Kabupaten Nagan Raya
4°10′N 96°30′E / 4.167°N 96.500°E
Kabupaten Nagan Raya | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Motto: Maju Terus Pantang Mundur | |
Koordinat: 4°10′08″N 96°19′28″E / 4.1689°N 96.3244°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Aceh |
Tanggal berdiri | 10 April 2002 |
Dasar hukum | UU No.4 Tahun 2002 |
Ibu kota | Suka Makmue |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Drs. T. Zulkarnaini |
Luas | |
• Total | 3.363,72 km2 (129,874 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 142,861[1] |
• Kepadatan | 37/km2 (100/sq mi) |
Demografi | |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0655 |
Kode Kemendagri | 11.15 |
DAU | Rp. 464.191.402.000,- |
Situs web | http://www.naganrayakab.go.id |
Kabupaten Nagan Raya adalah sebuah kabupaten di Provinsi Aceh, Indonesia. Ibukotanya Suka Makmue, yang berjarak sekitar 287 km atau 6 jam perjalanan dari Banda Aceh. Kabupaten ini berdiri berdasarkan UU Nomor 4 Tahun 2002, tanggal 2 Juli 2002 sebagai hasil pemekaran Kabupaten Aceh Barat.
Kata Nagan memiliki kemiripan dengan nama 5 kecamatan yang ada di kabupaten tersebut, namun secara arti bahasa sampai sejauh ini sama sekali tidak ada dalam kosakata Aceh. Pun, belum terketemukan landasan historis, maupun hasil penelitian yang jelas terkait dari mana penyebutan nama tersebut muncul. Sedangkan Raya berarti besar, menunjuk semua kecamatan yang ada di Nagan, kendati di dalam nama kecamatan tersebut tidak tercantum kata "Nagan", mis: Beutoeng, salah satu kecamatan.
Batas wilayah
Utara | Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Aceh Barat |
Timur | Kabupaten Gayo Lues serta Kabupaten Aceh Barat Daya |
Selatan | Kabupaten Aceh Barat Daya dan Samudera Indonesia |
Barat | Kabupaten Aceh Barat |
Kecamatan
- Kecamatan Beutong
- Kecamatan Darul Makmur
- Kecamatan Kuala
- Kecamatan Seunagan
- Kecamatan Seunagan Timur
- Kecamatan Tadu Raya
- Kecamatan Kuala Pesisir
- Kecamatan Suka Makmue
- kecamatan Tripa Makmur
Potensi
Kabupaten Nagan Raya berada di pantai barat Sumatera yang subur dan sangat cocok bagi pertanian, khususnya padi yang terpusat di Kecamatan Seunagan, Seunagan Timur, dan Beutong karena ditunjang oleh Sungai Krueng Beutong dan Sungai Krueng Nagan yang mengalir di wilayah tersebut. Potensi lainnya adalah usaha peternakan dan perkebunan terutama kelapa sawit. Karena sumber daya pertaniannya yang melimpah, maka Nagan Raya dikenal sebagai salah satu lumbung beras utama di Aceh. Bahkan Soeharto, mantan presiden RI pernah berkunjung ke Nagan Raya, sebagai apresiasinya terhadap pertumbuhan hasil pertanian di daerah tersebut (tahun 1987).
Sebelum adanya gangguan keamanan pada masa konflik Aceh, Nagan Raya menjadi pusat bagi transmigran yang menghidupkan sektor pertanian di kawasan ini. Namun setelah tahun 2001 banyak transmigran yang meninggalkan unit-unit permukimannya karena gangguan dan ancaman dari kelompok sipil bersenjata. Diharapkan setelah kondisi keamanan membaik, para transmigran kembali untuk menyemarakkan perekenomian Nagan Raya, dari sejak kabupaten tersebut belum genap berusia 2 tahun ini.
Sarana
Transportasi
Jarak Bandara Cut Nyak Dien ke ibu kota Nagan Raya kurang lebih 25 km, sedangkan ke Meulaboh 40 km. Transportasi ke kedua tempat tersebut tersedia sepanjang waktu dengan kualitas jalan yang sangat baik. Untuk kendaraan umum, kendaraan yang menjadi andalan masyarakat Nagan adalah "labi-labi" untuk mobilitas dalam kabupaten juga untuk menghubungkan Nagan Raya dengan kabupaten tetangga, Aceh Barat.
Kesehatan
Nagan Raya mempunyai 1 Rumah Sakit Umum Daerah Tipe C ( Dokter Spesialis, Dokter Umum dan Dokter Gigi ) dan 10 Puskemas yang kesemuanya terletak dipinggir jalan raya, sehingga mudah diakses.
Informasi dan komunikasi
Wilayah kabupaten ini juga terdapat sarana telekomunikasi BTS Telkom Flexi, Indosat, dan Telkomsel. Di Dinas Kesehatan terdapat akses internet 24 jam, menggunakan satelit, donasi dari IOM.
Referensi
Sumber
Pranala luar
- (Indonesia) UU RI No.4 Tahun 2002
- (Indonesia) Kabupaten Nagan Raya. Harian Kompas, 3 Maret 2004
- (Indonesia) Berharap Transmigran Kembali ke Nagan Raya. Harian Kompas, 3 Maret 2004