Brongkol, Jambu, Semarang
Brongkol adalah desa di kecamatan Jambu, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Lokasi Di kaki Gunung Kelir, sebuah gunung kecil di sebelah utara Gunung Telomoyo. Desa ini sangat dikenal karena merupakan daerah produsen durian yang mempunyai ciri-ciri berwarna kuning, mempunyai rasa manis bercampur pahit, dan aroma harum yang menyengat. Buah ini tumbuh sekitar bulan Januari, Februari, dan Maret dan dijual oleh penduduk dengan harga variasi antara 10.000 sampai 50.000 rupiah.
Kesadaran penduduk dalam bidang pendidikan sangat tinggi, sehingga desa ini cukup disegani karena banyak melahirkan prestasi dan tokoh masyarakat. Banyak anak desa yang sekolah di perguruan tinggi ternama seperti UI, UGM, UNDIP, UNY, UDINUS, UKSW, UNIKA dan lain sebagainya.
Sejarah
Penduduk selalu memule leluhur tiap tahun sekali yang sering disebut sebagai "Cikal Bakal Desa Brongkol" yang bernama Ki Sontomerto dan Nyi Sontomerto Ingkang Sumare Ing Ngembat. Nama tersebut selalu dikenang pada saat acara kadeso. Tidak diketahui secara persis tahun berapa beliau memulai berdomisili di desa ini. Namun nama Brongkol diambil bukan dari namanya melainkan karena daerah tersebut banyak tumbuh Bonggol Bambu Bongkol (Pring Belo). Tumbuhan tersebut sekarang sudah mulai langka.
Pada Zaman Perang Gerilya, desa Brongkol merupakan jalur yang dilewati oleh para pejuang. Tokoh-tokoh besar seperti Jendral Sudirman dan Kolonel Suharto pernah melewati jalur tersebut. Desa inipun sempat mendapatkan hujaman dari Bom Belanda baik dari pesawat tempur maupun yang ditembakkan dari Ambarawa. Beberapa orang mendapat penghargaan sebagai veteran diantaranya:
- Muhri (Mbah Modin)
- Ujiman (Mbah Uji)
Kondisi Alam dan Peluang Investasi
Desa Brongkol bisa dikatakan desa makmur karena mempunyai kebun di lereng gunung, dan di kaki gunung terbentang luas sawah yang subur. Hal ini disebabkan banyaknya sumber air yang berfungsi sebagai pengairan diantaranya adalah sumber Ngancar dan Mbalong. Tidak keliru jika Pemerintah Kabupaten merencanakan desa ini dikembangkan menjadi desa Agro Bisnis Durian. Tapi sayang durian adalah buah musiman sehingga tentu saja panennya hanya setahun sekali. Buah Durian Brongkol sudah berkali-kali memenangkan kejuaraan tingkat Nasional. Adapun jenis duriannya adalah kendil, kopek, jambon, sukun, dan kenteng. Dari durian yang berlimpah ini, bisa saja penduduk diajari untuk membuat berbagai produk. Buah durian diawetkan dengan cara mengeringkan daging buahnya menjadi kue durian, dodol, difermentasi, atau dijadikan asinan. Kini arilus durian juga diciutkan dan dibungkus lalu dibekukan untuk memperpanjang penyediaan durian. Dengan cara ini buah durian dapat diterima di pasaran ekspor. Rasa durian lebih disenangi dalam bentuk es krim dan kue-kue. Biji durian yang direbus atau dibakar dimakan sebagai makanan kecil. Sebetulnya jika melihat kondisi alamnya terlebih sumber air yang berlimpah membuat adanya peluang bagi masyarakat atau investor.Memanfaatkan menjadi perikanan, atau sangat memungkinkan jika sumber air tersebut dibangun kolam permandian dan tempat wisata. Selama ini masyarakat Ambarawa kalau berenang harus pergi ke Muncul, lokasi yang sangat jauh. Kalau ada investor membangun permandian di desa ini, maka sangat dimungkinkan masyarakat Ambarawa dan sekitarnya akan memanfaatkan waktu senggangnya untuk berenang atau berlibur di Desa Brongkol.
Daftar Lurah
Daftar Lurah dari tahun ke tahun adalah:
No. | Nama Lurah | Masa Jabatan |
---|---|---|
1 | Kaji | ? - 1920 |
2 | Tegaron | 1920 - 1939 |
3 | Ranudiharjo | 1939 - 1958 |
4 | Djasman Sastro Atmojo | 1958 - 1973 |
5 | Thayib Admosuharjo | 1973 - 1989 |
6 | Ahmad Djuremi | 1989 - 1998 |
7 | Gunadi | 1998 - 2013 |
8 || Heru Sandhora S.Pd || 2013
Sekolah
Terdapat 4 SD yaitu :
- SD Negri Brongkol I di Krajan
- SD Negri Brongkol II di Dusun Gertas
- SD Negri Brongkol III di Dusun Kunir
- SD Negri Brongkol IV di Dusun Tabah Gunung
Galeri
-
Menuju Desa Brongkol dari Jambu
-
Menuju Desa Brongkol dari Desa Klurahan
-
Irung Petruk, Trowongan Rel Kereta Api Bergerigi