Tanjung Pura, Langkat

kecamatan di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara

Tanjung Pura adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Tanjung Pura
Negara Indonesia
ProvinsiSumatera Utara
KabupatenLangkat
Populasi
 • Total66,113 jiwa jiwa
Kode Kemendagri12.05.11 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS1213140 Edit nilai pada Wikidata
Luas165,78 km²
Kepadatan400 jiwa/km²
Desa/kelurahan14/5
Peta
PetaKoordinat: 3°53′55.08870″N 98°25′14.42352″E / 3.8986357500°N 98.4206732000°E / 3.8986357500; 98.4206732000
Pemandangan tepi sungai di Tanjung Pura (tahun 1888)
Pemandangan jalan di Tanjung Pura (sekitar 1890)

Berlokasi sekitar 60 km dari Kota Medan. Tanjung Pura merupakan salah satu titik yang dilewati oleh Jalan Raya Lintas Sumatera, merupakan juga kota kecil penuh kenangan bagi sebagian orang yang pernah tinggal di sana, selain terkenal sebagai kota pendidikan, sejak zaman dahulu Tanjung Pura juga dikenal sebagai kota budaya. Kesemuanya itu terbukti dengan adanya pahlawan nasional republik Indonesia, seorang Pujangga besar, dari tanah melayu dengan sastranya yang memaknai arti cinta dan ketuhanan. Bermula dari tanah bertuah ini pula ia mulai mengukir bait-bait goresan pena emasnya, Dialah Pahlawan kita yang dikenal dengan nama Tengku Amir Hamzah. Tengku Amir Hamzah merupakan penyair handal nan sederhana yang kini ia telah dimakamkan Di Kompleks Pemakaman Umum Masjid Azizi Tanjung Pura.

Tanjung Pura adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Langkat, Sumatra Utara. Berlokasi sekitar 60 km sebelah utara dari Kota Medan. Tanjung Pura merupakan salah satu titik yang dilewati oleh Jalan Raya Lintas Sumatra menuju Propinsi Aceh.

Banyak peninggalan bersejarah disini, seperti makam raja-raja (Sultan Langkat) yang masih terawat baik di kompleks perkuburan Masjid Azizi, yang juga merupakan kompleks pemakaman umum.

Tanjung Pura merupakan pusat kerajaan lama Kesultanan Langkat, yang kini hanya meninggalkan bangunan sejarah yang tersisa, dilingkupi budaya Melayu pesisir, ditanah yang memiliki kekayaan alam melimpah tetumbuhan kelapa sawit menghiasi di sepanjang perjalanan dari kota Medan menuju kota ini.

Tanjung Pura adalah pusat kerajaan lama, diarealnya fasilitas penunjang kelangsungan kota (walaupun kota ini termasuk kota yang miskin)disana berdiri kokoh sebuah bangunan Masjid Termegah yaitu Masjid Azizi, Lembaga Permasyarakatan, Rumah Sakit Umum dan Kantor Pos serta bersemanyam pula Makam Syeikh Rokan ,maha guru dari Tariqah Nasbandiah didesa Besilam (diambli dari kata Babussalam). Dalam perayaan tahunannya, Masjid Azizi dihadiri ribuan jamaah dari seluruh pelosok negeri di dunia memperingati haul Tariqah Nasbandiah.

Masih sangat terasa budaya melayu tua di kota ini. Di kota ini pula terdapat sebuah bangunan bersejarah yang sudah amat terkenal baik didalam maupun diluar negeri yaitu Masjid Azizi, di Masjid inilah bersemayam pula makam raja-raja lama yang pernah bertahta di zamannya, dan dari sepanjang hulu sungainya bersemayam pula sepenggal cerita tentang sejarah lama yang terpinggirkan. Keanggunan sejarahnya terukir indah di batu granit tua hiasan kaligrafi dari ukiran lama.

Penduduk Tanjungpura kebanyakan datang dari Siak, Kedah, Selangor, Petani dan dari beberapa daerah di tanah Malaysia, Sehingga lingkungan tradisi budaya melayu Malaysia masih berhubungan sangat kental dengan kota ini, meskipun kini telah banyak sekali perbedaan adat budaya nya.

Langkat juga didominasi suku Melayu, identik dengan agama Islam. Pasalnya adat Melayu merupakan Adat bersendikan hukum Syara’ (Islam) dan hukum Syara’ bersendikan Kitabullah (Al-Quran). “Jadi suku Melayu itu sangat identik dengan agama Islam,”.

Dalam sejarahnya, terdapat pula nama-nama besar yang pernah menimba ilmu ditanah Langkat, seperti Adam Malik, berada pada areal kompleks Masjid Azizi yang juga merupakan kompleks pendidikan. Hingga dizaman pembangunan silih berganti pejabat yang betahtah disinggasananya berzirah ke makam Syeih Rokan di desa Besilam dan Tanjung Pura masih tak berubah dari wajah kemiskinannya.

Penduduk Tanjung Pura mayoritas bersuku Melayu 80% selebihnya 20% adalah pendatang terdiri dari: Tionghoa, Aceh, Minang, dan Banten.

Tokoh Melayu dan Nasional diantaranya: Prof. Dr. Ir. H. Djohar Arifin Husin Ketua PSSI, Guru besar Pertanian UISU, Staf Ahli Menpora, Anggota Ahli Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (MABMI) dan Alm. Prof. Ing. H. Muhammad Immaduddin Abdurrahim, PhD, MSc pendiri ICMI, Bank Muamalat, Guru Besar Teknik Elektro ITB, Pengajar Ilmu Tauhid, Penasihat Presiden B.J. Habibie dan mendapat gelar Pahlawan Nasional..


Artikel ini disusun oleh Khairul Fata