Gunung Tambora

gunung di Indonesia

Gunung Tambora terletak di Kabupaten Dompu di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, tepatnya pada 8°25' LS dan 118° BT. Gunung ini termasuk gunung berapi aktif, dengan ketinggian puncak 2.850 meter.

Letusan

Pada tanggal 10 April 1815, Gunung Tambora meletus, memuntahkan magma hingga 100 km³, melepaskan 400 km³ debu ke angkasa hingga 44 km dari permukaan tanah, dan menelan 117.000 korban jiwa. Pada tahun 1816, akibat letusan tersebut, suhu permukaan bumi menurun menyebabkan pendinginan global. Tahun ini dikenal pula sebagai "Tahun tanpa musim panas". Perubahan cuaca yang drastis ini menyebabkan penyebaran wabah penyakit dan kelaparan akibat gagal panen di seluruh dunia. Letusan Gunung Tambora paling tidak berdaya empat kali lipat dari letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883. Pada saat letusan terjadi, beberapa orang Belanda yang berada di Surabaya mencatat dalam buku hariannya mengaku mendengar letusan tersebut, juga beberapa orang di benua Australia bagian Barat Laut. Mereka mengira itu hanyalah suara gemuruh guntur karena tiba-tiba muncul awan mendung yang membuat redupnya sinar matahari. Namun mereka tidak yakin karena yang mereka yakini awan, ternyata adalah asap dan debu vulkanis. Dan yang turun ke bumi bukanlah air melainkan debu dan kerikil kecil. Letusan Gunung Tambora merupakan letusan gunung terdahsyat sepanjang masa yang pernah tercatat.

Kawah

Berkas:Tambora-kaldera.jpg
Kawah Gunung Tambora saat ini sumber: National Geographic Photo

Begitu dahsyatnya letusan Gunung Tambora dapat dilihat dari bekas/sisa pecahan puncak gunung tersebut pada saat ini yang berbentuk kaldera. Lebar kaldera dari hasil ledakan, berdiameter kurang lebih 8 kilometer dan mempunyai kedalaman kurang lebih 5,6 kilometer dari bibir kawah teratas. Sisa kawah kaldera pada Gunung Tambora pada saat ini merupakan kaldera paling besar yang masih aktif di dunia.

Pranala luar

Templat:Link FA