PANTI REHABILITASI KORBAN PENYALAH GUNAAN NAPZA / NARKOBA " KALIMOSODO " JAMBI

BEREBUT CINTA DENGAN BANDAR NARKOBA By pantirehabilitasialternatifkalimosodo.jambi September 5, 2012 Teks tebal BEREBUT CINTA DENGAN BANDAR NARKOBA MASYARAKAT Indonesia mengenalnya sebagai salah satu pemain terbaik yang pernah dimiliki Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Ronny Pattinasarany mengawali kariernya sebagai pemain sepakbola pada 1970 saat terpilih sebagai anggota tim PSSI Yunior ke Manila. Laki-laki kelahiran Makassar, 9 Februari 1949 ini sebelum menjadi pemain profesional, sempat dibesarkan di PSM Yunior. Dia hampir selalu dipercaya menjadi anggota tim nasional selama kurun waktu 1979-1985. Ronny adalah pemain All Star Asia, olahragawan terbaik Indonesia. Medali perak SEA Games pernah dia sumbangkan untuk Tim Merah Putih. Dari sepakbola, Ronny mendapatkan segalanya, termasuk uang. Menikah dengan Stella Maria, pasangan ini dikaruniai tiga orang anak (dua laki-laki dan satu perempuan), masing-masing Robenno Pattrick (Benny), HenryJacques (Yerry), dan Tresita Diana. Namun, di balik kesuksesannya di dunia persepakbolaan, Ronny memiliki kenangan buruk tersendiri menyangkut dua anak laki-lakinya. Kesibukannya mengurus sepakbola membuat waktunya untuk keluarga berkurang. Akibat kurang perhatian, kedua putranya pun terlibat penyalahgunaan obat-obatan terlarang. Mereka kecanduan narkoba mulai dari yang ringan hingga yang paling berat (putau). Adalah putra kedua Ronny, Henry Jacques (Yerry), yang pertama kali kecanduan narkoba. Yerry mengenal dan mengakrabi barang haram itu (putau) saat masih duduk di kelas satu SMP. Ketika itu Ronny berdomisili di Gresik, karena tugasnya sebagai pelatih Petrokimia Gresik. Atas saran para sahabatnya, Ronny membawa Yerry ke dokter tenar di bidang rehabilitasi kecanduan narkotika di Jakarta. Dokter Al Bachri Husin dan Prof. dr. Dadang Hawari menjadi pilihan Ronny. Hasilnya lumayan memuaskan, Yerry tidak sakaw lagi. Namun, kisah Ronny melawan narkotika tidak berhenti sampai di situ. Beberapa bulan kemudian, Yerry kambuh. Kenyataan ini membuat batin Ronny benar-benar terpukul. Dia merasa bahwa Yerry tidak akan sembuh jika dia tidak mendampinginya. Tahun 1985, disebut Ronny, sebagai tahun bagi dirinya untuk melawan narkoba. Pada tahun itu, dia mengambil keputusan yang sangat berat dalam perjalanan kariernya sebagai pemain dan pelatih sepakbola. “Saya dihadapkan pada dua pilihan yang sangat sulit, sepakbola atau menyelamatkan anak. Saya pun akhirnya memutuskan untuk meninggalkan sepakbola, kembali ke Jakarta meskipun pada saat itu saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan,” ungkap Ronny. Keputusan seperti itu tentu saja mengejutkan sang istri, Stella. “Saya benar-benar kaget dan tidak siap menghadapi peristiwa seperti itu,” katanya. Ronny menguatkan sang istri agar tegar menghadapi cobaan ini. “Mama juga jangan malu. Ini musibah. Mungkin kita sedang ditegur Tuhan,” kata Ronny kepada Stella. Selama berkarier di sepakbola, Ronny mengaku jauh dari Tuhan. Ternyata, menurut pengakuan Yerry, dia sudah mengenal narkoba sejak masih di kelas enam SD dari seorang penjual minuman ringan yang membuka warung di depan sekolahnya. Nipam adalah jenis narkoba yang pada mulanya diperkenalkan kepada Yerry. “Kalau kamu pakai ini akan membuat kamu lebih happy, bahagia,” kata Yerry menirukan ucapan sang penjaja minuman. Diberikan secara cuma-cuma, Yerry menerima begitu saja “barang haram” tersebut. “Awalnya saya memang tidak tahu. Setelah itu saya diberi ganja, pil BK, ecstasy, dan putau,” ujar Yerry. Narkoba yang pada mulanya diberikan secara gratis itu akhirnya harus ditebus dengan