Tanjung Beringin

halaman disambiguasi Wikimedia
Revisi sejak 4 Juni 2013 07.52 oleh Aldo samulo (bicara | kontrib) (hapus)

Jangan gunakan templat {{hapus:kelayakan}}!
Gunakan {{hapus|A7}} atau {{hapus|A9}} atau {{subst:tak layak}}.

KANAGARIAN TANJUANG BARINGIN DALAM ADAT DAN SYARAK

Tanjuang Baringin adalah nama suatu Nagari diantara enam nagari dalam Kecamatan Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat. Nagari setingkat dengan kelurahan yang sebagai nama dari tingkatan pemerintahan terendah dalam struktur garis pemerintahan yang berlaku di NKRI. Perbedaannya terletak pada nama kepala pemerintahannya. Untuk Nagari menggunakan kata “Wali Nagari” sebagai pejabat pemerintahannya, sedang kelurahan menamakan kepala pemerintahannya dengan kata “Lurah”. Perbedaan signifikan antara Nagari dengan kelurahan adalah tatanan adat istiadat yang berlaku. Nagari di Provinsi Sumatera Barat adalah juga nama pemerintahan yang berasal dari warisan Kerajaan Minangkabau tempo dulu, sehingga nagari selain sebagai penghubung antara masyarakat dengan pemerintahan Negara, juga merupakan penentuan otoritas wilayah kaum adat terkecil disamping pemersatu dalam keragaman paham keagamaan yang disebut Syarak. Syarak adalah pedoman pelaksanaan hukum peribadatan dan kemasyarakatan dalam Agama Islam karena masyarakat asli Minangkabau pada umumnya menganut Islam. Merupakan ciri dari nagari mempunyai dualisme kepemimpinan. Kepemimpinan dalam pemerintahan negara dikepalai oleh Wali Nagari dan kepemimpinan dalam adat dan Syarak dikepalai oleh Panghulu Adat/Syarak. Nagari Tanjuang Baringin sebagaimana nagari di Minangkabau terdiri dari beberapa kampung (nama lian dari desa atau RT), yaitu: 1. Kampuang kandih. 2. Kampuang Benteng. 3. Kampuang Baru 4. Kampuang Jambak. 5. Kampuang Parik 6. Kampuang Tangah 7. Kampuang Tarok Tigo 8. Kampuang Tarok Ampek 9. Kampuang Kubang 10. Kampuang Sumua 11. Kampuang Pasa Kaciak 12. Kampuang Batuang Baririk 13. Kampuang Muaro Mangguang 14. Kampuang Tanjuang Baringin 15. Kampuang Koto Tangah. Nagari Tanjuang Baringin terletak di bagian Selatan Kecamatan Lubuak Sikapiang. Jika dari arah Kota Bukit Tinggi, maka nagari ini merupakan kawasan pintu gerbang kota Kecamatan Lubuk Sikaping yang sekaligus ibukota Kabupaten Pasaman. Geografis Nagari ini yang terdiri dari sisi lereng dari perbukitan Bukit Barisan, maka daerah ini merupakan induk hulu sungai yang mengalir ke wilayah barat Sumatera melalui sungai Batang Silasung dan bertemu dengan Batang Manggani dari Suliki Kabupaten Lima Puluh Kota dan seterusnya menyatu menjadi Batang Masang yang bermuara di pantai barat perbatasan Kabupaten Agam dan Kabupaten Pasaman Barat. Sumber aliran air Batang Pakau, Batang Pagaring, Batang Tikalak dan mata air Bulakan mengalir ke Batang Sumpur dan seterusnya menuju Sungai Rokan di Provinsi Riau. Sumber utama perekonomian masyarakatnya adalah pertanian, namun karena terjadinya pertumbuhan pembangunan yang cukup pesat, maka sebagian besar lahan telah menjadi pemukiman dan hutan tropis yang hijau kini menjadi perkebunan rakyat yang ditanami coklat, karet, pisang, salak dan hanya sebagian kecil saja yang melestarikan penanaman sayur-mayur dan buah-buahan. Untuk hasil utama buah dari Nagari Tanjuang Baringin adalah pisang emas dan salak. Hasil lainnya berupa industri rumah tangga, kerajinan tangan, perabot. Usaha olahan makanan yang cukup terkenal sejak lama dari Nagari Tanjuang Baringin adalah tapai, bika, kerupuk ubi, lemang, dan cendol. Namun karena pasokan bahan olahan mulai sulit didapatkan, maka usaha ini mulai berkurang. Sekarang sudah lebih banyak lagi berupa usaha tempe, tahu, kerupuk palembang, kerupuk udang, kerupuk nasi, keripik pisang, roti goreng dan roti bakar. Adapun Nagari-nagari di Lubuk Sikaping adalah: 1. Nagari Tanjuang Baringin 2. Nagari Durian Tinggi 3. Nagari Jambak 4. Nagari Pauah 5. Nagari Aia Manggih 6. Nagari Sundata Sebagai ibukota Kabupaten Pasaman maka sarana dan prasarana pemerintahan di Lubuk Sikaping tersebar pada nagari-nagari tersebut. Maka di Nagari Tanjuang Baringin terdapat sejumlah fasillitas perkantoran dinas/instansi SKPD Kabupaten Pasaman, sarana Gelanggang Olahraga Kabupaten Pasaman, SMA SBI, SMK Negeri, SMK swasta, Perguruan Tinggi, Perumahan Dinas, Perumnas dan Pasar Raya dan Terminal Bis Angkutan Umum Lubuk Sikaping yang diramaikan setiap hari Selasa dan Jumat. Terminal Bis/ Angkutan Umum Barang dan kantor TPR Lubuk Sikaping merupakan penghubung Jalur Barat Lintas Sumatera, dari arah Medan ke Bukit Tinggi menuju Padang, Riau dan Jambi. Dari aspek pendidikan, masyarakat Nagari Tanjuang Baringin sudah mengikuti perkembangan zaman. Sejak awal kemerdekaan Indonesia, sudah banyak yang merantau ke kota-kota besar terutama Padang, Medan dan Jakarta untuk menamatkan SLTA hingga Perguruan Tinggi dan bahkan ada yang menjadi tokoh nasional dari zaman orde lama, seperti Prof. M. Nasrun. Pada masa Orde baru sudah mulai ada pembangunan SMEA (tahun 1984), maka hanya sedikit sekali pemuda yang tidak berpendidikan SLTA. Sebagaimana kebiasaan merantau orang Minangkabau pada umumnya, anak-anak Nagari Tanjuang Baringin setelah lulus dari berbagai Perguruan Tinggi diperoleh berbagai titel dan gelar akademis sesuai disiplin ilmu yang mereka tekuni. Mereka lalu bawa ijazah untuk mengadu nasib ke perantauan untuk mendapatkan penghidupan yang lebih layak daripada tetap tinggal di kampung halaman. Dengan kata lain, anak-anak pintar setamat sekolah pergi merantau, akibatnya di kampong tetap tinggal anak-anak yang biasa-biasa saja pendidikannya. Sehingga potensi SDM (sumber daya manusia) yang akan mengangkat martabat Tanjuang Baringin hanya sedikit yang menetap di Tanjuang Baringin. Inilah hambatan yang dihadapi untuk mencari calon pemimpin pemerintahan, panghulu adat dan panghulu syarak di nagari ini, karena mencari cucu kemenakan yang akan menggantikan ninik mamak sudah jauh di rantau orang. Sebab lain tuntunan tradisi yang mengajarkan bagaimana terbiasa bahwa anak-anak itu disuruh merantau dahulu untuk mencari pengalaman hidup. Inilah yang dimaksudkan oleh ungkapan pantun Minangkabau:

