Yusuf dalam Islam

nabi dan anaknya Yakub dalam Islam

Nabi Yusuf (يوسف) ialah putra Nabi Yakub dari istrinya yang bernama Rohil.

Kedengkian saudaranya

Karena ibunya telah meninggal, Yusuf amat disayangi ayahnya bersama dengan adiknya Bunyamin. Hal ini menimbulkan kedengkian para saudaranya. Apalagi ditambah saat Yusuf bercerita pada ayahnya bahwa ia pernah bermimpi matahari, bulan dan 11 bintang bersujud padanya — ditafsirkan bahwa ayah, ibu, dan para saudaranya akan menghormatinya.

Karena itu, suatu hari para saudaranya meminta pada ayahnya agar diizinkan membawa Yusuf bertamasya. Nabi Yakub mengabulkan walau dalam hatinya ada rasa cemas. Maka Yusufpun pergi bersama 10 saudaranya. Sampai di dekat Sumur Jub, Yusuf diceburkan ke dalamnya. Para saudaranya pulang dengan membawa bajunya yang dilumuri darah binatang.

Budak di Mesir

Selama beberapa hari Yusuf ada di telaga yang dangkal itu. Akhirnya ia ditolong para kafilah. Olehnya, Yusuf dijual sebagai budak di Mesir, dan dibeli Futhifar, pemimpin tentara kerajaan.

Godaan

Bertahun-tahun, Yusuf berada di Mesir. Kini ia menjadi pemuda yang gagah dan tampan. Namun, godaanpun datang dari istri Futhifar yakni Zulaikha. Ia mengajak Yusuf untuk serong. Namun Yusuf menolak dan keluar kamar. Bajunyapun ditarik dari belakang oleh Zulaikha.

Saat itu di depan pintu berdirilah suami Zulaikha. Zulaikha berkata bahwa Yusuf mengajaknya serong. Namun Yusuf menyangkalnya, sehingga didatangkanlah salah satu kerabat. Ia berkata bahwa jika baju Yusuf robek di belakang, Zulaikhalah yang salah. Jika baju Yusuf robek di depan, Yusuflah yang salah. Ternyata baju Yusuf robek di belakang, sehingga ia tak disalahkan.

Tak urung, meski dirahasiakan, aib ini ketahuan orang juga. Zulaikha malu, sehingga ia mengundang sejumlah istri pejabat untuk datang. Saat mereka mengupas buah dengan pisau, Yusuf disuruh tampil ke depan para nyonya. Tanpa sadar, para nyonya itu teriris jarinya, dan diolok Zulaikha, namun akhirnya Zulaikhapun balas diolok.

Penjara

Terpaksalah, walau tak bersalah, Yusuf dipenjarakan untuk melindungi nama baik Futhifar. Di dalam penjara ia menerima wahyu dan menjadi nabi. Beliau berdakwah kepada para tahanan, namun sedikit yang mengikutinya.

Suatu hari Nabo, kepala bagian minuman yang dipenjara, bercerita jika ia bermimpi memeras anggur untuk dijadikan khomar. Sedang Malhab, kepala bagian makanan kue-kue yang dipenjara, bercerita jika ia bermimpi membawa kue di atas kepalanya namun disambar seekor burung. Nabi Yusuf menafsirkan bahwa Nabo akan bebas, sedang Malhab akan dihukum mati. Tafsir mimpi itu terbukti adanya. Kepada Nabo yang keluar, Nabi Yusuf meminta agar ia berusaha meminta pada raja agar Nabi Yusuf bisa keluar, namun Nabo lupa sehingga Nabi Yusuf tetap dalam penjara.

Tafsir mimpi Raja dan menjadi menteri ekonomi Kerajaan

Suatu hari raja bermimpi melihat 7 ekor lembu gemuk dimakan oleh 7 ekor lembu kurus dan melihat 7 tangkai gandum hijau dan 7 tangkai gandum kering. Ia meminta para peramal agar menafsirkan mimpinya, namun tak seorangpun di antara peramal itu yang bisa. Nabo mendengar itu dan ia berkata pada raja bahwa ia memiliki kawan yang masih dalam penjara yang bisa menafsirkan.

Kemudian Raja menyuruh Nabo agar meminta kawannya untuk menafsirkan mimpinya. Nabi Yusuf menafsirkannya pada nabo bahwa kelak Mesir akan subur 7 tahun dan paceklik 7 tahun dan hasil panen selama 7 tahun pertama harus disimpan untuk persediaan untuk 7 tahun masa paceklik.

