Du Fu (Hanzi: 杜甫), 12 Februari, 712-770, merupakan seorang penyair China yang terkenal pada masa dinasti Tang. Bersama dengan Li Bai ( Li Po), Ia sering kali disebut sebagai penyair terbesar China. Ambisinya yang terbesar adalah untuk membantu negerinya dengan menjadi pejabat negara yang sukses, namun Ia tidak mampu untuk memenuhi ambisinya tersebut. Hidupnya, seperti juga seluruh negeri pada saat itu, hancur karena pemberontakan An Lu Shan yang terjadi pada tahun 755, dan 15 tahun terakhir dari masa hidupnya penuh dengan pergolakan politik.

Du Fu
Tak ada gambar Du Fu yang dibuat pada masanya; ini adalah impresi pelukis di kemudian hari
Tak ada gambar Du Fu yang dibuat pada masanya; ini adalah impresi pelukis di kemudian hari
Lahir12 Februari 712
Meninggal770
PekerjaanPenyair

Walaupun pada awalnya ia tidak terlalu dikenal, namun karya-karyanya membawa pengaruh yang besar bagi budaya China dan Jepang. Ia disebut sebagai penyair sejarah dan penyair bijak oleh para kritikus China. Di dunia barat karya-karyanya disetarakan dengan Shakespeare, Hugo, Horace, dan penyair besar lainnya.

Ia terkenal dengan karyanya “Tiga Pembesar” dan “Tiga Perpisahan”

Masa hidup

Apa yang kita ketahui dari kehidupan Du Fu didapat dari puisi-puisinya. Seperti kebanyakan penyair China lainnya, Du Fu berasal dari keluarga bangsawan yang telah jatuh miskin. Ia lahir pada tahun 712 di daerah sekitar Luoyang, provinsi Henan sekarang.

 
Tiongkok di masa Du Fu

Tidak lama setelah ia lahir, ibunya meninggal, Du Fu pun dibesarkan oleh bibinya. Ia mempunyai seorang kakak lelaki yang meninggal dunia ketika masih muda. Ia juga mempunyai 3 saudara tiri laki-laki dan seorang saudara tiri perempuan yang sering disebutkannya dalam puisi-puisi karangannya, meskipun ia tak pernah menyebut-nyebut ibu tirinya.

Sebagai seorang anak sarjana dan pejabat kecil, masa kecilnya dihabiskan dengan pendidikan standar bagi calon pejabat negara, yaitu mempelajari dan menghafalkan tulisan-tulisan klasik Kong Hu Cu tentang filsafat sejarah dan puisi. Du Fu mengatakan bahwa, ia telah membuat beberapa puisi yang baik pada masa remajanya, namun puisi-puisi ini hilang.

Awal tahun 730-an, Du Fu mengunjungi daerah Jiangsu dan Zhejiang. Puisi-puisi awalnya yang masih tertinggal melukiskan suatu pertandingan puisi, diperkirakan dari periode ini, yaitu sekitar tahun 735 M. Pada tahun itu juga ia pergi ke Chang'an untuk mengikuti ujian kenegaraan, namun ia gagal. Hung menyimpulkan bahwa alasan kegagalan Du Fu adalah karena gaya prosanya pada masa itu terlalu dangkal dan tidak jelas, sementara Chou beranggapan bahwa kegagalan Du Fu dalam memelihara hubungan dan jaringan di ibukota merupakan alasan utama tidak berhasilnya Du Fu dalam ujian negara. Setelah kegagalan ini Du Fu kembali melakukan perjalanan dan mengunjungi Shandong dan Hebei.

Sekitar tahun 740 M ayah Du Fu meninggal. Dengan kepergian ayahnya ia bisa mendapatkan kedudukan di pemerintah, namun Ia memberikan jabatan tersebut kepada salah satu saudara tirinya. Ia menghabiskan 4 tahun tinggal didaerah Luoyang, mengerjakan kewajibannya dalam urusan keluarga.

Pada musim semi tahun 744 M, Du Fu bertemu dengan Li Bai untuk pertama kalinya, kedua penyair ini membentuk suatu hubungan pertemanan, walaupun hanya dari satu sisi. Du Fu lebih muda beberapa tahun dari Li Bai, yang pada saat itu sudah menjadi seorang penyair yang terkenal. Ada sekitar 12 puisi mengenai dan kepada Li Bai dari Du Fu, tapi hanya dari sisi Du Fu saja. Mereka bertemu sekali lagi pada tahun 745 M.

Pada Tahun 746 M, Du Fu pindah ke ibukota untuk membangkitkan kembali karirnya. Pada tahun berikutnya Ia mengikuti ujian negaranya yang kedua, namun semua kandidat tidak diluluskan oleh perdana menteri (sebagai aksi pencegahan adanya rival dari kadidat yang lulus). Setelah itu ia tidak pernah lagi mencoba untuk ikut ujian negara.

Ia menikah sekitar tahun 752 M, dan pada tahun 757 M Ia mempunyai lima orang anak, tiga anak laki-laki dan dua anak perempuan, namun salah satu anak laki-lakinya meninggal pada saat balita. Sejak tahun 754 M Ia mulai mempunyai masalah dengan pernapasannya, pertama dari sekian banyak penyakit yang mengikutinya sepanjang masa hidupnya. Pada tahun 755 ia mendapatkan sebuah posisi kecil di kantor komandan di istana putra mahkota, namun belum saja ia mulai bekerja pergolakan politik pun terjadi.

