Ini adalah artikel yang memenuhi kriteria penghapusan cepat karena: Galat Lua: expandTemplate: invalid title "db-vanitas".. Untuk kriteria yang valid, lihat KPC.
%27%27%27%5B%5BWP%3AVANITAS%7CVanitas%5D%5D%27%27%27NA
Jika artikel ini tidak memenuhi syarat KPC, atau Anda ingin memperbaikinya, silakan hapus pemberitahuan ini, tetapi tidak dibenarkan menghapus pemberitahuan ini dari halaman yang Anda buat sendiri. Jika Anda membuat halaman ini tetapi Anda tidak setuju, Anda boleh mengeklik tombol di bawah ini dan menjelaskan mengapa Anda tidak setuju halaman itu dihapus. Silakan kunjungi halaman pembicaraan untuk memeriksa jika sudah menerima tanggapan pesan Anda.
Ingat bahwa artikel ini dapat dihapus kapan saja jika sudah tidak diragukan lagi memenuhi kriteria penghapusan cepat, atau penjelasan dikirim ke halaman pembicaraan Anda tidak cukup meyakinkan kami.
- Kepada nominator: Tempatkan templat:
{{subst:db-reason-notice|Melani Budianta|header=1|Vanitas}} ~~~~
- pada halaman pembicaraan pembuat/pengunggah.
Kepada pengurus: artikel ini memiliki isi pada halaman pembicaraannya yang harus diperiksa sebelum dihapus.
Pengurus: periksa pranala balik, riwayat (beda), dan catatan sebelum dihapus. Periksa di Google.
Halaman ini terakhir disunting oleh Spinnet (kontribusi | log) pada 12:21, 3 Juli 2013 (UTC) (11 tahun lalu)
Melani Budianta (lahir di Malang, Jawa Timur, 16 Mei 1954) adalah guru besar di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia dengan minat dan kepakaran di bidang kajian gender dan poskolonialisme, sastra bandingan, dan kajian budaya.
Aktivitas
Melani Budianta telah menerbitkan tulisan tentang gender, sastra, dan identitas budaya di sejumlah jurnal seperti Signs, RIMA, Nivedini: Journal of Gender Studies, Asian Exchange, maupun antologi seperti Self and Subject in Motion-Southeast Asian and Pacific Cosmopolitans (ed. Katherine Robinson), Challenging Authoritarianism in Southeast Asia: Comparing Malaysia and Indonesia (eds. Ariel Heryanto & Sumit Mandal), Clearing a Space: Postcoloniality and Indonesian Literature (eds. Keith Foulcher & Tony Day). Ia kerap menelaah persoalan hubungan antara demokrasi dan politik identitas dari sudut pandang budaya, sebagaimana yang dituangkannya dalam artikel "Plural Identities: Indonesian Women's Redefinition of Democracy in the Post-Reformasi Era" (Review of Indonesian and Malaysian Affairs, 2006).
Sebagai peneliti, Melani terlibat aktif dalam jaringan akademi internasional. Ia merupakan editor Inter-Asia Cultural Studies, fellow di Asian Regional Exchange for New Alternative (ARENA), dan anggota komite seleksi SEASREP (Southeast Asian Studies Regional Exchange Program) dan API (Asian Public Intellectual). Ia juga pernah menjadi anggota Badan Penasihat ASF (Asian Scholarship Foundation).
Di Indonesia, Melani dikenal sebagai intelektual publik aktif dalam gerakan perempuan. Ia turut mendirikan Suara Ibu Peduli, kelompok perempuan yang sangat berperan dalam Reformasi 1998. Kepedulian sekaligus sikap kritisnya terhadap gerakan perempuan yang semakin banyak di akhir 1990-an tercermin dalam "The Blessed Tragedy: The Making of Women's Activism during the Reformasi Years (1998-1999)," sebuah tulisan dalam buku Challenging Authoritarianism in Southeast Asia: Comparing Malaysia and Indonesia (2003). Minatnya pada isu perempuan mendorongnya untuk turut mendirikan Women's Research Institute, sebuah institusi penelitian berperspektif feminis, di tahun 2002.
Pendidikan
Melani Budianta mendapat gelar Sarjana dari Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (d/h Fakultas Sastra) pada tahun 1979. Ia kemudian meraih gelas Master dalam bidang Kajian Amerika dari University of Southern California (1981) dan Ph.D. dalam bidang Sastra Inggris dari Cornell University (1992).
Pranala luar