Wikipedia:Bak pasir
The Adventures Of Wanara adalah seri novel fiksi fantasi yang mengkisahkan perjalanan hidup seorang wanara kera yang bernama Naradja pada masa satu milenium setelah era ramayana.
Synopsis : Pada masa Satu milenium setelah era Ramayana, ras asura dan keturunannya terus diburu. Mereka dibantai di mana-mana. Hanya di Alengka, negara leluhur para asura, mereka bisa hidup tenang. Itu pun bukan jaminan, sebab, sebuah organisasi bawah tanah bernama Raksasaghna telah lama bersumpah untuk melenyapkan ras kroni dan cucu-cicit Prabu Rahwana itu dari Bumi Varadwipa. Pada masa itulah, seorang bayi blasteran asura, wanara dan mannusa lahir. Naradja, namanya. Badawang, seorang marsekal, melihat potensi anak petani ubi itu. Ia pun berspekulasi menarik Naradja menjadi salah satu tarunanya di Akademi Angkatan Udara Kurmapati. Pilihannya tak salah, karena wanara kera itu kemudian memang tumbuh menjadi seorang penunggang garuda yang menonjol. Tapi darah muda Naradja terus bergolak oleh rasa penasaran yang meledak-ledak. Di suatu musim liburan, ia nekat mengajak keempat kawannya pergi melihat dunia luar. Tanpa izin Akademi, tanpa izin orangtua, mereka terbang ke berbagai negara mencari delapan elemen Hasta-brata. Tak jarang, nyawa menjadi taruhannya. Namun betapapun menggetarkannya petualangan itu, Naradja tak pernah tahu, kehidupan ini tak pernah sesederhana yang terlihat.
Garis Keturunan Naradja
3 gen murni keturunan ras asura (Rahwana), ras mannusa (Rama), dan ras wanara (Hanoman) dalam diri Naradja seperti ramalan Wanamanusura yang diyakini bangsa Kamyaka. Keterangan:
1.Mannusha Race: Rama dan Dewi Shinta memiliki anak kembar Lawa dan Kusa. Dari Kusa lahirlah keturunan 14 generasi yaitu Bimata yang kemudian menikah dengan Dewi Locita dari Ras Asura.
2.Asura Race: Rahwana dan Dewi Kanung yang memiliki anak bernama Indrajit. Indrajit menikahi Dewi Indrarum dan dari keturunannya lahirlah Dewi Locita yang kemudian menikah dengan Bimata dari Ras Mannusha.
3.Wanara Race: Hanoman memiliki 2 istri yaitu Trijata dan Purwati. Dari Purwati ia melahirkan Purwaganti yang kemudian dari keturunannya lahirlah Ranila yang menjadi presiden di Republik Kiskenda. Ranila kemudian menikah dengan Tarani. Pernikahan mereka melahirkan Narapati. Narapati kemudian menikah dengan Putri Anindya (Ras Asura – Mannusha) dan lahirlah Naradja.
Sejarah lahirnya cerita The Adventure of Wanara
Bagi Adhicipta Raharja Wirawan, M.Ak dan Bonnie Soeherman, Ph.D (cand), modal berlimpah bukan yang terpenting dalam merintis usaha. Ide segar, kreativitas tanpa batas dan kerja keras penuh determinasi justru lebih menentukan arah sukses. —- From zero to hero. Mengirim beberapa proposal dengan penuh keyakinan akan memenangi Kompetisi Serial Animasi Indonesia 2011 yang dihelat oleh Kementerian Perdagangan di Jakarta, ternyata gagal. Tetapi bagi Adhi dan Bonnie—pendiri studio Mechanimotion dan sekolah komik & animasi: Animotion Academy–patah harapan tidak ada dalam kamus mereka.
