Sede vacante

istilah dalam Hukum Kanonik Gereja Katolik
Revisi sejak 6 April 2013 16.39 oleh EmausBot (bicara | kontrib) (Bot: Migrasi 37 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q48017)

Sede vacante adakah kekosongan tahta gerejawi dari sebuah Gereja Partikular di dalam Hukum Kanon Gereja Katolik Roma. Kata tersebut dalam Bahasa Latin bermakna "tempat duduk sedang kosong", merujuk pada tahta suci (cathedra) dari Gereja Partikular. Artinya: bagi sebuah keuskupan, uskupnya bisa saja telah wafat, mengundurkan diri, dipindahkan ke keuskupan lain, atau kehilangan jabatannya dan penggantinya masih belum ditentukan. Apabila ada seorang wakil uskup di gereja tersebut, maka periode sede vacante tidak akan terjadi karena wakil tersebut segera meneruskan tahta gerejawi.

Dalam masa ini, semua Vikaris Jendral dan Vikaris Episkopal kehilangan jabatan mereka kecuali mereka sendiri adalah para uskup. Pemerintahan Gereja Partikular kemudian diserahkan kepada sebuah Sidang Katedral yang kemudian memilih seorang Vikaris Capitular. Dalam gereja-gereja partikular yang tidak memiliki sebuah Sidang Katedral, dewan penasihat utama dari uskup keuskupan (dikenal sebagai konsultor) memilih seorang administrator sede vacante. Kedua pejabat ini memiliki fungsi yang sama: mereka memiliki kekuasaan terbatas atas gereja partikular hingga seorang uskup keuskupan ditunjuk/terpilih untuk mengambil alih kepengurusan keuskupan. Hingga terpilihnya Vikaris Capitular, uskup pembantu paling senior, apabila ada, bertindak sebagai administrator.

Pilihan dewan atau sidang hanya terbatas pada uskup dan imam yang telah berusia 35 tahun. Apabila sidang atau dewan gagal memilij seorang administrator dalam waktu delapan hari, Uskup Agung Metropolitan (bagi sebuah tahta pembantu) atau uskup pembantu senior (bagi sebuah tahta metropolitan) bisa menunjuk seorang administrator untuk gereja partikular. Sri Paus dikenal untuk, dalam beberapa kejadian, menunjuk Vikaris Capitular sebelum terjadinya pemilihan atau penunjukan jabatan tersebut. Pejabat yang ia tunjuk kemudian dikenal dengan nama Administrator Apostolik sede vacante dan memiliki kekuasaan yang sama dengan Vikaris Capitular.

Kekosongan Tahta Suci

 
Lambang Tahta Suci sede vacante.

Lebih khususnya, sede vacante merujuk pada kekosongan Tahta Suci, yang terjadi setelah kematian atau pengunduran diri seorang paus. Dalam kasus ini gereja partikularnya adalah Keuskupan Roma dan "kursi kosong"-nya adalah cathedra Basilika Santo Yohanes Lateran. Selama masa ini, Tahta Suci diurus oleh seorang wali dari Dewan Kardinal.

Menurut Universi Dominici Gregis, pemerintahan Tahta Suci sede vacante (dan oleh karenanya Gereja Katolik Roma) jatuh ke tangan Dewan Kardinal, namun dalam kapasitas yang sangat terbatas. Pada saat yang sama, semua pejabat kepala Kuria Romawi mengundurkan diri dari jabatan mereka. Pengecualian adalah bagi Camerlengo yang bertanggung jawab mengurus kekayaan Tahta Suci, dan Kepala Lembaga Persidangan Apotolik (Bahasa Inggris: Apostolic Penitentiary) yang terus menjalankan tugas sehari-harinya. Apabila salah satu harus melakukan sesuatu yang biasanya membutuhkan persetujuan dari Sri Paus, ia harus menyampaikannya kepada Dewan Kardinal. Duta-duta Kepausan tetap melakukan peran diplomatiknya di luar negeri, dan Vikaris Jendral Roma tetap melaksanakan peran pastoralnya di Keuskupan Roma selama masa ini. Kantor pos Negara Kota Vatikan menyiapkan dan menerbitkan perangko khusus untuk digunakan selama masa khusus ini, yang dikenal dengan nama perangko sede vacante.

