Hugo Chávez

Mantan Presiden Venezuela
Revisi sejak 6 Maret 2013 20.17 oleh TjBot (bicara | kontrib) (r2.7.2) (bot Menambah: als:Hugo Chávez)

Hugo Rafael Chávez Frías (pengucapan bahasa Spanyol: [ˈuɣo rafaˈel ˈtʃaβes ˈfɾi.as] (28 Juli 1954 – 5 Maret 2013) adalah Presiden Venezuela yang menjabat sejak tahun 1999 sampai meninggal dunia pada tahun 2013. Sebagai pimpinan Revolusi Bolivar, Chávez mempromotori visi demokrasi sosialis,[1] integrasi Amerika Latin, dan anti-imperialisme. Ia juga tajam mengkritik globalisasi neoliberal dan kebijakan luar negeri Amerika Serikat.[2]

Hugo Chávez
Chávez pada April 2010
Presiden Venezuela
Masa jabatan
2 Februari 1999 – 5 Maret 2013
Wakil PresidenJulián Isaías Rodríguez Diaz
Adina Bastidas
Diosdado Cabello
José Vicente Rangel
Jorge Rodríguez
Ramón Carrizales
Elías Jaua
Nicolás Maduro
Sebelum
Pengganti
Nicolás Maduro (sementara)
Informasi pribadi
Lahir
Hugo Rafael Chávez Frías

(1954-07-28)28 Juli 1954
Sabaneta, Venezuela
Meninggal5 Maret 2013(2013-03-05) (umur 58)
Caracas, Venezuela
Partai politikGerakan Republik Kelima (1997–2008)
PSUV (2008–2013)
Afiliasi politik
lainnya
Tiang Patriotik Besar (2011–2013)
Suami/istriNancy Colmenares (cerai)
Marisabel Rodríguez (1997–2004)
Alma materAkademi Militer Venezuela
Tanda tangan
Karier militer
Pihak Venezuela
Dinas/cabangBerkas:Military shield of venezuela.png Angkatan Darat Venezuela
Pangkat Letnan Kolonel
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Dia adalah presiden sejak tahun 1998. Dia adalah putra seorang guru dan lulusan Akademi Militer. Chavez meraih gelar insinyur tahun 1975 dan ia penggemar berat olahraga bisbol.

Setelah terpilih sebagai presiden tahun 1998, ia berkali-kali mengalami guncangan pemerintahan. Ia diancam dibunuh (2000). Tetapi, ia mendapatkan mandat enam tahun masa jabatan pada tahun tersebut guna melakukan reformasi politik.

Pada 14 November 2001, Presiden Hugo Chavez mengumumkan serangkaian tindakan yang bertujuan merangsang pertumbuhan ekonomi termasuk di antaranya mengundangkan Undang-undang Reformasi kepemilikan tanah yang menetapkan bagaimana pemerintah bisa mengambil alih lahan-lahan tidur, tanah milik swasta, serta mengundangkan Undang-undang Hidrokarbon yang menjanjikan royalti fleksibel bagi perusahaan-perusahaan yang mengiperasikan tambang minyak milik pemerintah.

Kebijakan ekonomi yang dinilai kontroversial terutama menyangkut Undang-undang Reformasi kepemilikan tanah, di antaranya memberi kekuasaan pada pemerintah untuk mengambil alih perusahaan-perusahaan real estate yang luas dan tanah-tanah pertanian yang dianggap kurang produktif mengundang protes jutaan orang di ibukota, Caracas (11 Desember 2001). Selain, mata uang Bolivar jatuh terpuruk 25% terhadap dolar AS setelah pemerintah menghapuskan kontrol terhadap nilai tukar uang yang sudah dipertahankan lima tahun.

Bulan April 2002, sekitar 150.000 orang berunjuk rasa, yang dipelopori oleh Carlos Ortega dan Pedro Carmona, yang bertujuan untuk mendukung pemogokan dan protes minyak. Sementara pada waktu yang hampir bersamaan, ribuan pendukung Chavez berada di sekitar istana, menunjukkan kesetiaan mereka pada presiden yang terpilih dengan demokratis tersebut.

Secara sepihak, pihak oposisi yang melancarkan demo pemogokan tersebut tiba-tiba mengubah rute yang sudah ditentukan, berputar ke arah istana sehingga kekhawatiran akan terjadinya bentrokan memacu protes dari wali kota Caracas pada Carlos Ortega sebagai orang yang dianggap bertanggung-jawab pada demonstran yang dibawanya.

Bentrokan pun terjadi di antara dua massa besar tersebut, yang dicoba lerai oleh pihak keamanan. Namun di tengah bentrokan, suara-suara tembakan terdengar. Jelas sekali di kemudian hari, dari hasil dokumentasi dan pengumpulan informasi, diketahui ada penembak gelap yang bersembunyi.