Beberapa bulan kemudian mereka mengikuti kompetisi yang digelar oleh PT Telkom Indonesia Tbk. Kali ini berhasil. Adhi dan Bonnie memeroleh pendanaan modal ventura untuk mengembangkan bisnis kreatif berupa novel, komik interaktif, game dan animasi dari kompetisi bergengsi Telkom Indigo Venture tahun 2012. “Yang membanggakan, kemenangan itu diraih walau di antara empat finalis Telkom, hanya kami yang mengusung prototipe, mengusung visi dan mimpi. Kontestan lain telah menyodorkan produk jadi,” ujar Adhi. Mereka juga menjadi satu-satunya finalis Telkom Indigo Venture 2012 yang berasal dari Kota Pahlawan. Dari kemenangan tersebut, dua dosen Fakultas Bisnis sebuah universitas ternama di Surabaya itu, mendanai pembangunan studio dan membeli seperangkat komputer multimedia. Studio ini diberi nama Mechanimotion. Selain itu di lokasi yang sama juga digunakan untuk kursus animasi dan diberi nama Animotion Academy di kawasan Tenggilis, Surabaya. Namun, jangan buru-buru mengira ruangannya berlokasi di gedung megah yang didedikasikan khusus untuk aktivitas tersebut. Ruangannya sempit, yang dulunya bekas wartel. Ya, dari sebuah ruang sempit bekas wartel, sekarang mereka bahkan berusaha menembus pasar animasi Jepang yang sangat kompetitif itu. Cikal-bakal Studio Mechanimotion mulai tersemai benihnya ketika keduanya secara bersama-sama menulis buku berjudul Mastering Chibi Character. Buku yang diterbitkan oleh Elex Media Komputindo (Kelompok Kompas Gramedia) pada 2009 itu menguraikan tentang trik pembuatan karakter kartun wayang dengan style kontemporer.
Mereka memilih wayang karena wayang selama ini dianggap kuno, didominasi oleh kaum tua. Idealisme di baliknya, mereka ingin wayang tidak punah dan bisa digemari generasi muda yang lekat dengan hi-tech. Ternyata Mastering Chibi Character direspons bagus. Dijual dengan harga Rp 49.800,- per eksemplar, buku tersebut telah dicetak sebanyak 6.235 kopi atau menghasilkan penjualan senilai Rp 310,5 juta. Raihan omzet yang tergolong prima di tengah lesunya industri perbukuan di Tanah Air. Buku bertema sejenis yang telah ditulis Bonnie adalah Comic Special Effect yang juga diterbitkan oleh Elex Media pada 2008. Comic Special Effect berisikan tutorial menggambar dengan style manga Jepang yang menekankan efek komik seperti bentuk huruf (font) serta efek lain pada komik. Mengetahui prospek cerah dari hasil tes pasar berupa buku, Adhi dan Bonnie lalu mantap terjun lebih serius dengan mengikuti lomba yang mengambil karakter dari buku ini. Lomba level nasional bertajukKompetisi Serial Animasi Indonesia 2011 itu digelar oleh Kementerian Perdagangan di Jakarta. Mereka terpilih menjadi peserta mewakili kawasan Timur Indonesia. “Meski saat itu belum menang, saya yakin inilah awal dari usaha studio animasi kami,” terang Adhi. Lewat lomba ini, Adhi dan Bonnie juga berkesempatan melakukan riset produk. Riset pasar penting untuk menguji apakah suatu industri tertentu nantinya layak digeluti. Setahun sebelumnya (2010), Adhi bersama rekan-rekannya mengikuti event Telkom Indigo Fellowship, yakni ajang pencarian kreator konten digital yang nantinya akan difasilitasi menjadi produk jadi. Saat itu, mereka mengkreasi Animo (Animasi Motivasi). Animo ini berupa animasi pendek berisikan motivasi bagi anak-anak. Namun, Animo belum berhasil lolos hingga ke tingkat inkubasi bisnis. Pada 2011, mereka kembali menjadi peserta Telkom Indigo Fellowship. Lolos dari sana, bersama 11 pemenang lainnya mereka lantas berkompetisi untuk mendapatkan ventura alias pendanaan bisnis start-updari Telkom. Akhirnya, di 2012, Adhi dan Bonnie berhasil memeroleh Telkom Indigo Venture bersama tiga kontestan lain. Di Telkom Indigo Venture 2012, mereka ditantang dewan juri untuk tidak hanya memproduksi komik, tetapi juga game, animasi dan novel. Alhasil, sekuel bertitel The Adventures of Wanara (Petualangan Manusia Berekor Kera) tengah dipersiapkan untuk disajikan dalam berbagai format, mulai novel, komik strip, game mobile, hingga animasi. Semuanya dikerjakan secara terpisah dan dihasilkan secara bertahap. Titik balik kebangkitan yang berangkat dari sekuel petualangan manusia berekor kera bak mengingatkan Adhi dan Bonnie akan garis keberuntungan Walt Disney. “Kata-kata dari Walt Disney begitu menginspirasi kami….Aku harap kita tidak lupa akan satu hal, bahwa ini semua berawal dari seekor tikus,” terang Adhi. Bidik Pasar Luar Negeri Berbekal dana ventura dari Indigo Venture, The Adventures of Wanara siap merilis produk pertamanya yakni komik strip dengan ilustrator Bonnie. Selain itu, Mechanimotion juga menyiapkan game mobilebertemakan The Adventures of Wanara untuk platform iOS dan Android. Tahap ketiga adalah animasi.