Lambang Tahta Suci juga berubah selama masa ini. Apabila dulunya adalah tiara kepausan di atas kunci-kunci, maka pada masa ini tiara tersebut digantikan dengan umbraculum atau payung dalam Bahasa Italia. Benda ini mengisyaratkan tidak adanya seorang Paus dan juga keberadaan pemerintahan Camerlengo atas kekuasaan keduniawian Tahta Suci. Lebih jauh lagi, Camerlengo menghiasi lambangnya dengan simbol ini delama masa ini, yang akan ia hilangkan begitu paus baru terpilih. Lambang Camerlengo ini hadir di koin-koin peringatan mata uang Euro yang dicetak selama masa ini, yang merupakan mata uang legal di semua negara anggota Eurozone.

Interregnum atau masa jeda kekuasaan pemerintahan ini biasanya menyoroti misa pemakaman dari paus yang wafat, pertemuan-pertemuan Dewan Kardinal untuk menentukan syarat dan prosedur pemilihan paus yang baru, dan akhirnya berpuncak pada konklaf untuk memilih seorang penerus paus. Setelah seorang paus baru terpilih (dan Uskup Roma baru ditahbiskan bila perlu) sedes tidak lagi kosong, sehingga masa ini secara resmi berakhir. Setelah itu terjadilah Pengangkatan Sri Paus atau Penobatan Sri Paus, tergantung pada bentuk inagurasi dan pentahbisan yang dipilih oleh paus yang baru, dan pengambil-alihan kepemilikan cathedra Basilika Santo Yohanes Lateran.

Para kardinal yang hadir di Roma diharuskan untuk menunggu sedikitnya lima belas hari setelah dimulainya masa kekosongan bagi anggota Dewan Kardinal lainnya sebelum mereka bisa mengadakan konklaf untuk memilih paus yang baru. Namun, setelah dua puluh hari berlalu, meraka harus mengadakan konklaf bahkan bila masih ada kardinal yang belum hadir. Secara historis, periode sede vacante seringkali cukup berkepanjangan, berlangsung selama berbulan-bulan karena konklaf menemui jalan buntu yang berkepanjangan. Selama bertahun-tahun hingga tahun 1922 tenggang waktu dari saat wafatnya Sri Paus hingga saat dimulainya konklaf menjadi lebih singkat, namun setelah William Henry Cardinal O'Connell datang terlambat untuk dua konklaf berturut-turut, Paus Pius XI memperpanjang batas waktu. Saat konklaf berikutnya di tahun 1939, para kardinal mulai melakukan perjalanan lewat udara.

Periode sede vacante Tahta Suci paling baru dimulai pada pukul 19:37 UTC, 2 April 2005, karena wafatnya Paus Yohanes Paulus II, dan berakhir dengan terpilihnya Paus Benediktus XVI pada pukul 16:05 UTC, 19 April 2005.

Daftar periode sede vacante sejak abad ke-19

Paus Pendahulu Paus Penerus Mulai Berakhir Durasi
Paus Pius VII Paus Leo XII 20 Agustus 1823 28 September 1823 39 hari
Paus Leo XII Paus Pius VIII 10 Februari 1829 31 Maret 1829 49 hari
Paus Pius VIII Paus Gregorius XVI 1 Desember 1830 2 Februari 1831 63 hari
Paus Gregorius XVI Paus Pius IX 1 Juni 1846 16 Juni 1846 15 hari
Paus Pius IX Paus Leo XIII 7 Februari 1878 20 Februari 1878 13 hari
Paus Leo XIII Paus Pius X 20 Juli 1903 4 Agustus 1903 15 hari
Paus Pius X Paus Benediktus XV 20 Agustus 1914 3 September 1914 14 hari
Paus Benediktus XV Paus Pius XI 22 Januari 1922 6 Februari 1922 15 hari
Paus Pius XI Paus Pius XII 10 Februari 1939 2 Maret 1939 20 hari
Paus Pius XII Paus Yohanes XXIII 9 Oktober 1958 28 Oktober 1958 19 hari
Paus Yohanes XXIII Paus Paulus VI 3 Juni 1963 21 Juni 1963 18 hari
Paus Paulus VI Paus Yohanes Paulus I 6 Agustus 1978 26 Agustus 1978 20 hari
Paus Yohanes Paulus I Paus Yohanes Paulus II 28 September 1978 16 Oktober 1978 19 hari
Paus Yohanes Paulus II Paus Benediktus XVI 2 April 2005 19 April 2005 17 hari