cara membeli manakala Yerry mulai ketagihan. Ketergantungan Yerry kepada narkoba semakin kuat. Ronny semakin terpukul, apalagi kalau melihat Yerry sedang sakaw (ingin mengonsumsi narkoba). “Kalau tengah malam dia sakaw, dan saya tidak punya uang, saya peluk dia semalaman. Paginya saya cari pinjaman untuk beli narkoba.” Ronny memang sering tidak tega. Saat Yerry sudah tidak kuat, Ronny bahkan mengantarkan anak tercintanya itu ke bandar narkoba untuk mendapatkan barang berbahaya itu. “Pa…. Yerry nggak kuat,” rintih Yerry saat barang itu sudah ada di tangan Ronny dan tidak tahan untuk segera mengonsumsinya. “Tahan ya Yer, paling sepuluh menit lagi,” jawab Ronny yang berharap agar Yerry menikmati narkoba itu di rumah. Tidak tega melihat anaknya terus merintih, Ronny akhirnya membiarkan Yerry mengonsumsi putau di tengah perjalanan. Ronny tidak punya pilihan lain. Perbedaan antara rasa kasih sayang terhadap anak dan mencelakakan anak menjadi begitu sangat tipis. “Di satu sisi saya ingin membantu agar anak tidak kesakitan, tapi di sisi lain, pelanpelan saya sebenarnya membunuh anak saya sendiri. Ini pilihan yang amat sulit. Tapi biarlah Tuhan yang tahu,” kata Ronny dengan mata berkaca-kaca. Ronny juga pernah harus menahan malu dan pedih ketika dia dan Yerry diteriaki “mating” ketika datang ke sekolah Yerry. Pasalnya teman-teman sekolah menuduh Yerry mencuri uang salah seorang murid. Ronny yang pada saat itu sedang menganggur, sering menjual barangnya untuk membeli putau bagi anaknya. “Saya tidak tega melihat anak-anak tersiksa. Saya sampai utang sana-sini untuk membeli putau,” papar Ronny. Itulah cara yang diyakini Ronny bisa untuk membimbing Yerry kembali ke jalan yang benar. Tidak mudah memang, sebab Yerry berkali-kali jatuh ke lubang yang sama. Setelah “sembuh”, godaan untuk memakai lagi begitu kuat. Karena ulah Yerry yang semakin sulit dikendalikan, Ronny minta kepada anak pertamanya, Robennd Pattrick (Benny) untuk menjaga sang adik. Belakangan, Benny ternyata “setali tiga uang” dengan Yerry. Ketika duduk di bangku SMP, Benny diam-diam juga sudah mengonsumsi narkoba setelah teman-teman di sekolahnya menawarkan zat berbahaya itu. “Pakai deh, pokokriya enak banget. Kalau nggak pakai, kamu bukan anak gaul,” begitu imingiming yang disampaikan teman-temannya kepada Benny. Suatu ketika saat sakaw, Benny malah pernah minta narkoba ke adiknya. Permintaannya ditolak Yerry. Dengan berbagai cara, Benny membujuk Yerry. “Sudahlah jangan khawatir. pokoknya beres. Papa pasti membantu memberikan uang.” kata Benny yang kemudian membuat Yerry takluk. Sejak itu, mereka pun mengonsumsi narkoba bersama-sama. Benny mengibaratkan dirinya yang dipercaya untuk menjaga Yerry sebagai “malaikat sekaligus iblis.” Benny malah lebih parah ketimbang adiknya, karena memakai narkoba di luar rumah. Dia kerap tidak pulang dan menginap di rumah bandar narkoba. Jika sakaw datang, Yerry dan Benny selalu memaksa minta uang kepada orangtuanya untuk membeli putau. Kalau tidak diberi, mereka sering kali mencuri barang milik orangtuanya. Karena suka mencuri, Benny dan Yerry sering dikucilkan oleh keluarga besar Ronny dan Stella. Itu diakui Yerry dan Benny. “Pokoknya kunci dan model gembok apa saja yang dipakai Mama untuk menyimpan uang, bisa kami bongkar. Uang yang paling aman yang tidak bisa kami curi adalah yang masih disimpan di kantong Mama,” kata Benny. Karena tidak ada uang, sementara mereka sedang sakaw, suatu hari Benny dan Yerry nekat membuka garage sale dengan menjual barang apa saja milik orangtuanya. Saat itu Ronny dan Stella sedang ke luar kota. Medali olahraga, cincin kawin, barang antik milik Ronny dan Stella mereka obral