Kuil Yasukuni

bangunan kuil di Jepang
Revisi sejak 25 Juni 2013 23.15 oleh Midori (bicara | kontrib) (+sejarah)

Kuil Yasukuni (靖國神社, Yasukuni Jinja; "kuil bangsa damai") adalah sebuah kuil Shinto di Chiyoda, Tokyo, Jepang. Kuil ini dibangun oleh Kaisar Meiji untuk mengenang orang yang meninggal dunia untuk Kekaisaran Jepang semasa Restorasi Meiji.[1] "Buku Jiwa" milik kuil ini mendaftar nama-nama, tempat lahir, dan tempat kematian 2.466.532 pria, wanita, dan anak-anak, mulai dari Perang Boshin 1867 hingga Perang Dunia II.[2]

Kuil Yasukuni

Bangunan utama Kuil Yasukuni (aula pemujaan)
Lokasi Chiyoda, Tokyo, Jepang
Koordinat 35°41′38.25″LU,139°44′33.69″BT
Peringkat Kuil Kekaisaran
Tahun didirikan Juni 1869
Tanggal festival 22 April, 18 Oktober
Upacara penting Mitama Matsuri (13-16 Juli)

Kuil utama (honden) Yasukuni hanya mendaftar nama-nama orang yang meninggal ketika berdinas untuk Kekaisaran Jepang. Kuil Chinreisha Yasukuni didirikan untuk mengenang orang yang berperang melawan Kekaisaran Jepang dan siapa saja yang meninggal dunia dalam perang, termasuk prajurit-prajurit Jepang dari Keshogunan Tokugawa dan Republik Ezo, termasuk tentara yang mewakili kekuatan militer asing seperti dari Inggris, Amerika Serikat, Cina, Korea, dan Asia Tenggara.

Kuil utama (honden) dibuat untuk mengenang semua orang yang meninggal dunia untuk kekaisaran, dan tidak dibatasi hanya untuk tentara, melainkan juga mencatat nama-nama pekerja sosial, pekerja pabrik, serta warga negara sipil nonetnis Jepang, seperti orang Taiwan dan orang Korea yang bekerja untuk Jepang. Di kuil ini juga terdapat patung peringatan untuk hewan-hewan yang mati dalam perang dan ibu-ibu tunggal yang harus membesarkan anak-anak tanpa suami sebagai korban perang. Di kuil utama juga terdapat perpustakaan/arsip yang mengumpulkan informasi tentang setiap orang yang namanya diabadikan di kuil ini, dan sebuah museum perang konservatif. Penyebab kontroversi Kuil Yasukuni adalah pemakaian kuil ini sebagai tempat persemayaman arwah sejumlah penjahat perang dari Perang Dunia II. Kuil ini mencatat semua nama tanpa prasangka. Semua orang dianggap sederajat tanpa memandang status sosial, jasa-jasa mereka semasa hidup, atau faktor-faktor lainnya.[3] Satu-satunya persyaratan untuk dapat diabadikan di kuil ini adalah meninggal dunia untuk Kekaisaran Jepang. Pemilik kuil merasa tidak ada alasan untuk tidak memasukkan orang-orang yang dihukum karena kejahatan mereka.[4] Ikut dimasukkannya nama-nama mereka menyebabkan ketegangan politik, terutama dengan RRC dan Korea Selatan yang berpendapat Jepang telah mengingkari semua kesalahannya semasa Perang Dunia II. Pendukung Kuil Yasukuni berpendapat bahwa menolak memasukkan arwah penjahat perang ke dalam kuil ini berarti tidak mengakui masa dinas mereka untuk Kekaisaran Jepang, sekaligus mengingkari keberadaan mereka dan mengingkari mereka telah berbuat kejahatan atas nama Kaisar Jepang. Kontroversi Kuil Yasukuni terus berlanjut tidak hanya setiap kali politikus Jepang datang berkunjung ke Kuil Yasukuni, melainkan juga ketika politikus non-Jepang datang berkunjung, termasuk Lee Teng-hui yang memiliki kakak yang arwahnya disemayamkan di honden Kuil Yasukuni.[5] Politikus sayap kiri memandang kuil ini sebagai simbol imperialisme Jepang. Sebaliknya, politikus sayap kanan menganggap kuil ini sebagai simbol patriotisme.[6]

Kuil ini juga mengabadikan arwah 14 orang yang dinyatakan sebagai penjahat perang Kelas A setelah Perang Dunia II.

