan Jogyakarta (1707-1737). Mungkin sezaman dengan kejayaan Yogyakarta
- Sultan Indar Rahimsyah Sultan Muhammadsyah Tuanku Pulang Dari Jawa (1774-1804),
- Sultan Inayatsyah Sultan Firmansyah, 1804-1840,
- Sultan Muhammad Jayakarma (1818 - 1824),menyerap kembali nama-nama zaman Sriwijaya (Sanskerta)
- Sultan Takdir Khalifatullah Inayatsyah,
Periode Regen (1824 - 1911, Zaman Hindia - Belanda)
- Abdul Muthalib Sultan Takdir Khalifatullahsyah (kemudian menajdi regen di Mukomuko, pensiun 1870).
- Regen Marah Yahya Ahmadsyah (1825-1857),
- Regen Marah Arifin (1857-1858),
- Regen Marah Muhammad Baki Sultan Firman Syah (1858-1891),
- Regen Marah Rusli Sultan Abdullah (1891 - 1911).
Seabad Lebih Tenggelam , Kesultanan Inderapura Kembali Bangkit ( 01 Desember 2012 )
PADANG- Setelah seabad lebih Kesultanan Inderapura bagai tinggal nama, tak ada seorang sultan atau raja pun yang dinobatkan untuk menduduki singgasana. Kerajaan yang berjaya di alam Minangkabau ini pernah menguasai daerah sepanjang pantai Barat Sumatera di masa lampau. Hari ini, 1 Desember 2012, tepat 101 tahun tiarapnya kesultanan tersebut seiring Istana Inderapura dibakar penjajah masa itu.
Pada tahun ke-101 kesultanan tertua di Nusantara menurut Bunda Ratu Kuasa Alam Kusumadiningrat Dato' Seri Saripah Murliani, geliatnya harus dibangkitkan lagi. Tampuk Kesultanan harus di pegang oleh waris yang tertera pada ranji silsilah Kesultanan Inderapura.
Pemashuran sang Sultan pun dihelat dengan kemegahan selayaknya sebuah kerajaan bermarwah, Minggu (1/12), bertempat di Hotel Grand Ina Muara Padang. Tidak kurang dari 20 raja dan sultan se-Nusantara menghadiri penobatan Youdi Prayogo,SE, ME bergelar Sultan Indera Rahimsyah Daulat Sultan Muhammad Syah sebagai Sultan ke-35 setelah pemegang waris ke-34 memasuki uzur, berumur kurang lebih 99 tahun.
Bunda Ratu Kuasa Alam Kusumadiningrat mengatakan, sudah saatnya kerajaan - kerajaan di Nusantara bangkit untuk mengembalikan marwah dan agar adat tidak hilang. "Adat adalah hal penting yang yang harus dipertahankan, bila adat terkikis maka karamlah suatu bangsa,"ucapnya kepada wartawan usai acara penobatan Sultan Inderapura.
Wanita anggun yang mengenakan mahkota bertatahkan berlian ini menjelaskan, kerajaan dan kesultanan Nusantara yang dari dulu telah memperjuangkan bangsa ini dari cengkeraman penjajah, hal ini perlu diketahui oleh generasi bangsa di masa sekarang agar nilai adat dan budaya yang dibawa kesultanan dan kerajaan tetap menjadi pengaruh kuat bagi kepribadian mereka.
"Mengapa tidak, dengan adat dan budaya maka anak negeri akan menjadi pribadi sejati anak Indonesia. Karena, adat membuat mereka punya pekerti yang luhur, berbudi bahasa yang elok, sopan santun, menghormati orang tua dan jujur,"ujar Bunda Ratu dalam logat Melayu Malaysia.
Lebih lanjut putri asal Kerajaan Melayu Jambi dan berdomisili di Kerajaan Negeri Sembilan Malaysia ini menyebut, carut marut yang dihadapi di Indonesia maupun di negara lainnya tak lain karena lunturnya adat dan budaya. Korupsi merajalela karena masyarakat sudah tak jujur dan amanah. "Berteriak berantas korupsi adalah sia - sia,"katanya.
Terungkap juga kekecewaan Bunda Ratu terhadap petinggi pemerintahan setempat yang tak datang dalam prosesi pemashuran tersebut. Tak terkecuali Gubernur dan Bupati.
"Saya sedih, beratkah untuk datang ke helat ini sehingga tak seorangpun pejabat yang kami undang turut hadir ? Alangkah indah duduk bersama untuk membenahi negeri. Kami tak hendak menandingi pemerintah apalagi bermaksud menggulingkan. Dengan membangkitkan Kesultanan maka kita bisa bersama membangun negeri baik secara fisik dan moral,"tandasnya.
Lebih lanjut dikatakan, kedatangannya juga membawa sejumlah pengusaha asal negeri jiran Malaysia yang berminat untuk berinvestasi. Tapi dengan ketidakhadiran pejabat seolah itikad baik dari Bunda Ratu tak mendapat respon.
"Saya berniat menemui Gubernur Sumatera Barat dan Bupati Pesisir Selatan untuk membicarakan kemungkinan pebisnis Malaysia untuk investasi di negeri ini,"tukasnya.
Sementara itu Sultan Inderapura yang baru saja dimashurkan mengungkapkan, membangkitkan kembali Kesultanan Inderapura adalah amanah yang saat ini diletakkan di pundaknya. Ia berjanji akan 'membangkit batang terandam' setelah terpuruk sekian lama dimana Adat Bersendi Syara' Syara' Bersendi Kitabullah telah mulai ditinggalkan.