habis-habisan. Bahkan, “Rice cooker yang masih ada nasinya kami jual,” kata Benny. Dari aksi “great sale” itu, mereka mendapatkan uang “cuma” 5 juta. Setelah itu hampir sebulan mereka tidak pulang. Benny dan Yerry waktu itu lebih sering tidur di rumah bandar. Ronny dan Stella juga kerap minta Tresita Diana, adik Benny dan Yerry, untuk menjaga kakak-kakaknya. Tapi Tresita malah jadi bulan-bulanan sang kakak. “Saya malah dibentak-bentak dan diminta tinggal dirumah lalu dikunci dari luar,” katanya. Diperlakukan seperti itu, Tresita bisa memahami, sebab bagaimanapun juga kakak-kakaknya sebenarnya adalah orang baik. Mereka melakukan perbuatan seperti itu, karena terpaksa. Situasi dan tuntutan untuk menetralisasi kecanduan pada narkobalah yang membuat Benny dan Yerry memperlakukan dirinya seperti itu. “Saya tahu, kakak-kakak sebenarnya nggak having fun,” katanya. Apa yang dikatakan Tresita benar adanya. Yerry berterus terang, “Saya nggak mau seperti itu (kecanduan narkoba),” katanya. Oleh sebab itu pada suatu hari, dia mencoba bunuh diri dengan minum racun serangga. Dia melakukannya diam-diam di kamar. Dia melakukan itu semua dengan kesadaran penuh, “Sebab lebih baik saya tidak ada di dunia ini daripada menyusahkan orang lain, terutama Papa dan Mama,” ujar Yerry. Yerry pun sudah menyiapkan surat “wasiat” buat Ronny Pattinasarany. Intinya, jauh lebih baik dia mati daripada hidup tapi menyusahkan orang lain. “Kalau saya mati, jangan salahkan Mama,” begitu antara lain isi surat Yerry. Pagi hari, meskipun sudah menenggak racun serangga, Yerry tetap terjaga. Dia merasa dirinya sudah mati dan berada di dunia lain, namun yang aneh, mengapa posisinya masih berada di dalam kamar. “Tuhan rupanya masih menghendaki saya hidup,” katanya. Sang kakak, Benny, mengaku juga sudah frustrasi dengan lembaran kehidupannya yang hitam. Dia menyadari berlari ke narkoba ternyata bukan solusi untuk menyelesaikan masalah putus cinta sewaktu di kelas tiga SMA. Ronny sendiri, meskipun beban yang ditanggung sangat berat, dia tidak mau menyalahkan anak-anaknya. Dia tetap merawat putranya dengan penuh kasih dan cinta. Saat mengantarkan anaknya membeli narkoba di rumah bandar, dalam pikirannya sering dia berniat untuk membunuh bandar narkoba. Namun saat niat buruk itu datang, Tuhan enegurnya. “Ngapain ngurusin bandar, jauh lebih baik ngurusin anak. Saya berusaha berebut kasih sayang dengan bandar,” katanya. Ronny yang gemar bermain musik itu menyimpulkan musibah yang dia alami sebagai teguran dari Tuhan. Selama berkarier di sepakbola, dia merasa jauh dari Tuhan. Ronny lalu mulai memperbaiki kehidupan rohaninya. Suatu saat, dia dikenalkan dengan seorang pendeta oleh rekannya. Pendeta tersebut menjadi motivasi tersendiri bagi kedua anaknya untuk sembuh. Kasih sayang yang diberikan kedua orangtuanya, dan petuah dari pendeta membuat Yerry berangsur lepas dari jeratan narkoba. Benny pun akhirnya mengikuti jejak sang adik. Perjuangan berat Ronny untuk melepaskan kedua anaknya dari pengaruh narkoba membuatnya tergerak untuk membagi pengalamannya pada orangtua yang mengalami masalah serupa. Bersama kedua anaknya, dia sering menjadi pembicara dalam diskusi mengenai narkotika. Pengalaman Ronny itu bahkan telah dibukukan berjudul Dan, Kedua Anakku Sembuh dari Ketergantungan Narkoba. Ronny bercita-cita untuk memiliki yayasan yang khusus memberikan bantuan kepada korban narkotika. “Orang yang kecanduan narkotika jangan dimusuhi. Dia harus disayangi agar bisa sembuh. Jika itu menimpa kepada anak kita, bagaimanapun nakalnya mereka. kita tidak boleh malu. Kewajiban orangtua untuk mengurus dan mendidik anak, sebab mereka adalah titipan Tuhan,” pesan Ronny. Sumber : LIDO

