Taman Baca Bulian
Artikel ini tidak memiliki referensi atau pranala luar ke sumber-sumber tepercaya yang dapat menyatakan kelayakan dari subyek yang dibahas. (ajukan diskusi keberatan penghapusan) Artikel ini akan dihapus pada 13 Mei 2013 jika tidak diperbaiki.Untuk pemulai artikel ini, jika Anda mempertentangkan nominasi penghapusan ini, jangan menghapus peringatan ini. Silakan hubungi sang pengusul, hubungi seorang pengurus, atau pasang tag {{tunggu dulu}} |
Taman Baca Bulian adalah salah satu taman baca berskala komunitas. Berlokasi di pinggiran Jakarta, tepatnya Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Bermula dari gagasan tiga anak muda: Dinda Larasati, Jaka Haris Mustafa, dan Gesyada Siregar yang suka membaca buku, dimulailah pembangunan taman baca ini. Bagi tiga pemuda ini, anak kecil zaman sekarang lebih suka menonton televisi, dan hal ini cukup menyedihkan.[1] Sebab televisi dapat menghambat daya cipta dan kreasi anak-anak. Tayangan televisi dalam negeri juga banyak yang mengandung kekerasan. Tak bisa dibayangkan jika sekitar 60 juta anak Indonesia yang berusia 0-14 tahun hanya menghabiskan waktunya dengan menonton televisi.[2]
Lewat taman baca ini, diharapkan anak-anak memiliki alternatif selain menonton televisi dan bermain. Mereka juga berharap, taman baca berskala komunitas ini akan sanggup mendidik anak lingkungan sekitar memiliki karakter yang santun, dan hobi membaca buku. Sebab kebanyakan tokoh besar di manapun memiliki karakter yang santun dan hobi membaca.
Sejak mulai dibuka dari tanggal 22 Juli 2012, pemustaka Taman Baca Bulian kian bertambah setiap harinya. Pada awal berdirinya, Taman Baca Bulian menyediakan sekitar 500 buku dan sekitar 200 eksemplar berbagai majalah. Kini jumlah buku koleksi kami kian bertambah. Taman Baca Bulian juga mengadakan membacakan dongeng rutin, les menggambar, dan ke depannya akan diadakan kegiatan pembentukan karakter lainnya.
Asal-Usul Nama
Bulian, atau Ulin, adalah salah satu pohon yang khas Indonesia. Pohon ini banyak tersebar di Pulau Kalimantan, Sulawesi, dan beberapa pulau di Filipina.
Kayu bulian sangat kuat, tahan terhadap serangan rayap, dan tahan air. Manfaat kayu bulian sudah diketahui sejak zaman pendudukan kolonial Belanda. Saat itu, pohon bulian digunakan untuk konstruksi jembatan dan juga bantalan rel kereta api. Kuatnya kayu bulian dapat dibuktikan dengan masih adanya bantalan rel dari kayu bulian yang berusia lebih dari 100 tahun, namun masih digunakan hingga saat ini. Kayu bulian yang kuat juga digunakan warga untuk membangun rumah. Namun massanya yang besar menjadikan kayu bulian jarang digunakan sebagai furnitur.
Sayangnya, bulian saat ini sudah mulai langka. Hal ini dibuktikan IUCN Red List yang menyatakan status bulian “vulnerable”, atau “rentan”.[3] Karena bulian adalah salah satu tanaman Indonesia, para pendiri ingin nama bulian dikenal masyarakat Indonesia, dengan menjadikannya sebagai nama taman baca yang mereka dirikan.[4]
Alamat
Jl. Gintung No. 32 RT 08/01, Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan 12530
Kontak
- http://tamanbacabulian.org
- info@tamanbacabulian.org