Reverb (musik)

kegigihan suara setelah suara dihasilkan

Reverberation atau Reverb adalah perangkat elektronik yang digunakan pada sinyal audio untuk menciptakan atau mensimulasikan sebuah dimensi ruang. Pada prinsip dasarnya, reverb dapat dibagi menjadi tiga, yaitu digital reverb (delay), natural reverb (ambience), dan plate reverb (elektro statik).[1][2] Efek reverb biasanya digunakan untuk memberikan karakter yang alami pada suatu suara oleh para insinyur audio (audio engineer) dan musisi.

Pedal reverb berbentuk stomp box

Sejarah

Masa Awal

Pada awal masa rekaman digital sekitar pertengahan tahun 1920-an, efek gema (reverb) yang tercipta sepenuhnya analog dan alami tanpa dimanipulasi berasal dari ruangan dimana rekaman itu dilakukan, tercipta dari hasil dari jarak antara mikrofon dan sumber suara itu sendiri. Perusahaan rekaman telah memperhatikan ini dan membuat ruang rekaman sebagus mungkin untuk mendapatkan hasil gema (reverb) yang terbaik. Manipulasi minimum mulai dilakukan seperti penempatan mikrofon pada suatu jarak tertentu dan pembentukan ruangan khusus untuk mendapatkan gema yang khusus juga. Tetapi pada masa 1930-an awal, Jukebox, teknologi pemutar sudah begitu populer khususnya di Amerika Serikat, padahal pada masa itu teknologi untuk merekam musik belum begitu baik, termasuk gema. Gema yang ada dalam lagu-lagu yang diputar pada masa itu adalah suara alami dari hasil kualitas perlengkapan rekaman itu sendiri, oleh karena itu banyak dari lagu yang menghasilkan kualitas gema suara yang buruk. Pada masa itu akhirnya manipulasi ruang studio untuk menghasilkan gema khusus banyak tidak digunakan lagi oleh studio, bahkan dilarang. Inilah alasan utama kenapa rekaman-rekaman pada masa 1930an hingga 1950an terdengar 'kering' dan tidak penuh.

 
Volskwagen First Act Gitar, yang dilengkapi dengan built-in efek
 
Ruangan (chamber) untuk memanipulasi reverb

Seiring dengan perkembangan teknologi rekaman dan pemutar musik, kesempatan untuk bereksperimen dalam mengolah dan memanipulasi suara (audio) semakin berkembang juga, termasuk pada kala itu perusahaan penjual pemutar musik mulai mempopulerkan istilah 'hi-fi' sebagai musik yang terdengar lebih 'penuh' karena penggunaan manipulasi reverb. Pada kala itu secara umum diterima bahwa gema (reverb), apakah itu manipulasi ruang secara fisik, atau menggunakan plate reverb, secara praktis didefinisikan sebagai musik 'hi-fi'.

Seorang audio engineer terkenal bernama Bill Fine mengembalikan kembali popularitas natural reverb atau reverb yang berasal secara alami sebagai efek pada musik dengan cara menaruh sebuah mikrofon di ruangan yang begitu besar untuk menangkap gema yang dihasilkan dari suara yang terpantul dari ruangan besar tersebut. Hasil rekaman tersebut kemudian dirilis oleh label Mercury dengan judul "Living Presence".

Bill Putnam Sr (Pendiri dari Universal Audio) adalah orang pertama yang menggunakan reverb buatan atau 'artifisial' secara kreatif pada sebuah rekaman pop komersial pada tahun 1947, dengan menggunakan kamar mandi studio sebagai sarananya. Hasilnya adalah rekaman tersebut sukses menjadi hit yang berjudul "Peg o' My Heart" oleh The Harmonicats. Dengan mempunyai kemampuan untuk mengatur seberapa banyak reverb yang dihasilkan dalam suatu rekaman suara dan kemampuan memilih untuk memberikan suatu suara reverb dengan jumlah tertentu atau tidak, pada masa itu, adalah sebuah terobosan besar, dan tentunya menjadi bagian besar dari trik manipulasi suara oleh studio-studio rekaman besar. Bill kemudian melanjutkan untuk membuat ruangan khusus untuk memanipulasi reverb dalam rekamannya sendiri di Chicago, dan kemudian di studio-studionya di Los Angeles. [3]

Masa Plate Reverb

Selain prinsip natural dan digital, ada pula prinsip lain yang bernama plate reverb. Efek reverb diciptakan dengan menggunakan plat metal tipis, disusun dengan menggunakan suspensi per. Setelah itu, aliran listrik akan menggerakkan plat-plat metal tersebut dan efek dari pergerakan plat tersebut ditangkap oleh pickup sebagai return signalnya.[4]

Pada tahun 1957, sebuah perusahaan jerman bernama EMT (Elektromesstecknik) melakukan terobosan besar dengan merilis EMT 140 Reverberation Unit—sebagai unit plate reverb pertama dalam sejarah.