Pada saat tersebut, nyaris dari 25% penduduk Venezuela memiliki pistol. Tidak terkecuali dengan mereka yang berada dalam demonstrasi besar tersebut. Tembakan-tembakan pun diarahkan, baik oleh pendukung Chavez maupun pihak oposisi yang tidak tahu apa-apa, ke arah tembakan dari penembak gelap. Namun dalam tayangan yang ditampilkan oleh televisi swasta yang sebagian besar dimiliki oleh pihak yang beroposisi pada Chavez, dikesankan seakan penembakan dilakukan oleh pendukung Chavez dengan brutal pada pihak demonstran oposisi.

Kejadian itu menelan korban 10 orang tewas dan 110 lainnya cedera. Presiden Chavez bukannya melarang aksi-aksi kekerasan tersebut diliput televisi, bahkan aksi-aksi tersebut dibesar-besarkan oleh pihak media yang anti dengan Chavez sebagai kesalahan dan tanggung-jawab Chavez. Meskipun pada kenyataannya mereka menyembunyikan fakta bahwa baik pendukung Chavez maupun oposisi, pada saat tersebut sama-sama menjadi sasaran penembak gelap. Pada saat itu, para perwira militer pembangkang mengharapkan Chavez mengundurkan diri.

Chavez meninggal pada tanggal 5 Maret 2013, pada usia 58.[3][4]

Mengkudeta

Berkas:Chavez bandera.jpg
Hugo Chavez

Satu dekade sebelum melakukan kudeta, Hugo Chavez membentuk sebuah gerakan bersama kelompok perwira militer bernama Simon Bolivar (Bapak Kemerdekaan Amerika Latin). Kebijakan Presiden Carlos Andres Perez menaikkan harga bensin dan pengetatan pinggang yang menuai protes dari massa rakyat sepertinya tepat kalau “alat” itu segera digunakan. Terlebih, setelah memperhatikan kerusuhan selama tiga hari (27 Februari 1989). Ratusan orang tewas. Banyak jenazah tetap tak teridentifikasi dalam sebuah makam.

Seperti tak bisa ditunda lagi, Letkol Hugo Chavez memimpin sekitar 5.000 tentara untuk melakukan kudeta berdarah pada 4 Februari 1992 meskipun menuai kegagalan. Revolusi bulan Februari oleh Gerakan Revolusioner Bolivarian menelan korban jiwa 18 tewas serta 60 orang lainnya cedera. Chavez kemudian menyerahkan diri. Ia kemudian mendekam di penjara militer saat para koleganya berupaya kembali merebut kekuasaan sembilan bulan kemudian.

Percobaan kudeta kedua pada bulan September 1992 juga gagal. Hugo Chavez dikurung dua bulan penjara. Sewaktu di dalam penjara, ia membentuk partai bernama Gerakan Republik Ke-5 (Movement of the Fifth Republic) dan melakukan transisi dari militer ke politikus. Setelah para pembangkang sempat menguasai sebuah stasiun televisi serta sempat menyiarkan rekaman Chavez yang mengumumkan kejatuhan pemerintah berkuasa, ia dijatuhi hukuman penjara selama dua tahun. Chavez kemudian mendapatkan pengampunan.

Di luar penjara, ia melansir partainya sebagai Gerakan Republik Kelima dan menjalani transisi dari dunia tentara ke dunia politikus.

Chavez yang memimpin koalisi Patriotic Pole berhaluan kiri secara jelas menegaskan, mengikuti jejak tokoh legendaris Argentina (Jenderal Juan Peron) yang dipandang sangat peduli pada kesejahteraan rakyat, keadilan sosial, dan persamaan hak.

48 Jam yang Dramatis

Berkas:HugoChavez1823.jpeg
Chávez di Brasil pada tahun 2003.

Presiden Hugo Chavez mengundurkan diri di bawah tekanan pemimpin-pemimpin militer Venezuela pada pagi-pagi di hari Jumat waktu setempat tanggal 12 April 2002. Kudeta dramatis yang dilakukan militer terhadap presiden mengembangkan situasi dilematis. Beberapa jam setelah Chavez mundur, Pedro Carmona diangkat sebagai presiden sementara (interim). Tetapi, Jaksa Agung Venezuela (Isaias Rodriguez) menyatakan bahwa penunjukan presiden interim Pedro Carmona adalah inskontitusional dan menandaskan bahwa Presiden Venezuela tetap Hugo Chavez.

