Hari Raya Semua Orang Kudus

Revisi sejak 11 Februari 2013 13.33 oleh Naval Scene (bicara | kontrib)

Hari Raya Semua Orang Kudus (bahasa Inggris: All Saints' Day, All Hallows, Solemnity of All Saints, The Feast of All Saints)[3] adalah suatu perayaan keagamaan yang dirayakan pada tanggal 1 November di sebagian Kekristenan Barat, dan pada hari Minggu pertama setelah Pentakosta di Kekristenan Timur, untuk menghormati semua orang kudus baik yang dikenal maupun yang tidak dikenal. Hari Raya Semua Orang Kudus adalah hari kedua Hallowmas,[4] perayaannya dimulai saat matahari terbenam pada tanggal 31 Oktober (dirayakan sebagai Halloween) dan selesai saat matahari terbenam pada tanggal 1 November. Perayaan ini adalah satu hari sebelum perayaan Hari Arwah Semua Orang Beriman.

Hari Raya Semua Orang Kudus
Lukisan oleh Fra Angelico
Nama lainAll Hallows
Dirayakan olehGereja Katolik,
Gereja Ortodoks,
Komuni Anglikan,
Lutheranisme[1]
dan Methodisme,[2]
dan denominasi Kristen lainnya
Warna liturgiPutih
JenisKristen
KegiatanKebaktian/misa
Tanggal1 November (Kekristenan Barat)
Minggu setelah Pentakosta (Kekristenan Timur)
Terkait denganHallowmas
Halloween
Hari Para Arwah

Dalam teologi Kristen Barat, hari ini memperingati semua orang yang telah mencapai visi beatifis di surga. Ia merupakan hari libur nasional di negara-negara yang penduduknya secara historis banyak beragama Katolik. Dalam Gereja Katolik dan banyak kelompok Gereja Anglikan, hari berikutnya khusus memperingati orang-orang beriman yang meninggal namun belum dimurnikan dan belum masuk surga. Umat Kristen yang merayakan Hari Raya Semua Orang Kudus melakukannya dengan dasar keyakinan bahwa terdapat ikatan spiritual doa antara umat yang berada dalam api penyucian (Ecclesia Penitens), umat yang berada di surga (Ecclesia Triumphans), serta umat yang masih hidup (Ecclesia Militans). Berbagai tradisi Kristen mendefinisikan, mengingat, dan menanggapi orang-orang kudus secara berbeda-beda. Misalnya dalam Gereja Methodis, istilah "orang kudus" mengacu pada semua orang Kristen, dan oleh karenanya maka Hari Raya Semua Orang Kudus adalah hari untuk menghormati dan mengenang Gereja secara universal, termasuk pula terhadap para anggota jemaat lokal yang telah meninggal dunia.[2][5]

Referensi

  1. ^ Marty, Martin E. (2007). Lutheran questions, Lutheran answers : exploring Christian faith. Minneapolis: Augsburg Fortress. hlm. 127. ISBN 978-0-8066-5350-1. Diakses tanggal 1 November 2011. All Lutherans celebrate All Saints Day, and many sing, "For all the saints, who from their labors rest. . ." 
  2. ^ a b Laura Huff Hileman (2003). "What is All Saint's Day?". The Upper Room (United Methodist Church). Diakses tanggal 31 October 2011. Saints are just people who are trying to listen to God's word and live God's call. This is "the communion of saints" that we speak of in the Apostle's Creed -- that fellowship of believers that reaches beyond time and place, even beyond death. Remembering the saints who have helped extend and enliven God's kingdom is what All Saints' Day is about. 
  3. ^ The Anglican Service Book (dalam bahasa English). Good Shepherd Press. 1 September 1991. hlm. 677. ISBN 0962995509. Diakses tanggal 3 November 2012. 
  4. ^ Bannatyne, Lesley Pratt (1 August 1998). Halloween: An American Holiday, an American History (dalam bahasa English). Pelican Publishing. hlm. 12. ISBN 1565543467. Diakses tanggal 1 November 2012. The Church brought its saints' celebrations to every new land it conquered. The celebrations on the eve of All Saints, All Saints' Day and All Souls' Day (the three were referred to as Hallowmas) spread throughout Europe. From the British Isles to France to Poland and Italy, the religious remembrance of the ancestral dead became an annual celebration of major importance. 
  5. ^ The Rev. J. Richard Peck (2011). "Do United Methodists believe in saints?". United Methodist Church. Diakses tanggal 31 October 2011. We also recognize and celebrate All Saints' Day (Nov. 1) and "all the saints who from their labors rest." United Methodists call people "saints" because they exemplified the Christian life. In this sense, every Christian can be considered a saint. 

Pranala luar