Putu Oka Sukanta, lahir di Singaraja Bali, tgl 29 Juli 1939. Mulai menulis sejak di bangku SMP. Pernah menjadi guru SMA di Jogja dan Jakarta, selain sebagai wartawan bebas. Ia ditahan oleh Orde Baru sejak 1966-1967 di Jakarta dan Tangerang tanpa pernah diadili.

Buku sastra yang ditulisnya: Kumpulan puisi: Selat Bali, Tembang Jalak Bali, Matahari-Tembok Berlin, Salam, Perjalanan Penyair, dan Surat Bunga dari Ubud. Kumpulan cerita pendek: Keringat Mutiara, Luh Galuh, Die Tasche, Bukan Kematian, Rindu Terluka. Novel: Buruan, Merajut Harkat, Di Atas Siang Di Bawah Malam, Kelakar Air, Air Berkelakar, Kerlap-Kerlip Mozaik. Beberapa bukunya sudah diterbitkan dalam bahasa Inggris, Jerman dan Perancis.

Karya-karyanya dimuat dalam beberapa antologi internasional: Indonesian Contemporary Poetry (Indonesia 1963), This Prison Where I Live (London 1966), Voice of Cosciences (USA 1955), Bali Behind the Scene (Australia 1997), Silences Voices (Hawaii 2000), Menagerie IV (Indonesia 1998), Another Kinds of Paradise (Boston 2008).

Putu Oka Sukanta juga memproduksi film-film dokumenter dengan tema "Dampak Sosial Tragedi Kemanusiaan 1965/66". Ia banyak menulis buku kesehatan, di samping menjadi aktivis Program Penanggulangan HIV/AIDS. Ia Tinggal di Jakarta, berpraktek akupunktur, dan bersama Endah, istrinya, mengelola "Taman Sringganis", sebuah gerakan kebudayaan dalam bidang kesehatan.

Puto Oka Sukanta sudah diundang ke beberapa negara Eropa, Asia, Australia dan Amerika, baik sebagai pengarang maupun sebagai aktivis kemanusiaan.