Bahasa Ahe
Bahasa Ahe atau Bahasa Dayak Kanayatn adalah bahasa Austronesia, bahasa rumpun Melayu Polinesia dan termasuk rumpun rumpun bahasa Dayak Darat (Land Dayak) yang dituturkan di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, Indonesia. . Istilah Land Dayak ini, menurut ahli bahasa, untuk membedakan dengan rumpun bahasa Dayak Iban (Ibanik) yang mendiami bagian utara Kalimantan (Daerah Kapuas Hulu, Kalbar atau daerah Sarawak, Malaysia Timur).
Bahasa Ahe | |||||
---|---|---|---|---|---|
Wilayah | Kalimantan Barat | ||||
Penutur | 30.000 (UBS, 1990) | ||||
Kode bahasa | |||||
ISO 639-3 | ahe | ||||
Glottolog | ahea1240 [1] | ||||
IETF |
| ||||
Portal Bahasa | |||||
Bahasa ini memang menurut beberapa sumber sudah banyak mengalami perubahan kosakata hingga saat ini. Kosakata Bahasa Ahe akhir-akhir yang populer dituturkan ini memang sudah mirip dengan bahasa Melayu. Beberapa orang tua memang ada yang masih bisa menuturkan bahasa Ahe klasik.
Ahe sendiri berarti "apa", sebuah kata yang sering dituturkan oleh masyarakat.
Mungkin karena kemiripan dengan bahasa Melayu atau bahasa Indonesia, bahasa Ahe populer mudah untuk dimengerti.
Bahasa Ahe sendiri cukup dikenal dikalangan masyarakat Dayak dan bisa dibilang semacam "Bahasa Nasional" bagi masyarakat Dayak, karena umumnya dikenal luas bahkan dari suku diluar Dayak Kandayan
Bahasa Ahe mempunyai beberapa dialek, antara lain Ambawang, Kendayan, Ahe, Selako.
Dalam bahasa Dayak Kanayatn memakai dialek bahasa ahe/nana' serta damea/jare. Secara isologis (garis yang menghubungkan persamaan dan perbedaan kosa kata yang serumpun) maka dari itu sulit untuk merinci khazanah bahasanya. Dikarenakan bahasa yang dipakai sarat dengan berbagai dialek dan juga logat pengucapan. Contoh: orang Dayak Kanayatn yang mendiami wilayah Meranti (Landak) yang memakai dialek ahe/nana' terbagi ke dalam dialek behe, padakng bekambai, dan moro. Dayak Kanayatn di kawasan Menyuke (Landak) terbagi dalam dialek satolo-ngelampa', songga batukng-ngalampa' dan angkabakng-ngabukit. selain itu percampuran dialek dan logat menyebabkan percampuran bahasa menjadi suatu bahasa baru.
Saat ini yang mengkhawatirkan adalah banyaknya generasi Dayak Kanayatn saat ini tidak mengerti dan kurang perduli akan bahasa Dayak Kanayatn, yang dipakai oleh para generasi tua turun temurun. Dalam komunikasi saat ini, banyak kosa kata Melayu yang terserap dan kemudian "di-dayak-kan", misalnya: bahasa ahe asli : "lea", dalam bahasa indonesia: "seperti", menjadi bahasa ahe sekarang : "saparati". Bahasa yang dipakai sekarang oleh generasi muda, mudah dimengerti karena mirip dengan bahasa indonesia atau melayu.
Struktur Bahasa
Banyak awalan beN- dengan segala nasalisasi, saya perhatikan menjadi ba-. Dan /e/ dalam kata "besar" menjadi /a/
bajalatn -> berjalan
badiri -> berdiri
bapikir -> berpikir
parut -> perut
batis -> betis
baranang -> berenang
banapas -> bernapas
bapinta -> meminta
ati -> hati
ari -> hari
idukng -> hidung
karaja -> kerja
banar -> benar
sa' ari -> sehari
atakng -> datang
uga' -> juga
urakng -> orang
Beberapa kata yang mirip dari pengucapannya:
guring -> baring
saparati -> seperti
jantuk -> jatuh
nanak / inak -> tidak
sete' -> satu
kao -> engkau (untuk sebaya), untuk dewasa gunakan "kitak"
Beberapa kata asli:
berenang -> ngunanang
bernafas -> mansengat
pagi/kemarin -> alamp
seperti -> lea
nyocok -> minum
manok -> ayam
manggala -> ubi/singkong
ka' mae -> ke mana / di mana, tergantung konteks
ka' dian -> ke sini / di sini, tergantung konteks
ka' naun -> ke sana / di sana, tergantung konteks
repo -> senang
kokot -> tangan
ahe -> apa
sangahe -> berapa
ampahe -> bagaimana
sae -> siapa
mile -> kapan
ene' -> kecil
aya' -> besar
dongo' -> demam
doho' -> dulu
boh -> partikel, seperti ya, loh, dll
parunyang -> nyamuk
ao' -> Iya
koa -> itu
nang -> yang
Dialek
- Ambawang
- Kendayan
- Selako
- Ahe, daerah Meranti, dialek ahe/nana
- behe
- padakng bekambai
- moro
- daerah Menyuke,
- satolo-ngelampa'
- songga batukng-ngalampa'
- angkabakng-ngabukit
Kamus Bahasa
badiapm = berdiam
baga = bodoh
baga' = mabuk asmara
bini = perempuan
binua = benua (negeri)
bujakng = bujang
kampokng = kampung
muha = muka
nang = yang
pala' = botak
panganten = pengantin
supant = malu
tuha = tua
urakng = orang
ame dimaoh = jangan ribut
supe' = malu
tabe' = malu
sanang'k = senang
repo = senang
pagajah = ya ampun
dono' = ya ampun
jiahe = mengapa, kenapa
ngahe = mengapa, kenapa
mao' = mau
redo = ngantuk
cega = cantik
edo' = bagus
angat = panas
kade = jika, kalau
Ame dimaoh = Jangan ribut
Supe',Tabe' = Malu
Sanang'k,Repo = Senang
Pagajah/Dono' = Ya ampun/Ya Tuhan(OMG), Alamak, Astafiruloh
Jiahe,Ngahe = Mengapa
Mao' = Msu
Redo = Ngantuk
Cegak = Cantik
Edo' = Bagus
Angat = Panas
Kade' = Kalau/Jika
Ame = Jangan
Ucing' = Kucing
Asu' = Anjing
Jalu = Babi
ame = jangan
ucing = kucing
asu = anjing
jalu = babi
page = keluarga
kamar kapala = keluarga
kao = kamu (sebaya)
kitak = kamu (untuk orang yang lebih tua)
bilangan:
asa = satu
ua = dua
talu = tiga
? = empat
? = lima
? = enam
? = tujuh
? = delapan
? = sembilan
? = sepuluh
? = sebelas
? = duabelas
? = limabelas
? = duapuluh
? = limapuluh
? = seratus
? = seribu
Pranala luar
- (Indonesia) sedikit uraian Bahasa Ahe
- (Inggris) Bahasa Ahe di Ethnologue
- (Indonesia) Bahasa kanayatn
- (Indonesia) Bahasa Ahe boh!!
- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Ahe". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.