Taman Korea

Revisi sejak 7 April 2013 03.10 oleh EmausBot (bicara | kontrib) (Bot: Migrasi 1 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q6431982)

Taman Korea adalah arsitektur taman yang merefleksikan gaya dan pemikiran orang Korea.[1][2]

Sebuah taman di Jeju

Sejarah

 
Anapji.

Sejarah mengenai taman dalam kehidupan rakyat Korea pertama kali tertulis dalam catatan sejarah Tiga Kerajaan Samguk Yusa namun dengan bumbu-bumbu mistis. Contohnya pada tahun ke-6 masa berkuasanya Raja Dongmyeong (32 SM) di kerajaan Goguryeo terdapat taman istana yang menarik perhatian burung merak dari langit.[1] Pada zaman Baekje, sebuah taman bunga teratai digali di sebelah selatan istana dan air dialirkan dari 4 km jauhnya untuk mengisi kolam tersebut.[1] Sementara di Silla disebutkan kecantikan taman istana di ibukota Seorabeol menarik perhatian seekor naga.[1]

Konsep

 
Pendopo Hyangwonjeong, Istana Gyeongbok.

Taman Korea memiliki kesamaan dengan taman Cina dan Jepang, yaitu sama-sama menerapkan konsep Taoisme.[1] Taman Cina membentuk mikrokosmos, "dunia dalam versi kecil", sementara taman Jepang dibuat dalam bentuk alam secara miniatur.[1] Namun, taman Korea menolak konsep tiruan dan membiarkan alam sebagaimana adanya.[1] Karena negeri Korea penuh dengan bukit, bebatuan dan sumber air maka elemen dasar untuk menciptakan taman telah terbentuk sehingga cenderung dipertahankan dalam bentuk yang paling asli.[2] Fondasi pembuatan dengan cara ini telah dipraktikkan sebagai penghormatan terhadap alam.[2]

Taman Korea yang sederhana dan tak dipaksakan, ditanami pohon berdaun lebar dengan sedikit tanaman hijau tahunan di sana-sini agar bisa menampilkan perubahan alam dan harmoni di dalamnya.[2]

Elemen air

 
Mata air Ongnyucheon, Huwon.

Orang Korea menggunakan elemen air secara bijak dalam kehidupan mereka.[3] Kaum terpelajar pada zaman kuno mencari kedamaian jiwa pada air yang tenang di kolam dan menikmati tanaman yang tumbuh di taman.[3] Mereka senang mendengar suara air dan menyepi untuk menjauhi kehidupan duniawi.[3] Air dijadikan dianggap dapat membersihkan jiwa dan pikiran, sehingga di Korea kata seshim ("membersihkan pikiran") sering dijadikan nama kolam dan pendopo.[3] Air mengisi bentuk kolam dan di tengahnya dibuat pulau dengan pohon atau chungdo (bale kambang).[3] Ini didasarkan dari pemikiran Taoisme, shinson.[3]

Taman-taman dan kolam terkenal

 
Paviliun Juhamnu, Istana Changdeok.

Taman-taman terkenal Korea banyak yang berasal dari zaman Dinasti Joseon (1392-1910) dan masih dipelihara dengan baik sampai kini. Berbagai situs taman dari zaman kuno sudah dikonstruksikan kembali menjadi objek wisata terkenal, sebagian besar dari situs taman asli Baekje atau Silla yang menampilkan ukuran besar-besar. Beberapa taman terkenal antara lain:

  • Taman Seongnakwon di Seoul. Bergaya Joseon, dibangun pada masa pemerintahan Raja Cheoljong.[4]
  • Taman Soswaewon di Damyang, Jeolla Selatan.[1]
  • Taman Gwanghalluwon di Namwon, Jeolla Utara.[1]
  • Taman Buyong di Bogildo, tempat favorit penyair dari Joseon, Yun Seon-do (1587-1675).[1]
  • Taman Seodong di Buyeo, situs kolam bersejarah Gungnam (Gungnamji) yang dibangun atas perintah Raja Mu.[5]
  • Kolam Anap (Anapji), kolam besar yang dibangun pada tahun ke-4 pada masa pemerintahan Raja Munmu (661-681).[6]

Huwon

 
Huwon.

Huwon adalah taman yang terletak di bagian belakang Istana Changdeok dan merupakan taman utama bergaya Joseon.[7] Taman ini dipenuhi hutan dan aliran mata air alami.[7] Walau tampak tenang, taman ini berada tak jauh dari pusat kota Seoul.[7]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j Korean Cultural Insights. Junggu, Seoul: Korea Tourism Organization. 2009. 
  2. ^ a b c d Choi, Jung-hwa (2007). This is all you everwanted to know about Korea. Seoul: NewRUN. hlm. 162–163. ISBN 89-01-06259-3. 
  3. ^ a b c d e f Korean Cultural Heritage, Traditional Lifestyles. Moonhwa Printing. Co, Seoul. 1997. ISBN 89-86090-13-9. 
  4. ^ (Inggris)Seongnagwon (Seongnagwon Garden), jikimi. Diakses pada 21 April 2011
  5. ^ (Inggris)Seodong Park and Gungnamji Pond, visitkorea. Diakses pada 21 April 2011
  6. ^ (Inggris)Anapji Pond, visitkorea. Diakses pada 21 April 2011
  7. ^ a b c Kim, Dong-uk (2006). Palaces of Korea. Seoul: Hollym Corp. hlm. 102–105. ISBN 1-56591-224-1. 

Pranala luar