CARA BERHENTI MEMAKAI NARKOBA ( REHABILITASI ) By pantirehabilitasialternatifkalimosodojambi September 5, 2012

CARA BERHENTI MEMAKAI (REHABILITASI) NARKOBA DENGAN TERAPI “ INNAMAL A’MALU BINNIYAT “

Bismillaahirrohman nirrohim, Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. “Innamal a’malu Binniyat, wa innama likullimri in Maanawa”. Artinya, “sesungguhnya perbuatan itu tergantung niatnya (sugestinya), dan sesungguhnya (jadilah) bagi setiap orang apa yang ia niatkan (sugestikan)”. Dengan semakin banyaknya pertanyaan dari para pengunjung blog ini mengenai bagaimana cara berhenti memakai narkoba. Dan juga fakta bahwa bahwa banyak pengunjung yang datang ke blog ini melalui mesin pencari (Google, dll) dengan kata pencarian “rehabilitasi”, maka penulis (admin) ingin mencoba sedikit membantu membagi tulisan mengenai bagaimana cara berhenti memakai (rehablitasi) narkoba. Tadinya, penulis berharap menemukan tulisan mengenai cara berhenti memakai narkoba melalui mbah Google, tetapi ternyata belum ada satupun tulisan yang membahas hal tersebut. Akhirnya penulis mencoba melancangi untuk membuat tulisan ini. Oh ya, penulis menamakan metode terapi ini dengan nama “TERAPI “ INNAMAL A’MALU BINNIYAT “(“(TIABIN)”, Hal ini terinspirasi dari Hadits Riwayat Muslim yang mendasari metode ini (untuk lebih jelasnya, akan diungkapkan pada akhir tulisan ini). Biar tidak terlalu bertele-tele mari kita langsung ke pokok permasalahan. TERAPI “ INNAMAL A’MALU BINNIYAT “(TIABIN)”, memerlukan beberapa step atau langkah.

1. Niat Ini dulu yang pertama diperlukan. Innamal a’malu binniyyat, seperti kata hadits bahwa segala perbuatan itu tergantung niatnya. Kalau niatnya baik, Insya Allah Tuhan membantu. Syukurlah kalau Anda sudah ada niatan untuk berhenti. Itu langkah awal yang sangat bagus.

2. Kemauan Kalau kemauan, ini tingkatnya lebih tinggi daripada niat, karena kemauan ini merupakan “NIAT YANG SUNGGUH-SUNGGUH”. Kemauan berarti niat yang didukung oleh keinginan untuk melaksanakan apa yang diinginkan atau dicita-citakan secara nyata. Jadi bukan hanya sekedar OMDO alias omong doang, tapi juga diaplikasikan ke dalam perbuatan . Kalau anda sudah mencapai tahap ini saya yakin proses selanjutnya akan lebih mudah. seperti kata mutiara, “DIMANA ADA KEMAUAN DISITU PASTI ADA JALAN”.

