Trubus Soedarsono
Trubus Sudarsono adalah pematung dan pelukis naturalis Indonesia yang dikenal karena alisan realismenya yang sangat kuat. Dalam bidang politik, Trubus pernah menjabat sebagai anggota DPRD-DIY wakil Partai Komunis Indonesia (PKI). Trubus lahir di Yogyakarta pada 23 April 1926. Dia tidak sempat menamatkan pendidikan Sekolah Dasar (SD) karena orang tuanya yang bekerja sebagai buruh tani tidak memiliki uang yang cukup. Sejak kelas 3 SD, Trubus telah membuat dan menggambar sendiri boneka wayang yang digunakannya ketika dia menjadi dalang di acara sunatan teman-temannya. Di masa kecilnya, Trubus mampu membuat ukiran, topeng kayu, Tembem, Kelana, dan kepala Barongan untuk pertunjukkan jatilan atau reog.
Selain mempelajari cara melukis secara otodidak, Trubus juga pernah belajar kepada Affandi maupun Sindoesoedarsono Soedjojono di Jakart pada tahun 1942-1945. Di tahun 1948, dia dipenjara oleh pemerintah Belanda karena aktivitas politik yang dilakukannya, salah satunya membuat poster propaganda anti-Belanda setelah terjadi Perang Dunia II.
Karya
Salah satu karya Trubus adalah patung Urip Soemahardjo di Magelang yang bergaya realistik. Trubus juga terlibat dalam pembuatan Patung Selamat Datang di Jakarta yang didesain berdasarkan sketsa Henk Ngantung dan dikerjakan bersama dengan Edi Sunarso dan beberapa mahasiswa Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) (sekarang disebut Institut Seni Indonesia). Di dalam karyanya, Trubus memberikan kesan misterius dan mengungkapkan nilai spiritual. Beberapa karyanya yang dikenal luas adalah Balinese Dancer dan Noctumo.
Pada tahun 1958, Trubus membangun sebuah rumah sekaligus sanggar di Jalan Pakem, Purwodadi, Pakembinangun Sleman, yang dimanfaatkan sebagai tempat orang-orang yang ingin belajar dari Trubus.