Menyadari pasar luar negeri sejatinya adalah target paling potensial bagi produk industri kreatif game dan animasi, Adhi dan Bonnie memosisikan gameAdventures of Wanara sebagai game dengan jangkauan pemasaran global. Mereka akan membuat versi internasional dan versi Jepang-nya. Yang membedakan kedua versi adalah pada fitur dan bahasa. Kerjasama dengan Game Developer di Jepang Dalam upaya mengakselerasi penyelesaian sekuel Adventures of Wanara, Adhi dan Bonnie menjalin kerjasama dengan beberapa studio di Tanah Air. Bahkan juga dengan pengembang game dari Jepang. Mechanimotion Studio antara lain bekerjasama dengan Elventales Studio, pengembang game di Surabaya. Kerjasama dimulai sejak Juni 2012 untuk jangka waktu 1,5 tahun. Elventales mengembangkan game dan komik interaktif Adventures of Wanara di platform iOS dan Android. Kerjasama juga dilakukan dengan Moon Eclipse Studio di Surabaya untuk memproduksi komik berwarna. Sedangkan dengan OHA Studio-Bandung, Mechanimotion berkolaborasi untuk mengembangkan animasi 3D dengan durasi 90 menit. Dalam seluruh kerjasama tersebut plot permainan dan desain karakter berasal dari Mechanimotion. Guna lebih memperkuat kreativitas dan kualitas game, kerjasama juga dilakukan dengan game developerdari Indonesia yang tinggal dan bekerja di Jepang, yakni David Samuel. David, yang tengah menempuh program pascasarjana di Universitas Osaka, akan mengkreasi Adventures of Wanara versi komik interaktif di platform iOS. Yang menarik, komik interaktif ini nantinya dilengkapi dengan mini-game. Fokus Kembangkan Animasi dari Epik Ramayana Terkait dengan epik alias kisah kepahlawanan Ramayana, The Adventures of Wanara bercerita mengenai seorang bocah dari keturunan monyet atau wanara bernama Naradja. Naradja lahir dan menjadi pertemuan dari dua garis keturunan yang jauh bertolak belakang, yakni antara Anoman dengan Rahwana. Kisah ini berputar mengenai usahanya untuk mencegah kebangkitan raja iblis dari dalam dirinya. Namun, karena pertimbangan kepekaan toleransi agama, karakter Anoman akhirnya digantikan dengan Wanara (bahasa Sansekerta yang artinya manusia berekor kera). Judul awal yang sempat dipakai, yakniThe Adventures of Anoman pun diganti menjadi The Adventures of Wanara karena pertimbangan ini. Meski goresan-goresan karakternya bernuansa manga Jepang yang populer itu, Adhi dan Bonnie sangat berkomitmen mempromosikan budaya bangsa. Dengan inti cerita pada epik Ramayana, Adhi dan Bonnie menyertakan aspek kreatif dengan mengkreasi alur cerita sendiri. Plotnya adalah seribu tahun setelah era Ramayana di mana teknologi sudah canggih, bentuk pemerintahannya sudah republik, tetapi mistik, sihir dan hewan-hewan mitologinya tetap dipertahankan.Dari segi cerita, Adhi dan Bonnie sengaja tidak mengutak-atik pakem cerita Ramayana yang sudah ada. Mereka hanya membuat kisah yang tidak terkait. Selain itu, Adhi dan Bonnie tertarik dengan epik Ramayana tersebut karena di dalamnya terkandung nilai-nilai pesan moral orisinal nan mulia di tengah berbagai permasalahan bangsa. Intinya, bagaimana supaya nilai moral yang luhur dari kisah yang luar biasa ini tetap bisa diteruskan kepada generasi masa kini, sehingga mereka memutuskan mengemas ulang dengan memanfaatkan popularitas animasi di kalangan kaum muda. Misalnya, konsep Astabrata atau delapan sifat kepemimpinan Jawa yang di Ramayana versi India justru tidak ada, karena bersumber dari wayang purwa (wayang Jawa).