Sejarah

 
Tōkyō Shōkonsha, tahun 1873

Lokasi untuk Kuil Yasukuni dipilih berdasarkan perintah Kaisar Meiji. Kuil ini awalnya diberi nama Tōkyō Shōkonsha (東京招魂社) .[7] Kuil ini awalnya dibangun untuk memperingati tentara Perang Boshin yang tewas memperjuangkan Restorasi Meiji.[8] Kuil ini adalah salah satu dari puluhan memorial perang yang didirikan di seluruh Jepang sebagai bagian dari program Shinto agama negara. Pada tahun 1879, Tōkyō Shōkonsha diganti namanya menjadi Yasukuni Jinja (Kuil Yasukuni).[9] Kuil ini kemudian menjadi salah satu kuil utama Shinto Negara, sekaligus kuil nasional yang utama untuk memperingati korban perang Jepang. Arti harfiah Yasukuni adalah "Mendamaikan Negara", kata ini diambil dari frasa 吾以靖国也 yang terdapat dalam buku klasik Cina Zuo Zhuan (Gulungan 6, Tahun 23 Tahun Yang Mulia Xi). Nama kuil ini dipilih sendiri oleh Kaisar Meiji.[10]

Seusai Perang Dunia II, Pemerintah Pendudukan Sekutu di Jepang mengeluarkan sebuah Pedoman Shinto yang memerintahkan pemisahan agama dan negara, sekaligus secara praktis mengakhiri agama Shinto Negara. Kuil Yasukuni dipaksa untuk memilih di antara kedua pilihan, sebagai lembaga sekuler milik pemerintah atau lembaga agama independen yang tidak bergantung kepada Pemerintah Jepang. Kuil ini akhirnya dijadikan lembaga agama swasta. Setelah keputusan tersebut diambil, Kuil Yasukuni beroperasi dari dana swasta.[11]

Ritual Shinto dilakukan di kuil ini, sesuai dengan kepercayaan Shinto bahwa kuil ini dijadikan tempat tinggal untuk Kami atau arwah semua abdi Jepang, termasuk abdi kekaisaran (orang Korea dan orang Taiwan), serta warga sipil yang meninggal dunia untuk kaisar karena ikut serta (dipaksa atau atas kemauan sendiri) dalam konflik-konflik yang melibatkan Jepang sebelum tahun 1951.

Referensi

  1. ^ "History". Diakses tanggal 2008-03-23. 
  2. ^ "Deities". Diakses tanggal 2008-04-13. 
  3. ^ http://www.yasukuni.or.jp/english/about/
  4. ^ http://personal.stthomas.edu/smsletten/yasukuni/aboutyasukuni/yasukunikami.html
  5. ^ http://www.reuters.com/article/2007/06/07/us-japan-taiwan-lee-idUSSP1617120070607
  6. ^ http://www.bbc.co.uk/news/world-asia-19987251
  7. ^ Ponsonby-Fane, Richard. (1963). The Vicissitudes of Shinto, pp. 118-134.
  8. ^ "Yasukuni Shrine, Tokyo". Sacred Destinations. Diakses tanggal 2008-03-23. 
  9. ^ Ponsonby-Fane, p. 126.
  10. ^ "Yomiuri Shimbun: 基礎からわかる靖国神社問題】Q 戦前、戦後 どんな役割?". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-08-31. Diakses tanggal 2007-01-30.  (Jepang)
  11. ^ Tetsuya, Takahashi. "Yasukuni Shrine at the Heart of Japan's National Debate". Japan Focus. Diakses tanggal 2008-03-23. 

Pranala luar