Kabupaten Kerinci
Kabupaten Kerinci adalah salah satu kabupaten di Propinsi Jambi, Indonesia. Kerinci ditetapkan sebagai Kabupaten sejak awal berdirinya Propinsi Jambi dengan pusat pemerintahan di Sungai Penuh. Pada tahun 2011, pusat pemerintahan berpindah ke Siulak.[1] Kabupaten Kerinci memiliki luas 3.805,95 km² terdiri atas 11 kecamatan.
Kabupaten Kerinci | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Motto: Sakti Alam Kerinci | |
Koordinat: 2°05′02″S 101°28′48″E / 2.0839°S 101.48°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jambi |
Dasar hukum | UU No. 58 Tahun 1958 |
Ibu kota | Siulak |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | H. Murasman, S.Pd., M.M. |
• Wakil Bupati | Drs. H. Mohd. Rahman, M.M. |
Luas | |
• Total | 3.805,95 km2 (146,949 sq mi) |
Populasi ((2010)) | |
• Total | 229.495 |
• Kepadatan | 68/km2 (180/sq mi) |
Demografi | |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0748 |
Kode Kemendagri | 15.01 |
DAU | Rp. 501.185.353.000.- |
Situs web | http://www.kerincikab.go.id/ |
Sejarah
Menurut Tambo Minangkabau, Tanah Kerinci merupakan bagian dari rantau Minangkabau.[2] Dalam tambo tersebut dikatakan bahwa rantau pesisir Alam Minangkabau meliputi wilayah-wilayah sepanjang pesisir barat Sumatera bagian tengah, mulai dari Sikilang Air Bangis, Tiku, Pariaman, Padang, Bandar Sepuluh, Air Haji, Inderapura, Muko-muko, dan Kerinci.[3]
Pada abad ke-14 hingga ke-18, Kerinci merupakan bagian dari Kerajaan Inderapura, yang berpusat di Inderapura, Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Setelah runtuhnya Kerajaan Inderapura, Kerinci merupakan kawasan yang memiliki kekuasaan politik tersendiri.
Pada masa pemerintahan Hindia-Belanda, Kerinci masuk ke dalam Karesidenan Jambi (1904-1921), kemudian berganti di bawah Karesidenan Sumatra's Westkust (1921-1942). Pada masa itu, Kerinci dijadikan wilayah setingkat onderafdeeling yang dinamakan Onderafdeeling Kerinci-Indrapura. Setelah kemerdekaan, status administratifnya dijadikan luhak dan dinamakan Luhak Kerinci-Indrapura. Sedangkan Kerinci sendiri, diberi status daerah administratif setingkat kewedanaan.[4]
Pada tahun 1957, Propinsi Sumatera Tengah dipecah menjadi 3 propinsi:
- Sumatera Barat, meliputi daerah darek Minangkabau dan Rantau Pesisir
- Riau, meliputi wilayah Kesultanan Siak, Pelalawan, Rokan, Indragiri, Riau-Lingga, ditambah Rantau Hilir Minangkabau : Kampar dan Kuantan.
- Jambi, meliputi bekas wilayah Kesultanan Jambi ditambah Rantau Pesisir Minangkabau : Kerinci.
Kabupaten Kerinci terbagi atas 16 Kecamatan, yaitu : 1. Batang merangin 2. Gunung Raya 3. Bukit Kernan 4. Danau kerinci 5. Keliling Danau 6. Sitinjau Laut 7. Air Hangat Timur 8. Depati VII 9. Air hangat 10. Air Hangat barat 11. Siulak Mukai 12. Siulak 13. Gunung Kerinci 14. Kayu Aro Barat 15. Kayu Aro 16. Gunung Tujuh
Pemekaran
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008, beberapa bekas kecamatan di Kabupaten Kerinci ditetapkan untuk menjadi bagian dari Kota Sungaipenuh.
Kecamatan-kecamatan yang dimaksud adalah:
Geografi
Kerinci berada di ujung barat Provinsi Jambi dengan batas wilayah sebagai berikut:
Utara | Propinsi Sumatera Barat |
Timur | Kabupaten Bungo dan Kabupaten Merangin |
Selatan | Propinsi Bengkulu |
Barat | Propinsi Sumatera Barat |
Demografi
Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2010, populasi Kabupaten Kerinci berjumlah 229.387 jiwa.[5]. Masyarakat yang mendiami kawasan ini adalah Suku Kerinci. Dan bahasa pengantar yang dipergunakan adalah Bahasa Kerinci.
Budaya
Seperti masyarakat Minangkabau lainnya, orang Kerinci juga menganut sistem adat matrilineal. Rumah suku Kerinci disebut "Larik", yang terdiri dari beberapa deretan rumah petak yang bersambung-sambung.
Suku Kerinci juga memiliki tarian tradisional yang bernama Rantak Kudo. Rantak Kudo adalah tarian yang biasa ditampilkan pada acara-acara bersifat adat atau pada acara khusus yang bersifat sakral.
Bahasa
Bahasa Kerinci termasuk salah satu anak cabang Bahasa Austronesia, yang dekat dengan Bahasa Minangkabau. Beberapa ahli bahkan menyebut Bahasa Kerinci sebagai bagian dari Bahasa Minangkabau.[6] Ada lebih dari 30 dialek bahasa yang berbeda di tiap-tiap desa di daerah Kerinci.
Referensi
- ^ Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2011 Tentang Pemindahan Ibu Kota Kabupaten Kerinci Dari Wilayah Kota Sungaipenuh ke Wilayah Kecamatan Siulak
- ^ Gusti Asnan, Memikir ulang regionalisme: Sumatera Barat tahun 1950-an, Yayasan Obor Indonesia
- ^ Edwar Djamaris, Tambo Minangkabau, Jakarta: Balai Pustaka, 1991
- ^ Gusti Asnan, Memikir ulang regionalisme: Sumatera Barat tahun 1950-an, Yayasan Obor Indonesia
- ^ http://www.bps.go.id/hasilSP2010/jambi/1501.pdf /Biro Pusat Statistik
- ^ Narendra S. Bisht, T. S. Bankoti, Encyclopaedia of the South East Asian Ethnography, Global Vision Publishing House, 2004