Wonosobo, Srono, Banyuwangi
Wonosobo adalah sebuah nama desa di wilayah Srono, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Nama Desa Wonosobo berasal menurut tinjauan historis dari kondisi alam yang ada. Menurut catatan sejarah, Wintoro seorang pelaku sejarah dari Warengan (wilayah Rogojampi) melakukan perjalanan kearah selatan menuju hutan yang terletak diseberang sungai Bomo. Ia merupakan orang yang pertama kali masuk hutan dan membuka hutan atau babat alas untuk menjadikan lahan pertanian. Oleh karena terdapat banyak tumbuh subur pohon pisang jenis Sobo, akhirnya daerah hutan tersebut masyhur dikenal oleh penduduk pada zaman itu sebagai Wonosobo, yang memiliki arti Wono adalah alas atau hutan dan Sobo adalah nama jenis pisang yang banyak tumbuh subur didaerah tersebut.
Wonosobo | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Timur | ||||
Kabupaten | Banyuwangi | ||||
Kecamatan | Srono | ||||
Kode pos | 68471 | ||||
Kode Kemendagri | 35.10.08.2002 | ||||
Luas | 1.024 HA | ||||
Jumlah penduduk | 12.o17 | ||||
Kepadatan | - | ||||
|
Desa Wonosobo berada diwilayah kecamatan Srono dengan luas wilayah 1.024 Ha. Secara geografis, Desa ini terletak didataran rendah dengan ketinggian 35 M dari permukaan laut. Wilayah pemerintahan terbagi menjadi 7 dusun yaitu: dusun Krajan Wetan, dusun Krajan Baru, dusun Komis Wetan, dusun Komis Kulon, dusun Krajan Kulon, dusun Plembangrejo, dan dusun Sumberwangi. Penduduk Wonosobo tahun 2012 tercatat berjumlah 12.017 jiwa dengan sebaran agama mayoritas beragama Islam. Penduduk Wonosobo mayoritas Suku Jawa (dusun Plembangrejo, Sumberwangi, Krajan Baru, Krajan Wetan) namun juga terdapat Suku Osing yang jumlahnya cukup signifikan. Penduduk Wonosobo sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani.
Budaya dan Kesenian Tradisional yang terdapat di Wonosobo antara lain Pawai Kembang Endog Muludan, Ider Bumi, Hadrah, Campur Sari, Jaranan Butho, dan beberapa kesenian tari lainnya.