Da Bo Gong
Da Bo Gong (Fujian/Hokkian: Toa Pe Kong; Pinyin: 大伯公) merupakan Dewa Air yang dikenal di wilayah Malaya dan Indonesia. Beliau dipuja semenjak zaman Dinasti Song oleh para pelaut demi keamanan pelayaran. Para imigran China yang bekerja di perkebunan lada di Semenanjung Malaya mulai memuja beliau pada awal abad 19.
Etimologi
Da memiliki arti Besar/Tertua. Bo memiliki arti Kakak. Gong memiliki arti Kakek. Pengertian Da Bo Gong secara keseluruhan adalah Kakak Tertua dari Kakek. Sebutan tersebut merupakan sebutan paling terhormat karena kultur masyarakat China yang menghormati orang yang lebih tua.
Biografi
Terdapat dua versi sejarah tentang kehidupan Da Bo Gong sebelum diangkat menjadi Dewa. Kisah pertama menyebutkan bahwa beliau adalah seorang pelaut dari Fujian yang memperoleh mimpi bahwa di tengah laut terdapat seseorang yang mengapung dalam kondisi keracunan. Ia menemukan dan menyedot racun dari mulut korban sehingga selamat, tapi dirinya sendiri meninggal. Masyarakat kemudian memujanya untuk mengenang keberanian serta pengorbanan beliau. Kisah lain menyebutkan bahwa beliau adalah seorang pelajar Fujian yang lari ke Malaysia pada masa pemerintahan Kaisar Qian Long (1736-1790). Ia digambarkan sebagai pria yang jujur, berbudi, ramah, dan berjenggot panjang [1].
Daftar Klenteng
Klenteng utama yang memuja Da Bo Gong adalah Klenteng Fo Shan Ting Da Bo Gong yang terletak di Pulau Kusu, Singapura.
Kultus
Da Bo Gong merupakan Dewa Air yang melindungi keselamatan dalam pelayaran. Beliau juga dipuja para imigran China yang bekerja di Perkebunan Lada dikarenakan banyak yang meninggal akibat malaria serta penyakit iklim tropis lainnya. Masyarakat menyebut beliau sebagai Dewa Perdagangan dan Kekayaan.
Banyak yang mengira bahwa Da Bo Gong merupakan Dewa Rezeki. Sebenarnya, Da Bo Gong merupakan pelindung para pekerja keras dari sakit dan kecelakaan sehingga mereka dapat memperoleh kekayaan. Beliau akan memberkahi umat orang-orang yang berhati serta banyak melakukan perbuatan mulia [2].
Lihat Pula
Catatan Kaki
- ^ Dewa-Dewi Kelenteng, Penerbit: Kelenteng Sam Po Kong, Semarang.
- ^ Bryan Lao Shi. 2009. Da Bo Gong