Menurut Jaksa Agung, pengunduran diri presiden baru resmi setelah diterima Kongres. Chavez mengundurkan diri di bawah tekanan pemimpin-pemimpin militer. “Tuan Presiden, dulu saya loyal habis-habisan. Akan tetapi, kematian banyak orang yang terjadi, tak bisa ditoleransi,” kata Jenderal Efraim Vazguez Velasco (Panglima Angkatan Bersenjata) dalam pidatonya di televisi nasional yang dikutip pers Indonesia.

Di tengah mengalirnya kritik internasional terhadap tindakan kudeta, militer menunjuk seorang ekonom bernama Pedro Carmona yang merupakan salah satu pimpinan kamar dagang. Saat pelantikan sebagai presiden interim, Carmona mengumumkan segera melakukan pemilihan presiden dalam setahun. Kongres juga dibubarkan karena sebagai pendukung Chavez. Dalam salah satu dekrit yang diumumkan pemerintahan sementara juga diungkapkan dibentuknya sebuah Dewan Konsultatif yang terdiri 35 anggota. Mereka mengemban tugas sebagai badan penasehat presiden republik.

Dekrit juga menetapkan, presiden interim akan mengkoordinasikan kebijakan pemerintahan transisi dan keputusan lain yang diperlukan guna menjamin kebijakan, dengan otoritas pemerintah pusat maupun daerah. Dekrit tersebut mengundang banyak kritikan. Presiden Meksiko Vicente Fox secara tegas menyatakan tidak mengakui pemerintahan baru Venezuela sampai dilaksanakan pemilu baru. Demikian juga dengan pemimpin-pemimpin Argentina dan Paraguay menyatakan, pemerintahan baru Venezuela tidak sah.

Sehari setelah Hugo Chavez digulingkan melalui kudeta militer dan digantikan Pedro Carmona atas inisiatif sebagian perwira militer, Chavez kembali dikukuhkan menjadi Presiden Venezuela (14 April 2002). Pedro Carmona yang hanya menduduki sebagai presiden interim selama sehari dipaksa mengumumkan pengunduran dirinya setelah Jaksa Agung menyatakan bahwa kudeta tidak sah.

Berhasilnya Chavez kembali ke tampuk pemerintahan antara lain disebabkan militer terpecah. Sebagian jenderal memang mendukung Carmona, tetapi sebagian besar prajurit dan perwira menengah loyal terhadap Chavez. Selain itu, di kalangan kelompok masyarakat miskin pun Chavez sangat populer sehingga ketika ia digulingkan ribuan orang melakukan unjuk rasa agar Chavez dikukuhkan kembali menjadi presiden. Dalam aksi yang diwarnai penjarahan tersebut, belasan orang tewas.

Hugo Chavez sempat ditahan di Pulau La Orchila oleh para pejabat senior militer dan terbang kembali ke Caracas dengan menggunakan helikopter serta dielu-elukan ribuan pendukungnya. Dengan mengepalkan tangan ke atas, Chavez memasuki Istana Kepresidenan Miraflores yang berhasil direbut kembali oleh pendukungnya. Sementara, Jaksa Agung menegaskan bahwa para menteri di bawah pemerintahan interim ditahan dan sejumlah petinggi militer juga diadili dengan tuduhan pembangkangan militer, termasuk pimpinan interim mereka yang seorang ekonom bernama Pedro Carmona.

Referendum 8 Agustus 2004 sebagai upaya menggulingkan Presiden Hugo Chaves oleh oposisi kembali dilakukan, tetapi masih dimenangkan oleh Hugo Chavez dengan 58 persen suara. Kemenangan tersebut membuat dirinya berhasil mengatasi salah satu tantangan terbesar dalam masa pemerintahannya dan menjadikannya sebagai sebuah mandat yang lebih besar untuk melanjutkan “revolusi bagi kaum miskin-“nya.

Pada pemilu legislatif pada Desember 2005, partai pimpinan Chavez berhasil menyapu bersih seluruh kursi parlemen setelah pihak oposisi memboikot pemilu tersebut.

Dia mencalonkan lagi sebagai presiden dan mengalahkan Henrique Capriles Radonski.

Konser Shakira

Pada 18 November 2006, ia membuka lapangan udara militer di Caracas sekaligus membuka konser yang menghadirkan penyanyi Shakira asal Kolombia. Pidato pembukaan disiarkan televisi, meskipun ia mengaku membenci musik yang berasal dari Amerika. Ia rajin mendengung-dengungkan pentingnya musik nasional. Kehadiran Shakira lebih sebagai perkecualian.

