Kasturi kepala-hitam
Halaman ini sedang dipersiapkan dan dikembangkan sehingga mungkin terjadi perubahan besar. Anda dapat membantu dalam penyuntingan halaman ini. Halaman ini terakhir disunting oleh Adi.akbartauhidin (Kontrib • Log) 4168 hari 1311 menit lalu. Jika Anda melihat halaman ini tidak disunting dalam beberapa hari, mohon hapus templat ini. |
Kasturi kepala-hitam | |
---|---|
Di Taman Burung Jurong, Singapura | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Superfamili: | |
Famili: | |
Subfamili: | |
Tribus: | |
Genus: | |
Spesies: | L. lory
|
Nama binomial | |
Lorius lory (Linnaeus, 1758)
|
Kasturi kepala-hitam (Lorius lori) adalah burung Indonesia yang tersebar juga di Guinea Baru.
Deskripsi
Kasturi kepala hitam memiliki panjang tubuh 31 cm (12,1 inci) dan berat 200-240 g (7-9,1 oz).[2][3] Dikenal dengan burung yang memiliki banyak warna pada bulu. Kasturi kepala-hitam dikenal mempunyai ekor yang lebar. Dada bagian atas dan kepala berwarna merah. Bagian mahkota warnanya hitam. Sedangkan, kepala bagian bawah dan mantel warnanya ungu tua yang berlanjut sampai dada dan berbentuk kalung. Paha dan bagian bawah ekor berwarna biru turkis. Sayap bagian atas warnanya hijau dan bawahnya berwarna merah. Sayap panjangnya 6,4 inci, ekor 4,1 inci, dan tarsus 8 inci. Ada ciri pembeda antara burung dewasa, remaja, maupun yang masih kecil. Warna biru pada bulu burung remaja tidak tersambung ke arah leher. Namun, pada burung yang masih kecil, tidak ada garis merah pada tengkuk. Ada kerah biru pada sekitaran leher, bagian atas dada berwarna merah, penutup sayap berwarna agak kuning dengan ujung hitam. Bagian tengah ekor berwarna kehijauan.[2][4][5]
Adapun, perbedaan antara jantan maupun betina tidak terlalu jelas. Pada kasturi kepala-hitam yang jantan, bulu dada berwarna biru tua mengilap dengan perilaku sering mengembangkan sayap serta menaik-turunkan kepala dan tubuhnya. Namun, pada burung betina bulu dadanya berwarna biru tua agak pucat dan kusam serta berperilaku kurang gesit.[6] Iris mata berwarna oranye pada burung jantan, dan kuning/oranye muda pada burung betina. Kasturi kepala-hitam sendiri baru dewasa kelamin pada usia antara 3-3,5 tahun.[6]
Kasturi kepala-hitam dibedakan dengan spesies lain, misalnya dengan kasturi merah (Eos bornea) berdasarkan bulu yang keseluruhannya yang berwarna merah tanpa noda hitam dan warna hijau pada sayap. Kemudian dengan nuri-raja ambon yang memiliki ekor yang panjang dan berbentuk baji, dan warna kuning pada garis di bagian bawah sayap.[7]
Kasturi kepala-hitam memiliki suara merdu yang bervariasi, ia memiliki suara pekikan/jeritan dan kicauan yang jelas.[8]
Taksonomi
Kasturi kepala-hitam terbagi atas 7 anak jenis, yakni L. l. lory, L. l. erythrothorax, L. l. somu, L. l. salvadorii, L. l. viridicrissalis, L. l. jobiensis, dan L. l. cyanauchen.[2][3] Beberapa subspesies kasturi kepala-hitam memiliki warna yang agak ungu pada leher dan perut.[8]
L. l. lory memiliki ciri yang nyata, dimana warna biru pada daerah tengkuk melebar ke punggung sampai ke dada, perut, hingga tungging. Sayap bagian bawah mulai dari pangkalnya hingga ujung berwarna merah, kuning, dan hitam. Pada burung yang belum dewasa mantel ungu di tengkuk belum menyatu dengan perut serta mata dan paruh berwarna coklat. Selain itu, biru muda menutupi bagian bawah sayap. Cere (bagian di atas paruh di sekitar lubang hidung) dan lingkaran sekitar mata berwarna abu-abu pucat.[3][2] Kemudian, subspesies erythrothorax memiliki ciri bahwa mantel yang berwarna ungu melingkar tidak penuh pada bagian leher. Warna biru yang terpisah satu sama lain terdapat pada punggung, dada, dan tungging. Sayap bagian bawah mirip subspesies lory. L. l. somu memiliki perbedaan berupa tidak adanya mantel ungu di tengkuk. Subspesies salvadori mirip dengan subspesies erythrothorax, namun warna ungu lebih dominan ketimbang hitam pada daerah bawah sayap. Kemudian, anak jenis viridicrissalis mirip dengan subspesies salvadorii namun warna dada dominan hitam serta meluas sampai bawah sayap.[2] L. l. jobiensis mirip dengan nuri salvadori tapi merah di dada dan ungu di bagian mantel lebih pucat. Warna biru pada tengkuk menyebar pada sisi leher dengan sayap yang berwarna biru. Subspesies cyanauchen memiliki ciri warna biru pada tengkuk menyatu dengan warna hitam di bagian mahkota.[2] Mantel ungu tidak melingkar penuh, pada bagian punggung warna biru melebar ke dada dan tungging. Sayap bagian bawah berwarna biru, kuning, dan hitam yang tersusun sampai ke pangkal saya.[3][2][4]
Persebaran & habitat
Referensi
- ^ BirdLife International (2012). "Lorius lory". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2012.1. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 16 July 2012.
- ^ a b c d e f g Prahara (2003) hal.24 – 26.
- ^ a b c d "Black-capped Lory". World Parrot Trust. Diakses tanggal 5 Juli 2013.
- ^ a b Salvadori (1891) hal.32 – 37.
- ^ Mivart (1896) hal.49
- ^ a b Prahara (2003) hal.43 – 44.
- ^ Forshaw (2010) hal.58
- ^ a b Strange (2001) hal.142
Daftar pustaka
- Forshaw, Joseph M. (2010). Parrots of the World. Princeton: Princeton University Press. ISBN 978-0-691-14285-2.
- Mivart, George (1896). A Monograph of the Lories, or Brush-Tongued Parrots, Composing the Family Loriidae. London: R.H. Porter.
- Prahara, Widyabrata (2003). Perawatan & Penangkaran Burung Paruh Bengkok yang Dilindungi. Jakarta: Penebar Swadaya. ISBN 979-489-695-0.
- Salvadori, T. (1891). Catalogue of the Psittaci, or Parrots, in the Collection of British Museum. 20. London: Printed by Order of the Trustees.
- Strange, Morten (2001). A Photographic Guide to the Birds of Indonesia. Princeton: Princeton University Press. ISBN 0-691-11495-1.