Iskandar dari Johor
Sultan Iskandar bin Sultan Ismail (8 April 1932 – 22 Januari 2010) merupakan Yang di-Pertuan Agong Malaysia yang ke-8, ia berkuasa dari tanggal 26 April 1984 hingga 25 April 1989. Sultan Iskandar berasal dari Johor Darul Ta'zim.
Keluarga
Merupakan putra sulung Sultan Ismail ibni Almarhum Sultan Ibrahim dengan permaisurinya Sultanah Aminah binti Ungku Paduka Bena Sri Maharaja Utama Ahmad, ia dinamai Tunku Mahmood Iskandar.
Sultan Iskandar telah bercerai dengan ibu Tengku Mahkota, Josephine Trevorrow, dan kemudiannya menikah dengan Tengku Zanariah binti Tengku Panglima Raja Ahmad dari kerabat negeri Kelantan. Tengku Zanariah kini merupakan Raja Permaisuri Agong dan Permaisuri Johor.
Tokoh kontroversial
Tokoh yang kontrovesial di Malaysia, Sultan Iskandar menjalani hidup yang berliku. Dilantik sebagai Tunku Mahkota pada 1959, dia disingkirkan dari jabatan tersebut oleh ayahandanya saat didapati bersalah atas tuduhan menyerang oleh pengadilan. Kemudian Sultan Ismail melunak pada akhir hayatnya dan menganugerahi kembali Tunku Mahmood Iskandar pada pangkat dan gelar 10 hari sebelum mangkat.
Berminat pada ketentaraan, Sultan Iskandar sering tidak sejalan dengan Perdana Menteri Tun Dr. Mahathir bin Mohammad ketika ia menjadi Sultan Johor. Walaupun, setelah dilantik sebagai Yang di-Pertuan Agong, Sultan Iskandar berbaikan dengan Perdana Menteri dan ini mencapai puncaknya saat Tun Dr. Mahathir Mohamad dianugerahi darjah pertama kerabat diraja Mahkota Johor, sesuatu yang belum pernah dianugerahkan kepada orang kebanyakan.
Kontroversi logo P&G yang menghebohkan dunia pada 1985 karena dianggap menghina Nabi Muhammad s.a.w. membuatnya tergerak untuk memaksa menutup afiliasi P&G di Malaysia sebelum P&G mengganti logonya. Ia memperbolehkan P&G beroperasi lagi di Malaysia, dengan persyaratan (dalam bahasa Melayu) : "Logo rasmi P&G wajib ditukar dengan logo yang baharu dan logo yang baharu itu tak boleh menghina ugama islam" (bahasa Indonesia : "Logo resmi P&G harus diganti dengan logo yang baru dan logo yang baru itu tidak boleh menghina agama islam").
Referensi
Lihat pula
Pranala luar
- (Inggris)Kesultanan Johor
- (Melayu)Situs resmi Kesultanan Johor
Gelar kebangsawanan | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Sultan Ahmad Shah (Sultan Pahang) |
Yang di-Pertuan Agong (Raja Malaysia) 26 April 1984 – 25 April 1989 |
Diteruskan oleh: Sultan Azlan Shah (Sultan Perak) |
Didahului oleh: Sultan Ismail |
Sultan Johor 1973-2010 |
Diteruskan oleh: Sultan Ibrahim Ismail |