Pemberontakan An Lu shan yang terjadi pada tahun 755 M dan baru bisa dipadamkan 8 tahun kemudian, telah mengakibatkan perubahan yang drastis pada masyarakat China. Sensus pada tahun 754 M menunjukan populasi sebesar 52,9 juta jiwa, namun pada tahun 764 M berkurang sampai dengan 16,9 juta jiwa. Pada periode inilah Du Fu menjalani hidup yang tidak pasti karena adanya perang yang juga mengakibatkan kelaparan dan goncangan politik. Namun pada periode ini pulalah Du Fu mengembangkan dirinya sebagai penyair, banyak puisi-puisinya yang terkenal ditulisnya pada periode ini.

Pada masa perang ini Du Fu tetap setia pada kekaisaran, Ia diberi jabatan pada tahun 757 M, tetapi bukan jabatan penting. Tahun 760 M, Ia pindah ke Chengdu, dan menghabiskan 4 tahun disana. Walaupun hidup dengan sangat kekurangan namun hari-harinya di Chengdu merupakan masa yang paling bahagia.

Pada tahun 765 M, Du Fu berusaha kembali ke Luoyang, daerah kelahirannya, yang sudah direbut kembali oleh pemerintah. Karena kondisinya yang lemah dan penyakitan, Du Fu dan keluarganya menetap di Kuizhou selama dua tahun, periode ini merupakan masa terakhir bagi puisi-puisi Du Fu, Ia menulis 400 puisi. Maret, 768 M Ia dan keluarganya melanjutkan perjalanan, Du Fu meninggal pada tahun 770 M, saat Ia berusia 59 tahun di Tanzhou ( Sekarang Changsha).

Karya

 
Bagian dari puisi Du Fu "Tentang Kunjungan ke Kuil Laozi", seperti yang disalin oleh seorang penulis kaligrafi abad ke-16.

Karya-karya Du Fu terpusat pada alur sejarah, pengaruh moral dan keahliannya dalan menulis.

Sejak jaman dinasti Song, Du Fu sering disebut sebagai “Penyair Sejarah” (诗史shī shǐ). Puisi-puisinya mengomentari taktik militer atau kesuksesan atau kegaggalan dari pemerintah, juga puisi nasihat yang ditulisnya untuk kaisar. Secara tidak langsung, ia menulis mengenai pengaruh ketidakstabilan politik yang terjadi pada saat itu kepada dirinya dan juga rakyat China lainya. Komentar politik Du Fu lebih berdasarkan emosi, bukan kalkulasi: anjuran-anjurannya telah diparafrasekan demikian, "Marilah kita mengurangi sikap mementingkan diri sendiri, marilah kita melakukan apa yang harus kita lakukan". (Chou hlm. 16) Namun, karena pandangan-pandangannya sulit dibantah, pemahamannya tentang apa yang baik yang dinyatakannya dengan kuat memungkinkan ia diangkat sebagai tokoh utama dalam sejarah puisi Tiongkok.

Pengaruh

Pada masa hidupnya karya-karya Du Fu tidak banyak dikenal dan lebih banyak tidak dihiraukan. Namun karya-karya mulai dinikmati pada abad ke 9 M, setelah memasuki abad ke 11, ketika masa dinasti song selatan, puisi dan tulisan karya Du Fu mencapai puncaknya. Perkembangan neo-konfusianisme pada masa itu juga mempengaruhi kepopuleran karya-karya Du Fu. Ia dianggap sebagai contoh puitis dari neo-konfusianisme.

kemampuannya untuk merangkul dua oposisi, kaum konservatif yang tertarik dengan kesetiaannya terhadap negara dan kaum radikal yang tertarik dengan perhatiannya pada kaum miskin, juga membantu menyebarkan pengaruhnya di masyarakta China pada masa itu.

Pada masa Republik Rakyat China, karya Du Fu yang lebih banyak menceritakan tentang penderitaan rakyat dan tentang kesetiaan pada negara, juga dalam menggunakan bahasa rakyat menjadi salah satu daya tarik masyarakat China.

Lihat pula

Rujukan

  • Ch'en Wen-hua. T'ang Sung tzu-liao k'ao.
  • Chou, Eva Shan; (1995). Reconsidering Tu Fu: Literary Greatness and Cultural Context. Cambridge University Press. ISBN 0-521-44039-4.
  • Cooper, Arthur (translator); (1986). Li Po and Tu Fu: Poems. Viking Press. ISBN 0-14-044272-3.
  • Hawkes, David; (1967). A Little Primer of Tu Fu. Oxford University Press. ISBN 962-7255-02-5.
  • Hung, William; (1952). Tu Fu: China's Greatest Poet. Harvard University Press. ISBN 0-7581-4322-2.
  • McCraw, David; (1992). Du Fu's Laments from the South. University of Hawaii Press. ISBN 0824814223.
  • Owen, Stephen (editor); (1997). An Anthology of Chinese Literature: Beginnings to 1911. W.W. Norton & Company. ISBN 0-393-97106-6.
  • Rexroth, Kenneth (translator); (1971). One Hundred Poems From the Chinese. New Directions Press. ISBN 0811201805{
  • Watson, Burton (editor); (1984). The Columbia Book of Chinese Poetry. Columbia University Press. ISBN 0-231-05683-4.
  • Watson, Burton (translator); (2002). The Selected Poems of Du Fu. Columbia University Press. ISBN 0-231-12829-0.

Pranala luar