Jayakatwang

Revisi sejak 2 April 2007 08.28 oleh Sentausa (bicara | kontrib) (keluarga & saat meninggal, +referensi)

Jayakatwang atau disebut juga Jayakatyeng, Aji Katong, atau Haji Katang adalah menantu raja Singhasari Wisnuwardhana, dan menjadi penguasa lokal di bawah Kerajaan Singhasari. Jayakatwang memerintah di Gelang-Gelang atau Daha sejak tahun 1271.

Jayakatwang masih keturunan raja-raja kuno Kadiri. Ia beristrikan Turukbali, yang adalah saudara perempuan Kertanagara. Selain itu, putra Jayakatwang bernama Arddharaja.

Jayakatwang kurang suka dengan peralihan kekuasaan dari Wisnuwardhana ke Kertanagara, karena ia mengklaim sebagai keturunan langsung Kadiri, serta ingin melakukan balas dendam terhadap Singhasari yang telah menghancurkan Kadiri. Jayakatwang kemudian memberontak terhadap Singasari. Kertanagara akhirnya meninggal dalam pemberontakan tersebut (1292).

Setelah itu, pada awal tahun 1293, pasukan Mongol mendarat di Tuban dengan tujuan membalas perlakuan Kertanagara yang dahulu pernah menolak membayar upeti terhadap Mongol. Namun, Kertanagara telah tiada. Raden Wijaya, menantu Kertanagara, memanfaatkan bersekutu dengan Mongol untuk menyerang Jayakatwang yang menduduki Singhasari. Aliansi Mongol dan Raden Wijaya kemudian menyerang Jayakatwang di Daha (Kediri). Jayakatwang kemudian menyerah. Pertempuran ini mengklaim telah menewaskan 5000 rakyat Kediri.

Menurut kitab Pararaton dan Kidung Panji Wijayakrama, Jayakatwang yang telah menyerah lalu ditawan di benteng pertahanan Mongol di Hujung Galuh. Ia meninggal di dalam tahanan.

Referensi

  • Poesponegoro, M.D., Notosusanto, N. (editor utama). Sejarah Nasional Indonesia. Edisi ke-4. Jilid II. Jakarta: Balai Pustaka, 1990.

Lihat pula