"Selain itu, Istana Inderapura yang telah runtuh juga akan kembali dibangun,"ujar dosen tetap di IAIN Sultan Taha Syaifuddin Jambi ini.
Dia juga ungkapkan akan selalu berkoordinasi dengan pemerintah setempat. Selain menjaga situs - situs yang ada juga dalam rangka pembinaan masyarakat untuk menghargai dan memahami sejarah.
Penobatan Sultan Inderapura ke-35 Youdi Prayogo SE,Gelar Sultan Indera Rahim Syah Daulat Sultan Muhammad Syah Tanggal 01 Desember 2012
PADANG- Gaung keberjayaan Kesultanan Inderapura kembali terdengar. Setelah penobatan Youdi Prayogo SE, Msi sebagai Sultan Inderapura ke-35 dengan gelar Sultan Indera Rahim Syah, kemarin (Sabtu, 1/12), menghidupkan lagi ruh kerajaan yang seratus tahun lebih hanya menjadi perbincangan di Ranah Sejarah.
"Selama ini Inderapura sebagai sebuah Kesultanan hanya menjadi perbincangan di Ranah Sejarah. Bahkan sebagian hanya menganggap sebagai tambo legenda. Padahal, silsilah waris Kesultanan Inderapura masih tetap terjaga,"ujar Rusdal Fajrianto Sutan Inayatsyah selaku Sultan Muda, adik kandung Sultan Indera Rahimsyah kepada padangmedia.com di Padang, Minggu (2/12).
Kepada padangmedia.com Sultan Muda menuturkan, penobatan Sultan Inderapura dilakukan secara langsung oleh Sultan Burhanuddin gelar Sultan Alamsyah Firman Syah atas nama seluruh keluarga ahli waris Kesultanan Inderapura Melayu Tinggi Kampung Dalam Inderapura, Pesisir Selatan Sumatera Barat.
"Pemashuran Sultan merupakan upacara yang sakral. Diawali dengan pemasangan selempang, pingat lambang Kerajaan Inderapura dan pengalungan rantai kebesaran. Selanjutnya pemasangan deta atau destar serta dilanjutkan dengan penyerahan keris. Sesi demi sesi berlangsung khidmat,"katanya.
Rusdal menyebutkan, pemasangan selempang, pingat dan kalung atau rantai dilakukan oleh Sultan Idham Syah gelar Sultan Ahmadsyah, kemudian penyerahan Keris Pusaka Malelo Karang Setia oleh Sultan Burhanuddin gelar Sultan Alamsyah Firman Syah.
Selanjutnya, Sultan Indra Rahimsyah yang merupakan anak dari Putri Rahmi Hatifah (Keponakan dari Sultan Burhanuddin) membacakan falsafah kebesaran raja Inderapura.
"Waris ini diterima secara turun temurun berdasarkan ranji silsilah Kesultanan Inderapura," ujar Sultan Muda.
Lebih lanjut dikatakannya, dengan penobatan ini diharapkan akan terbentuk kelembagaan sehingga dapat memfasilitasi seluruh keluarga besar Inderapura untuk bersama-sama menggali dan melestarikan sejarah, adat, budaya serta Kesultanan Inderapura.
"Salah satunya adalah merawat kembali Gobah (makam raja-raja) dan menciptakan kembali kedudukan istana raja," jelasnya.
Hadir dalam kesempatan tersebut 20 raja dan sultan se-Nusantara yang sekaligus diberikan penghargaan penghormatan, seperti Raja Samu Samu VI Maluku Yang Mulia (YM) Upu Latu M.L Benny Ahmad Samu-Samu, Kesultanan Yogyakarta Hadiningrat YM KGHP Hadi Suryo Notonogoro, Sultan Muda Banten YM Tubagus Ismetullah Al Abbas, Kesultanan Bima NTB YM Dr.Siti Mariyam Salahoeddin, Kesultanan Bulungan YM Datu Abdul Hamid, Raja Komisi Seran VIII Kaimana Papua Barat YM Abdul Hakim Achmad Aituarrauw, Ketua Umum Pecinta Alam dan Adat Nusantara YM Ully Sigar Rusaidi dan Raja Puri Karang Asem YM Anak Agung Putra Agung.
Kemudian, Dato' Temenggong Saipol Bahri bin Hj Shuib, Kesultanan Muko-Muko, Daulat Raja Agung Panuturi Hasadoan, Kerajaan Melayu Kesultanan Jambi YM Sultan Abdurrachman Thaha Syaifuddin, Haji Raja Sulaiman Bin Raja Abdullah, Raja Ibrahim bin Raja Abdullah dan Kesultanan Inderapura YM RD Asbeni Sabral, tamu kehormatan dan kerabat Inderapura dari Malaysia serta tokoh masyarakat/keluarga besar Kesultanan Inderapura Melayu Tinggi Kampung Dalam Inderapura. (der).
Pranala Luar
- http://wawasanislam.wordpress.com/2008/04/30/kesultanan-indrapura/
- http://padangmedia.com/1-Berita/77849-Seabad-Lebih-Tenggelam---Kesultanan-Inderapura-Kembali-Bangkit.html
- http://padangmedia.com/1-Berita/77856-Penobatan-Sultan--Membenahi-Lembaga-Kerajaan-Inderapura.html?fb_action_ids=191832850941286&fb_action_types=og.likes&action_object_map={%22191832850941286%22%3A379931762092098}&action_type_map={%22191832850941286%22%3A%22og.likes%22}&action_ref_map={%22191832850941286%22%3A%22.ULtdjwJuLn4.like%22}#.ULwvBScyUuO.facebook