Bobby Kool
I Made Putra Budi Sartika (lahir 8 September 1977; nama asli dari Bobby Kool) adalah personel dari grup musik asal Bali, Indonesia, Superman Is Dead. Di grup Superman Is Dead, Bobby memainkan instrumen gitar dan sekaligus sebagai vokalis.
I Made Putra Budi Sartika | |
---|---|
Berkas:Bobby kool.jpg | |
Informasi latar belakang | |
Nama lain | Bobby Kool |
Lahir | 8 September 1977 Bali, Indonesia |
Genre | Punk Rock |
Instrumen | Gitar |
Tahun aktif | 1995 - present |
Label | Sony Music Indonesia Sony BMG Indonesia |
Artis terkait | Superman Is Dead |
Situs web | http://www.supermanisdead.net |
Awal Karier
Nama panggilannya ketika masa kanak-kanak adalah Bobby Bikul (bikul berarti tikus dalam bahasa Bali). Ketika karirnya dalam musik dimulai ia mengganti namanya menjadi Bobby Kool. Masa kanak-kanaknya dihabiskan di Denpasar. Ia menyelesaikan kuliahnya di Sastra Inggris, Fakultas sastra Universitas Warmadewa Denpasar. Pada masa perkenalannya dengan musik ia lebih tertarik memainkan alat musik drum. Ketika ia mulai membentuk sebuah kelompok musik ia baru tertarik pada alat musik gitar. Selain ketertarikannya dalam musik ia dikenal juga sebagai penggemar sepeda dan seorang disainer. Ia kerap merakit sebuah sepeda dari rongsokan sepeda yang tidak terpakai atau rusak[1]. Hobinya terhadap sepeda kelak menjadi salah satu citra khusus pada dirinya ketika mendirikan kelompok musik Superman Is Dead di mana ia memperkenalkan kepada para penggemarnya tentang slogan "lebih baik naik sepeda". Profesi lainnya adalah sebagai disainer grafis, Ia sempat bekerja sebagai disainer untuk sebuah perusahaan majalah kartun di Bali, sebuah koran surfing di Bali dan pada akhirnya bergabung bersama Rizal Tanjung seorang peselancar nasional mendirikan perusahaan Electrohell yang bergerak dalam bidang pembuatan desain pakaian surfing dan mendirikan studio rekaman. Semua sampul albumnya dirancang sendiri oleh Booby Kool.
Perjalanan Karier
1995: Superman Silver Gun
Pertemuan dirinya dengan Jerinx (drum) dan Ajuzt (gitar bass) pada tahun 1995 di Kuta di mana mereka memiliki minat sama pada musik dilanjutkan dengan pembentukan kelompok musik bernama Superman Silver Gun, nama ini diambil dari sebuah lagu milik Green Day. Bobby Kool mengambil posisi sebagai pemain gitar dan penyanyi dalam kelompok musik ini. Pada awalnya mereka kerap membawakan lagu-lagu dari Green Day dan mengisi acara pada panggung-panggung lokal di Bali.
1995-2002: Superman is Dead (indie)
Pada perkembangan Superman Silver Gun, mereka menemukan sebuah konsep tentang bahwa tak ada manusia yang sempurna. Konsep ini menyebabkan pergantian nama kelompok mereka menjadi Superman Is Dead yang dianggap cocok. Nama Superman Is Dead biasa disingkat menjadi SID. Pada masa tersebut kelompok SID sempat berganti pemain gitar bass dari Lolot kemudian terakhir Eka Rock. Pada masa ini mereka telah menciptakan lagunya sendiri menghasilkan tiga album indie: Case 15 (1997), Superman Is Dead (album) (1998/1999), dan Bad Bad Bad (2002)
2001: Croto Chip
Pada masa merebaknya pengaruh musik ska di Indonesia, Bobby membuat sebuah proyek kelompok musik indie yang mengusung aliran ska bernama Croto Chip dan melahirkan sebuah album bertajuk "Percuma".
2003-sekarang: Superman is Dead (mayor label)
Pada tahun 2003 Superman Is Dead secara resmi berada dalam naungan label Sony Music Indonesia, ditandai dengan dirilisnya album Kuta Rock City. Album pertama mereka menuai kesuksesan yang dilanjutkan dengan rilisnya album-album Superman Is Dead yang lain, The Hangover Decade (2005), Black Market Love (2006), Angels & the Outsiders (2009), Aku Anak Indonesia (Single) (2011),dan The Early Years, Blood, Sweet and Tears (2012) dalam format vinyl.
Diskografi
Superman Is Dead
- Case 15 (1997)
- Superman Is Dead (albm) (1998/1999)
- Bad Bad Bad (2002)
- Kuta Rock City (2003)
- The Hangover Decade (2005)
- Black Market Love (2006)
- Angels & the Outsiders (2009)
- Aku Anak Indonesia (Single) (2011)
- The Early Years, Blood, Sweat and Tears (2012)
Croto Chip
- Percuma (2001)
Referensi
- ^ http://www.balebengong.net/kabar-anyar/2011/02/16/tiga-tukang-di-balik-jutaan-penggemar.html Tiga Tukang di Balik Jutaan Penggemar, diakses 26 Juli 2012
Pranala luar