Hari Ini Pasti Menang

film Indonesia

Hari Ini Pasti Menang adalah sebuah film Indonesia yang diproduksi pada Maret 2012 oleh Bogalakon Pictures.[1] Hari Ini Pasti Menang (Gabriel Omar 8) mengisahkan tentang Tim Nasional Indonesia pada tahun 2014.

Hari Ini Pasti Menang
poster Hari Ini Pasti Menang
SutradaraAndibachtiar Yusuf
ProduserMega Setiawati Widjaja
Ditulis olehSwastika Nohara
Andibachtiar Yusuf
PemeranZendhy Zain
Ibnu Jamil
Tika Putri
Mathias Muchus
Ray Sahetapy
Deddy Mahendra Desta
DistributorBogalakon Pictures
Tanggal rilis
Coming Soon February 2013
NegaraIndonesia
BahasaIndonesia

Sinopsis

Gabriel Omar Baskoro adalah penyerang klub Jakarta Metropolitan yang berkompetisi di Liga Utama Indonesia.[2] dan Tim Nasional Indonesia. Bersamanya, Indonesia berhasil lolos untuk pertama kalinya keputaran final Piala Dunia di Brasil dan lolos sampai ke babak perempat final sekaligus meraih torehan gelar pribadi sebagai Pencetak Gol Terbanyak sepanjang turnamen tersebut.[3].

Sekembalinya ke Indonesia, kehidupan Gabriel terombang-ambing antara kemuliaan dan integritas. Desas-desus mengatakan bahwa keberhasilan Gabriel didukung oleh kelompok mafia kejam Indonesia. Gabriel harus memilih untuk hidup dengan pelatih ambisius atau dengan ayahnya. Setiap pilihan memiliki konsekuensinya sendiri. Sementara itu, Andini, seorang jurnalis khusus olahraga melakukan investigasi tentang pengaruh mafia di sepakbola Indonesia. Penyelidikan Andini ini mengarah ke nama Gabriel di antara banyak nama lainnya. Apa yang sebenarnya terjadi pada Gabriel Omar Baskoro, pahlawan nyata dari sepak bola Indonesia, terungkap selama investigasi Andini itu.

Pemeran


Film ini juga dibintangi oleh beberapa pemain bola profesional Indonesia antara lain:

Liga Utama Indonesia

Sesuai hasil Kongres PSSI 1978, kompetisi semi pro di bawah Liga Utama Indonesia adalah Divisi Utama dan Trophy Utama Indonesia. Untuk Divisi Utama, kompetisi penuh dengan diikuti oleh klub semi pro dengan persyaratan ketat sebagai sebuah kesatuan usaha atau perusahaan. Klub tak hanya harus anggota PSSI tapi memiliki struktur lengkap sebagai sebuah perusahaan dengan melakukan penggajian kepada staf dan pengurusnya.

Musim pertama Liga Utama Indonesia, Divisi Utama adalah level tertinggi dengan peserta delapan klub yaitu: PS Jayakarta, Jakarta Metropolitan, Soerabaija Sakti, PS Maung Lodaya Bandung, Propezat Semarang, PS Sawerigading, PS Harimau Medan, dan Bahana Yudha Balikpapan.

Delapan klub ini bertahan selama empat musim dan pada musim 1983/1984 jumlah klub semi pro yang mendaftar bertambah. Balindo sebagai pengelola akhirnya membagi level menjadi dua yaitu Divisi Utama dan Divisi Pratama.

Balindo menetapkan Divisi Utama berjumlah 12 klub dan Divisi Pratama beranggotakan 14 klub. Delapan klub sebelumnya dinyatakan langsung ke Divisi Utama musim 1983/1984, lalu empat sisanya diambil dari klub yang memiliki nilai terbaik dari hasil verifikasi. Empat klub itu antara lain: Ombak Musi Palembang, Mutiara Hitam, Young Citayam, dan PS Dirgantara Madiun.

Format ini bertahan hingga 1989/1990. Bertambahnya klub semi pro dan berkembangnya klub lama menjadi professional, Balindo akhirnya juga berbenah. Kompetisi dan operatornya kini tak lagi berada di bawah PSSI secara pelaksanaan. Kongres PSSI 1990 memutuskan PT Pengelola Liga Utama adalah operator kompetisi professional di Indonesia. Format kompetisi musim 1991/1992 pun memiliki peserta dengan jumlah lebih banyak. Divisi Utama diisi 20 klub dan Divisi Pratama diisi 22 klub.

Untuk klub semi pro dibawah Liga Utama ada dua format kompetisi yaitu Nasional Pro 1 dan Nasional Pro 2. Anggota dua kompetisi itu adalah klub semi pro yang sudah bersiap jadi professional sebagai syarat naik kasta ke Divisi Pratama. Sistem promosi degradasi di Liga Utama dari empat level kompetisi (Divisi Utama, Divisi Pratama, Nasional Pro 1 dan Nasional Pro 2) mulai dari musim 1992/1993 berlangsung dengan normal. Pengelola Liga Utama pun tak perlu lagi melakukan verifikasi fisik ke klub empat level itu setiap musimnya.

Liga Utama Indonesia pun berjalan dengan standar FIFA dan aturan ketat di kompetisinya. Terpilihnya Tauhid Budi Mulia sebagai Ketua PSSI pada 1992 setelah menyingkirkan kandidat lain, Anwar Azis, pada kongres di Raja Ampat, Liga Utama Indonesia semakin berkembang. Tauhid Budi Mulia yang juga salah satu alumnis terbaik lulusan New South Wales (NSW) College, membuat gebrakan baru.

Tauhid memberikan masukan berupa buku putih rencana masa depan sepak bola Indonesia kepada Ir Dedi Syahrizal selaku Direktur Utama PT Pengelola Liga Utama saat itu. Buku putih itu bertitel ”Good Football, Good Nation.” Namun seiring perkembangan jaman, judul buku putih itu menjadi motto Liga Utama Indonesia. Tagline yang biasa disingkat GFGN itu ditetapkan lahir pada 19 Desember 1992.

Klub-klub Liga Utama:

  • - Badai Wamena
  • - Bahana Yudha
  • - Harimau Medan
  • - Jakarta Metropolitan
  • - Jayakarta FC
  • - Maung Lodaya FC
  • - Mahakam Utama
  • - Moraya Minahasa
  • - Mutiara Hitam
  • - MVB
  • - Ombak Musi FC
  • - Persatuan Andalas Padang
  • - PS Tugu Semarang
  • - Pusaka Maluku
  • - Royal Mataram
  • - Sanur Soccer
  • - Satria Rayek
  • - Saweri Gading FC
  • - Singosari Putra Malang
  • - Surabaya Sakti

Referensi

http://amriawan.blogspot.com/2013/02/hari-ini-pasti-menang-indonesia-lolos.html

Pranala luar