Lalu Nabo menemui raja dan menceritakannya. Kemudian memintanya agar Nabi Yusuf dibebaskan dan diadili seadil-adilnya sebab beliau tak bersalah. Hal ini dipenuhi, bahkan Nabi Yusuf dinikahkan dengan Zulaikha yang pada saat itu telah menjanda, selain itu, beliau diangkat sebagai Menteri Ekonomi Kerajaan Mesir. Selama 7 tahun pertama, hasil pertanian mulai disimpan untuk persediaan 7 tahun masa paceklik.

Pertemuan dengan ayah dan saudaranya

7 tahun kemudian terjadi paceklik. Untunglah lumbung yang tersedia mencukupi. Paceklik ternyata juga menimpa negeri Palestina, tempat tinggal Nabi Yakub. Beliau meminta para putranya, kecuali Bunyamin, agar ke Mesir.

Di Mesir mereka diterima baik oleh Menteri Ekonomi, dan diberikan padanya yang mereka minta. Nabi Yusuf bertanya tentang keluarga mereka, dan dijawab jika mereka memiliki 11 saudara. 1 orang telah ‘hilang’ dan 1 orang lagi ditinggal di rumah. Nabi Yusuf meminta padanya agar membawa saudara yang ditinggal di rumah.

Sampai di Palestina, mereka memohon pada ayahnya agar diizinkan membawa Bunyamin ke Mesir, namun ditolak. Setelah menipisnya persediaan makanan, mereka hendak ke Mesir dan memohon pada ayahnya agar diizinkan membawa Bunyamin. Dengan berat hati, Nabi Yakub mengizinkan.

Maka pergilah mereka ke Mesir. Di sana, Menteri Ekonomi meminta Bunyamin Bunyamin menginap di rumahnya. Di rumahnya, Menteri Ekonomi menjelaskan bahwa dirinyalah Yusuf yang hilang itu. Lalu, Yusuf merencanakan sebuah cara untuk menahan Bunyamin agar tetap bersamanya.

Suatu hari, pulanglah 11 putra Nabi Yakub ke Mesir. Di tengah jalan, mereka dicegat tentara kerajaan yang hendak menggeledahnya atas tuduhan mencuri piala emas Menteri Ekonomi. Ternyata piala itu ditemukan di karung gandum yang dibawa Bunyamin. Bunyaminpun dibawa ke Mesir dan para saudaranya dipersilakan pulang. Hanya Yahudza yang berinisiatif menemani Bunyamin. Bunyamin sebenarnya mengetahui siasat ini, maksudnya agar ia tetap di Mesir.

Nabi Yakub sedih mendengar Bunyamin tidak bersama para putranya. Padahal para putranya telah berjanji menjaga Bunyamin. Akibatnya Nabi Yakub tambah sedih dan tiap hari menangis di mihrab. Memang sejak hilangnya Yusuf, beliau selalu menangis sehingga matanya buta.

Suatu hari beliau menyuruh para putranya agar mencari Yusuf karena beliau tahu Yusuf masih hidup. Sebelum mencari Yusuf, mereka ke Mesir terlebih dahulu untuk meminta Bunyamin dari Menteri Ekonomi. Setelah mereka berkeluh kesah di depan Menteri Ekonomi, Menteri Ekonomi mengatakan bahwa sebenarnya dialah Yusuf.

Nabi Yusuf memberikan bajunya pada para saudaranya dan meminta untuk diusapkan ke mata ayahnya. Setelah itu pulanglah mereka dan mengusap mata ayahnya dengan baju (gamis) Nabi Yusuf sehingga matanya kembali bisa melihat. Diceritakanlah segalanya tentang Nabi Yusuf, lalu pergilah mereka ke Mesir.

Di Mesir, mereka bertemu dengan Nabi Yusuf. Yusuf merangkul ibu bapaknya (menurut riwayat, ibu yang dimaksud adalah bibinya) dan menaikkan mereka ke atas singgasana. Saudara-saudaranya lantas merebahkan diri seraya sujud (sujud penghormatan) kepada Nabi Yusuf. Itulah tabir mimpi Nabi Yusuf terdahulu, tentang matahari, bulan dan bintang yang bersujud kepadanya.

Wafat

Nabi Yusuf wafat dalam usia 120 tahun. Menurut cerita Isra-iliyat, beliau dimakamkan di Mesir. Pada waktu eksodus dari Mesir, Nabi Musa membawa kerangka Nabi Yusuf untuk kemudian dimakamkan di daerah yang sekarang bernama Nablus, Palestina.