3. Keteguhan (Istiqomah) Hal ini berarti kita tetap kukuh (istiqomah) untuk melaksanakan kemauan “untuk berhenti”, tidak peduli walau ada aral melintang menghadang. Bagaimana wujudnya? Semisal ada dorongan dari diri anda atau anda dirayu orang lain, untuk memakai narkoba, maka anda tetap kukuh untuk tidak memakai narkoba tersebut sekukuh-kukuhnya. Walaupun akibatnya, mungkin anda mengalami siksaan yang sangat berat akibat sakaw dan dijauhi teman sesama pemakai (anda malah harus benar-benar bersyukur, kalau anda dijauhi teman anda yang pecandu). Nah, pada saat proses sakaw inilah anda membutuhkan bantuan orang lain (orang dekat yang mendukung, misal pacar, adik, kakak atau orang tua) untuk mengawasi tindakan anda. Inilah proses yang paling berat dalam proses penyembuhan, karena dalam proses ini muncullah godaan dan rayuan yang bertubi-tubi untuk memakai barang haram tersebut.

4. Sugesti Sugesti adalah sebuah dorongan yang berasal dari luar diri kita (di luar alam bawah sadar) yang memberikan efek stimulan (perangsang) ke dalam alam bawah sadar untuk melakukan respon atas dorongan tersebut. Hasil (respon) dari alam bawah sadar tentang sugesti dapat bersifat positif dan negatif. Sugesti bisa berupa banyak hal seperti : kata-kata, suasana lingkungan yang nyaman disekitar kita, aroma wewangian, efek obat-obatan dan lain-lain. Terus, bagaimana penerapan atau penggunaan sugesti dalam rehabilitasi pencandu narkoba? Ok, saya jabarkan sebagai berikut, pertama Anda sudah berniat dan memiliki kemauan yang kuat untuk berhenti. Setelah itu tanamkan dalam pikiran Anda hal-hal sebagai berikut : • Pada pagi hari, lebih bagus pada saat bangun tidur, ucapkan secara lisan dan/atau dalam hati (sebanyak-banyaknya, minimal masing-masing 7 kali) kata-kata berikut,

- Saya bisa berhenti memakai narkoba – Saya bisa menjauhi teman sesama pecandu – Alqowiyyu (Tuhan Maha Kuat) – Arrohman (Tuhan Maha Pengasih) – Arrohim (Tuhan Maha Penyayang) – Dll, anda bisa menambahkan sendiri kata-kata yang positif

• Pada saat sakaw, - Duduklah yang tenang bisa dengan bersila atau yang lain, pokoknya membuat Anda merasa nyaman - Letakkan kapas yang ditetesi minyak aromaterapi (rasa lavender, lemon balm, chamomile atau geranium) beberapa senti dekat kipas angin atau bilik AC. Aromanya akan tercampur di udara ruangan sebagai terapi Anda. Kalau anda tidak mau repot, melewati proses ini juga tidak masalah (optional). Proses ini merupakan proses relaksasi. - Usaplah lingkaran daun telinga Anda (tangan kanan pada telinga kanan dan tangan kiri pada telinga kiri). Atau kalau anda lebih kuat, tekan titik syaraf di belakang daun telinga, dekat bagian bawah, kemudian diputar kecil (tangan kanan pada telinga kanan dan tangan kiri pada telinga kiri menggunakan jari tengah). Titik syaraf tersebut merupakan titik keseimbangan kepala, yang berefek pusing dan perut menjadi mual sehingga muncul keinginan untuk muntah. Lalu muntahkanlah, dengan muntah diharapkan racun-racun akibat narkoba yang ada dalam tubuh keluar.