Simplifikasi dari prinsip plate reverb adalah spring reverb yang menggunakan per (spring) sebagai sumber daripada efek reverb tersebut sehingga banyak diintegrasikan ke dalam amplifier gitar. Tentunya, ketiga prinsip yang berbeda ini pada akhirnya menghasilkan karakter suara yang khas, yang mana aplikasinya dikembalikan kepada proses kreatif dari para engineer maupun artis. Tetapi intinya, reverb terlepas dari prinsip dasarnya, akan membuat input signal dalam rekaman menjadi lebih enak didengar dibandingkan tanpa menggunakan reverb. Faktor inilah yang akhirnya menjadikan reverb sebagai elemen wajib dalam recording bahkan live performance bagi sebagian artis.

Masa Digital Reverb

EMT kembali melakukan terobosan dengan merilis sebuah perangkat digital reverb pada 1972, dengan nama rack mount 144, tetapi kemampuannya masih sangat terbatas dan sulit untuk bertahan lama. Tetapi pada tahun 1976, EMT bekerja sama dengan perusahaan elektronik dari Amerika Serikat bernama Dynatron, berhasil menciptakan EMT 250 Electronic Reverberator Unit-sebagai perangkat digital reverb pertama yang bisa digunakan secara praktis. [5]


Parameter

Pre Delay

Pantulan pertama yang kembali dari pantulan dinding yang terdekat. Otak manusia mempersepsikan reverb ketika jarak pre delay adalah kurang dari 100 ms. Apabila lebih dari itu, maka dibilang adalah echo.

Early Reflection

Beberapa pantulan pertama yang terjadi sebelum reverb yang sesungguh nya datang. Beberapa pantulan pertama ini lah yang mempersepsi kan bentuk ruangan serta luasnya ruangan yang disimulasikan tersebut.

Hi-Cut

Untuk memotong high frequency dari reverb yang dihasilkan. Karena apabila suara dipantulkan, maka dia akan kehilangan sebagian dari high frequency nya. Jadi, ini lah yang dicoba untuk di simulasi oleh reverb unit dengan mengatur parameter Hi- Cut.

Diffusion

Pengaturan yang mengatur kejelasan (clarity) dari sebuah reverb.

Reverb Time

Panjang nya waktu sebelum reverb berkurang sebanyak parameter yang dikonfigurasi. Sering disebut juga sebagai Sustain, Decay, dll.[6]

Jenis

Natural Reverb

Jenis ini merupakan suara yang paling kompleks dan masih digunakan oleh ahli tata suara. Efek yang dihasilkan di studio cukup dengan menjauhkan mikrofon dari amplifier gitar sehngga suara alami dari studio dapat terdengar.

Spring Reverb

Spring Reverb atau Reverb Pegas adalah reverb yang bersuara metalik dan kasar, biasanya meluruh dengan decay (waktu luruh) yang panjang (2000ms atau lebih). Saat memainkan nada staccato reverb pegas sering menghasilkan efek suara "twing".

Plate Reverb

Efek reverb ringan dari alat reverb plat metal yang populer pada tahun 60'an dan 70'an.

Digital Reverb

Pada awal tahun 90'an, reverb digital sudah menjadi hal yang lumrah, namun yang menarik adalah efek multi guna ini basanya digunakan untuk meniru ketga jenis reverb diatas dan jenis yang paling banyak digunakan pada efek pedal gitar dan bass.[7]

Referensi

  1. ^ http://bigknob.net/blog/the-reverbolution/
  2. ^ http://id.prmob.net/gitar/efek-unit/gema-995175.html
  3. ^ http://www.uaudio.com/blog/emt-reverb-history/
  4. ^ http://bigknob.net/blog/the-reverbolution/
  5. ^ http://www.uaudio.com/blog/emt-reverb-history/
  6. ^ http://www.emusician.com/gear/0769/cheat-sheet-reverb-parameters/135645
  7. ^ http://id.prmob.net/gitar/efek-unit/gema-995175.html

Pranala Luar