Kematian

Pada tanggal 5 Maret 2013, Wakil Presiden Nicolás Maduro mengumumkan di televisi nasional bahwa Chávez telah meninggal dunia di Caracas pada pukul 16:25 waktu setempat.[5] Wapres menyatakan Chávez meninggal "setelah berjuang melawan penyakit yang dideritanya selama hampir dua tahun."[5] Wapres Maduro dan para pendukung Chávez mencurigai ada permainan di balik penyakit yang diderita Chávez dan kematiannya.[5][6] Pemakaman Chávez rencananya akan dilakukan di Caracas.[7] [8][9][10][11] Maduro berspekulasi Chávez telah diracun. Pada pidato itu pula, Maduro memaksa pulang atase kedubes Amerika Serikat karena dianggap melakukan "plot terhadap pemerintah" Venezuela.[12][13][14][15][16] Chávez sendiri mengklaim dirinya sebagai "korban upaya pembunuhan oleh A.S."[17] Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyebut tuduhan tersebut "mengada-ada".[18]

Sesuai konstitusi Venezuela, pemilu presiden harus diadakan dalam kurun 30 hari pasca kematian Chávez. Menteri Luar Negeri Venezuela menyatakan bahwa Wapres Nicolas Maduro akan menjabat sebagai presiden sementara.[19]

Referensi

  1. ^ O'Shaughnessy, Hugh (2006-05-22). "Venezuela's President Chavez wins hearts and minds in London". The Observer tersedia di Taipei Times. Diakses tanggal 2006-12-28. 
  2. ^ Ellner, Steve. "The 'Radical' Thesis on Globalisation and the Case of Venezuela's Hugo Chavez" Latin American Perspectives, Vol. 29, No. 6, Globalization and Globalism in Latin America and the Caribbean. (Nov., 2002), pp. 88-93. Stable URL.
  3. ^ Castillo, Mariano (5 March 2013). "Venezuelan leader Hugo Chavez dies". CNN. Diakses tanggal 5 March 2013. 
  4. ^ Cawthorne, Andrew (5 March 2013). "Venezuela's Hugo Chavez dies from cancer: VP". Reuters. Diakses tanggal 5 March 2013. 
  5. ^ a b c Venezuelan President Hugo Chávez dead, VP says Published March 05, 2013, Associated Press
  6. ^ "Hugo Chávez, Venezuelan President, Dead at 58". ABC News. Diakses tanggal 5 March 2013. 
  7. ^ http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/southamerica/venezuela/9780372/Hugo-Chavez-dies.html. Diakses tanggal 2013-03-06.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)[pranala nonaktif]
  8. ^ "Venezuelan President Hugo Chávez dead, VP says". Fox News. 2013-03-05. Diakses tanggal 2013-03-05. 
  9. ^ Frank Bajak (2013-03-05). "Hugo Chávez, Fiery Venezuelan Leader, Dies at 58". ABC News. Diakses tanggal 2013-03-05. 
  10. ^ Jonathan Watts (2013-03-05). "Hugo Chávez, president of Venezuela, dies in Caracas". the Guardian. Diakses tanggal 2013-03-05. 
  11. ^ Kraul, Chris. "Venezuelan strongman Hugo Chávez dead after struggle with cancer". latimes.com. Diakses tanggal 2013-03-05. 
  12. ^ "Venezuela Expels 2 US Diplomats; Vice President Claims Hugo Chávez was Poisoned | Fox News Latino". Latino.foxnews.com. Diakses tanggal 2013-03-05. 
  13. ^ "Venezuelan VP: Chávez was Poisoned - Latest News Briefs". Israel National News. Diakses tanggal 2013-03-05. 
  14. ^ Cawthorne, Andrew. "Venezuela's Hugo Chávez dies from cancer". Reuters. Diakses tanggal 2013-03-05. 
  15. ^ "Hugo Chávez, Venezuela's Anti-U.S. Socialist Leader, Dies at 58". SFGate. Diakses tanggal 2013-03-05. 
  16. ^ "Venezuela accuses enemies of Chávez plot – This Just In - CNN.com Blogs". News.blogs.cnn.com. Diakses tanggal 2013-03-05. 
  17. ^ "FOX News Confirms: Venezuelan President Hugo Chávez Dies « FOX News Radio". Radio.foxnews.com. Diakses tanggal 2013-03-05. 
  18. ^ "S rejects Venezuela's conspiracy claims". AFP. March 05, 2013. Diakses tanggal March 05, 2013. 
  19. ^ "FOREIGN MINISTER: VP MADURO IS INTERIM PRESIDENT". AP. Diakses tanggal 6 March 2013. 

Pranala luar

Didahului oleh:
Rafael Caldera
Presiden Venezuela
1999–2013
Diteruskan oleh:
Sedang menjabat

Templat:Link FA Templat:Link GA