- Ucapkanlah secara lisan dan/atau dalam hati (sebanyak-banyaknya, minimal masing-masing 7 kali) kata-kata berikut, – Narkoba jahat – Narkoba haram – Narkoba bisa menghancurkan tubuh – Narkoba bisa merusak keharmonisan keluarga – Narkoba bisa membuat mati – Narkoba bisa membuat masuk penjara – Narkoba bisa membuat bangkrut – Dll, anda bisa menambah sendiri kata-kata yang negatif tentang narkoba • Pada saat minum obat terapi atau berobat ke dokter, kyai, ahli terapi, atau psikiater

Seandainya rehabilitasi Anda melibatkan pihak lain seperti dokter, ustad/kyai, ahli terapi, atau psikiater, maka YAKINLAH DENGAN SEYAKIN-YAKINNYA akan kebenaran, manfaat, dan keberhasilan terapi tersebut. Bisa dengan mengucapkan kata-kata berikut, “Saya yakin saya bisa sembuh dengan cara ini ” secara berulang-ulang. • Dan pada saat yang lain, ketika anda membutuhkan kekuatan batin, anda bisa menambahkan atau memodifikasi sendiri kata-kata anda sendiri untuk menanamkan sugesti ke dalam alam bawah sadar anda. Ingat, teknik pengucapnnya adalah ucapkan per poin sebanyak-banyaknya, bukan semua poin terus sebanyak-banyaknya. Kelihatannya, sugesti ini merupakan hal yang sepele. Tapi menurut saya inilah hal yang paling penting dalam proses penyembuhan atau rehabilitasi. Karena dalam tahapan inilah pecandu mengalami hal yang paling menentukan berhasil tidaknya proses penyembuhan, yaitu pada saat “sakaw”. Berhasilkah pecandu melewati sakaw dengan penanaman sugesti ke dalam alam pikirannya.

5. Libatkan pihak lain. Untuk menjaga konsistensi rehabilitasi Anda, dibutuhkan bantuan pihak lain seperti keluarga, pacar, dokter, psikiater, atau panti rehabilitasi. Pihak inilah yang terutama akan mengawasi tindakan anda ketika sakaw, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, yang mungkin secara tidak sadar bisa anda lakukan.

6. Jauhi lingkungan atau teman pecandu Sehebat-hebatnya Anda menjalani rehabilitasi, tak akan ada gunanya kalau anda masih bergaul dengan lingkungan atau teman pecandu narkoba. Karena, bukan tidak mungkin anda akan kembali ditawari narkoba (atau bahkan dipaksa) oleh teman anda yang pecandu. Keluarga, pacar, dokter juga tidak mungkin bisa mengawasi anda terus-menerus selama 24 jam. Jadi, berpikirlah sejuta kali untuk tetap bergaul dengan teman pecandu apabila anda ingin benar-benar berhenti memakai narkoba.

7. Banyaklah berdo’a dan lebih mendekatkan diri pada Tuhan Karena sesungguhnya Allah sangat dekat bagi orang yang mau mendekati. Allah juga selalu membukakan pintu bagi orang-orang yang mau bertaubat. Semoga Tuhan selalu memberi kekuatan kepada kita dalam menghadapi segala cobaan. Yakinlah, bahwa Tuhan memberi kita cobaan, karena kita sanggup memikul cobaan tersebut. Demikianlah cara TERAPI “ INNAMAL A’MALU BINNIYAT “yang mudah-mudahan bisa membantu bagi anda yang ingin berhenti memakai narkoba. Saya percaya bahwa para pecandu tidak butuh fatwa, nasehat atau saran dari siapapun mengenai bahaya narkoba, karena saya yakin mereka telah mengetahuinya (bahkan mungkin resisten). Maksud saya, bahwa untuk berhenti memakai, bukan sekedar menakut-nakuti tentang bahaya narkoba, tetapi yang paling penting adalah kemauan dari diri sendiri untuk berhenti. Kemanapun kita merabilitasi pecandu (bagi keluarganya) tidak mungkin proses rehabilitasi akan berhasil apabila pecandu sendiri belum tergerak hatinya untuk berhenti. Pada intinya, “Innamal a’malu binniyat, wa innama likullimri in maanawa”. Artinya, “sesungguhnya perbuatan itu tergantung niatnya (dan/atau sugesti), dan sesungguhnya (jadilah) bagi setiap orang apa yang ia niatkan (sugestikan)”. Apabila pecandu merasa yakin bahwa dia bisa berhenti, maka dia pasti akan berhasil berhenti. Dan sebaliknya, apabila ia merasa ragu, maka ia tidak akan berhasil. Inilah alasan mengapa terapi ini penulis namakan “TERAPI “ INNAMAL A’MALU BINNIYAT “(TIABIN)”, yang kalau diartikan secara harfiah berarti “Dengan Niat (sugesti), Jadilah Apa yang Diniatkan (sugestikan)”. Akhirnya, “Jer Basuki Mawa Beya”, segala sesuatu apabila kita menginkan keberhasilan maka pasti membutuhkan pengorbanan. INSPIRASI LIDO 14 April 2011 10 HAL YANG PERLU DIKETAHUI TENTANG GANJA By pantirehabilitasialternatifkalimosodojambi September 5, 2012