               Karatau madang di hulu,
               Babuah babungo balun.
               Karantau bujang dahulu,
               Di rumah baguno balun.

Pengenalan Pendidikan Agama terhadap anak biasanya dilaksanakan sejak kecil, terutama pada masa sekolah dasar. Paginya belajar di sekolah dasar dan sore hari mengikuti sekolah agama (pesantren) dan malam hari dilanjutkan dengan pengajian Al Quran di surau-surau. Dengan demikian, anak-anak yang akan pergi merantau sudah dibekali dengan dasar-dasar ajaran agama. Anak-anak ini merantau ke Jakarta dan berbagai kota besar di Jawa dan Sumatera. Orang Tanjuang Baringin di rantau pada umumnya bekerja sebagai pegawai negeri maupun swasta. Jarang sekali yang memilih untuk menjadi pengusaha ataupun pedagang. Namun setelah kesadaran untuk membangun kampung halaman mulai muncul, banyak perantau yang pulang dari luar negeri, terutama Malaysia, Jepang, China dan Taiwan serta Australia pulang kampung membangun kampung. Dan semenjak tahun 1980-an telah bermunculan sejumlah pejabat di Pemerintahan Kabupaten Pasaman dan Pengusaha serta Bisnis. Disamping ada beberapa orang yang duduk di legislatif. Sejak tahun 2000-an mulai ada kepala pemerintahan yang berstatus pejabat Negara, yaitu Wakil Bupati Pasaman H. Benny Utama, SH.MM dan Ketua DPRD Samsuri,SH.MM.Msi. dan Tahun 2010 ini H. Benny Utama, SH.MM terpilih sebagai Bupati Pasaman periode 2010 – 2015.