Dewan Perwalian Pakualaman
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Raad van Beheer over de Pakualamsche Zaken/Dewan Perwalian Kadipaten Pakualaman
Susunan Raad van Beheer
Ketua | Residen Yogyakarta, R.J. Couperus |
Anggota | KPH Sasraningrat, Putera Paku Alam III
KPH Notodirojo, Putera Paku Alam V Asisten Residen Yogyakarta, P.H. van Andel Asisten Residen Kulon Progo, F.C.H. van der Moore Sekretaris Karesidenan Yogyakarta C. Canne |
Wali Kadipaten Pakualaman sehari-hari | KPH Notodirojo |
Masa tugas | 20 Agustus 1903-16 Oktober 1906 |
Mangkatnya KGPAA Paku Alam VI yang mendadak karena sakit menimbulkan persoalan dalam pergantian tahta. Putra sulungnya BRMH Surtiyo yang bersekolah di Nederland telah wafat dan dimakamkan di negeri kincir angin itu. Sedangkan adiknya BRMH Surarjo masih berekolah di HBS Semarang. Pilihan yang sulit antara BRMH Surarjo (putra Paku Alam VI), KPH Notodirojo (putra Paku Alam V, adik Paku Alam VI) ataukah KPH Sasraningrat (putra Paku Alam III, mertua Ki Hajar Dewantara) harus dihadapi keluarga Paku Alaman.
Pemerintah Hindia Belanda mengangkat wali sementara KPH Sasraningrat sampai 1903. Pemerintah Hindia Belanda akhirnya menetapkan Surarjo yang akan menggantikan mendiang Paku Alam VI, namun beliau harus terlebih dahulu mnyelesaikan studinya. Oleh karena itu Pemerintah Hindia Belanda menetapkan suatu dewan perwalian yang mengurusi pemerintahan Kadipaten Paku Alaman.
Tugas yang harus dihadapi dewan ini adalah membuat perhitungan keuangan tahunan Kadipaten. Pada saat dewan ini pula dipisahkan antara keuangan Kadipaten Pakualaman dan Paku Alam pribadi. Karena KPH Sasraningrat mengundurkan diri maka KPH Notodirojo memegang perwalian sehari-hari.
KPH Notodirojo berpendidikan HBS Semarang dan Jakarta. Dalam menjalankan tugas perwalian beliau dapat menyelesaikannya dengan baik. Notodirojo sendiri memiliki 17 putra-putri. Setelah 3 tahun Pemerintah Hindia Belanda memanggil BRMH Surarjo yang sedang belajar di Jakarta sehubungan dengan akan berakhirnya tugas dewan perwalian.