10 HAL YANG PERLU DIKETAHUI TENTANG GANJA 

1. Memakai ganja adalah perbuatan melanggar hukum. Kamu akan sulit mendapatkan pekerjaan jika pernah dihukum. 2. Ganja bebahaya. Menghisap ganja meningkatkan resiko kanker dan kerusakan paru-paru. Juga menyebabkan panik, cemas, dan ”parno” (perasaan yang seperti dikejar orang). 3. Ganja mengurangi kemampuan melakukan aktivitas. Yang membutuhkan koordinasi dan konsentrasi, seperti olah gara, menari, latihan drama, dan belajar. 4. Memakai ganja mengurangi penilaian orang lain terhadap dirimu. Coba pikir jika kamu berpakaian rapi lalu ada ganja di tanganmu, apa yang kamu lakukan? 5. Ganja membatasi dirimu. Ganja mengganggu sekolahmu, hubunganmu dengan keluarga dan kehidupan sosial. 6. Ganja mengganggu cara berfikir dan menilai sesuatu. Hal ini sangat mengundang resiko, seperti kecelakaan, dan kekerasan. 7. Menghisap ganja tidak menjadikanmu keren (cool). Justru sebaliknya, penampilanmu lusuh. 8. Ganja menyebabkan ketergantungan. Kamu merasa selalu membutuhkan ganja, dan sulit melepaskan diri darinya. 9. Menghisap ganja bukan menyelesaikan masalah. Ganja tidak akan menyelesaikan masalah, bahkan masalah akan lebih berat, karena kamu tidak berusaha mencari penyelesaiannya. Bicarakan masalahmu dengan orang lain yang kamu percayai. Jangan percaya kepada orang yang berkata, bahwa ganja tidak berbahaya atau akan menjadikan hidupmu lebih baik. 10. Tidak semua orang memakai ganja. Kamu tidak membutuhkannya. Jika kamu pikir, semua orang memakai ganja, kamu keliru di Amerika Serikat lebih dari 80% remaja 12-17 tahun belum pernah memakai ganja. Ganja tidak menjadikanmu bahagia, popular atau dewasa. (RQ@DATIN). Sumber : “Buku ADVOKASI PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA, BNN-RI 2009”.

ORANGTUA FAKTOR UTAMA JAUHKAN ANAK DARI NARKOBA By pantirehabilitasialternatifkalimosodojambi September 5, 2012 ORANGTUA FAKTOR UTAMA JAUHKAN ANAK DARI NARKOBA Peran Orang tua sangat penting dalam mendidik anaknya agar jauh dari narkotika dan obat berbahaya atau narkoba. Peran orang tua tersebut tidak hanya keberadaannya secara fisik, tetapi juga harus berfungsi untuk mendidik anak. Hal itu dikemukakan oleh Veronica.Colondam dalam acara bincang-bincang terkait peluncuran buku Raising Drug-Free Children, Sabtu (15/3). Buku itu ditulis oleh Veronica Colondam, yang juga pendiri Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB). Yayasan tersebut bergerak dibidang pencegahan penyalahgunaan narkoba. Veronica mengatakan, YCAB pernah mengadakan penelitian terhadap 613 pecandu di 14 panti rehabilitasi tahun 2001. Menurut dia, hasilnya adalah 60-70 persen pecandu diantaranya berasal dari keluarga baik-baik atau harmonis. “Dalam perspektif pecandu yang dimaksud keluarga harmonis berarti orang tua masih bersama dan hampir tidak pernah bertengkar di depan mereka. Kondisi itu harmonis dalam perspektif mereka, tetapi sesungguhnya keluarga belum fungsional, terutama dalam mendidik anak”, ujar Veronica. Dia menambahkan, “Bahkan 80-90 persen dari mereka ternyata menggunakan narkoba pada saat orang tua berada di rumah atau sedang tidak bekerja.” Orangtua yang fungsional antara lain mampu menyiapkan waktu dan membuka diri berkomunikasi dengan anak. Berkomunikasi dengan anak menjadi salah satu upaya protektif untuk menghindarkan anak bereksperimen dengan narkoba. “Setiap hari 15 menit saja berkomunikasi dapat melindungi anak,”ujarnya. Selain itu, orang tua perlu memberikan batasan-batasan secara wajar. Batasan yang wajar tersebut akan menjadi tanda bahwa orang tua peduli, perhatian, serta menyayangi mereka. “Kalau anak dibiarkan sebebas-bebasnya, mereka bisa jadi berpandangan bahwa orang tua tidak peduli dengan mereka,” katanya. Pola asuh yang bertentangan membuat anak tidak membumi, bingung dan terombang-ambing.”Intinya ialah kasih sayang yang nyata bagi anak,” ujar Veronica. Psikolog yang juga bekerja di bagian Riset YCAB, Paulus Hartanto mengatakan penggunaan narkoba dalam sejumlah kasus, merupakan upaya mencari perhatian. “ Anak menjadi kurang perhatian lantaran Ayah dan Ibu sibuk menyelesaikan permasalahannya sendiri,” ujarnya. “Mereka enggan mengungkapkan persoalannya karena takut malah menimbulkan eskalasi konflik. Mereka khawatir masalahnya akan menjadi rumit,”tambahnya. Tak jarang justru teman anak yang merupakan orang yang pertama kali mengetahui kecanduan sang anak. Orang tua malah menjadi orang terakhir yang mengetahui permasalahan kecanduan anaknya dan pada saat itu kondisi anaknya sudah kritis. Orang tua mesti memiliki kepekaan terhadap perubahan-perubahan yang ada dalam hidup anak. Upaya menjauhkan anak bebas dari narkoba harus sedini mungkin. Veronica mengatakan kelompok terbesar pengguna narkoba adalah usia 15-24 tahun. Mereka umumnya telah menjadi pencadu. Namun, eksperimen menggunakan benda terlarang itu sendiri sebetulnya mulai dilakukan usia 11-12 tahun. Anak-anak, katanya dijadikan calon konsumen sejak kecil. Jenis yang digunakan tergantung dengan strata ekonomi. Dalam sejumlah kasus terdapat anak mengenal narkoba lewat stiker dan krim yang zatnya terserap lewat kulit. Jenis lainnya pil koplo. Anak mulai dari soft drug, seperti ganja atau rokok, sebagai pemicu masuk ke narkoba. Anak kemudian menjadi ketagihan lalu beralih ke hard drug misalnya kokain dan heroin. Awalnya anak-anak termotivasi menggunakan zat adiktif tersebut karena penasaran, sekedar eksperimen, dan memiliki masalah dalam berhubungan dengan orang lain, teman, atau keluarga. Akan tetapi tak kalah menariknya ialah jawaban dari mereka yang justru tak mau memakai bahan terlarang itu. Sebagian besar takut akan Tuhan yaitu takut masuk neraka, menghargai kesehatan, serta takut ditangkap polisi.

BAHAYA RACUN NARKOBA By pantirehabilitasialternatifkalimosodojambi September 5, 2012 DAMPAK NARKOBA Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal. Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai. Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial seseorang.

Dampak Fisik: 1. Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi 2. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah 3. Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim 4. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru 5. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur 6. Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual 7. Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid) 8. Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya 9. Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematian

Dampak Psikis: 1. Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah 2. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga 3. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal 4. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan 5. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri

Dampak Sosial: 1. Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan 2. Merepotkan dan menjadi beban keluarga 3. Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan sangat kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejata fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dll.


by.PANTI REHABILITASI KORBAN NAPZA KALIMOSODO JAMBI