Transjakarta

layanan bus raya terpadu di Indonesia
Revisi sejak 10 Juli 2013 09.59 oleh SpaceS088 (bicara | kontrib) (penyederhanaan dan update halaman)

Transjakarta atau umum disebut sebagai Busway adalah sebuah sistem transportasi Bus Rapid Transit (BRT) pertama di Asia Tenggara dan Selatan, yang beroperasi sejak tahun 2004 di Jakarta, Indonesia. Sistem ini didesain berdasarkan sistem TransMilenio yang sukses di Bogota, Kolombia. Transjakarta dirancang sebagai moda transportasi massal pendukung aktivitas ibukota yang sangat padat. Transjakarta merupakan sistem BRT dengan jalur lintasan terpanjang di dunia (208 km), serta memiliki 228 halte yang tersebar dalam 12 koridor (jalur), yang beroperasi dari 05.00 - 22.00 WIB.

Logo Transjakarta

Transjakarta dioperasikan oleh Unit Pengelola Transjakarta Busway (UPTB) dibawah Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, yang bertanggungjawab penuh kepada Gubernur Provinsi DKI Jakarta. Jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam operasional Transjakarta (Pramudi, Onboard/petugas bus, Barrier/petugas halte, dan petugas kebersihan) sekitar 6.000 orang.[1] Jumlah rata-rata harian pengguna Transjakarta diprediksikan sekitar 350.000 orang. Sedangkan pada tahun 2012, Jumlah pengguna Transjakarta mencapai 109.983.609 orang.[2]

Sejarah

Ide pembangunan proyek Bus Rapid Transit di Jakarta muncul sekitar tahun 2001. Kemudian ide ini ditindaklanjuti oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Sutiyoso. Sebuah institut bernama Institute for Transportation & Development Policy (ITDP) menjadi pihak penting yang mengiringi proses perencanaan proyek ini. Konsep awal dari sistem ini dibuat oleh PT. Pamintori Cipta, sebuah konsultan transportasi yang sudah sering bekerjasama dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Selain pihak swasta, terdapat beberapa pihak lain yang juga mendukung keberhasilan dari proyek ini, di antaranya adalah badan bantuan Amerika (US AID) dan The University of Indonesia’s Center for Transportation Studies (UI-CTS).[3]

Transjakarta memulai operasinya pada 15 Januari 2004,ditandai dengan peresmian Koridor 1, dengan tujuan memberikan jasa angkutan yang lebih cepat, nyaman, dan terjangkau bagi warga Jakarta. Sejak awal pengoperasian Transjakarta, harga tiket ditetapkan untuk disubsidi oleh pemerintah daerah. Dalam rangka sosialisasi dan pengenalan angkutan massal ini kepada masyarakat, pada 2 minggu pertama pengoperasiannya (15-30 Januari 2004) pengguna Transjakarta tidak dikenakan tarif. Mulai 1 Februari 2004, tarif Transjakarta mulai diberlakukan seharga Rp 2000.

Beberapa pengembangan pasca-peresmian Koridor 1 terus dilakukan, antara lain lowongan supir bus yang terbuka bagi perempuan, perbaikan sarana-prasarana bus dan halte, pemberlakuan zona khusus perempuan, penempatan petugas di dalam bus, sterilisasi jalur Transjakarta dengan portal manual maupun otomatis, uji coba sistem contra-flow (jalur Transjakarta yang berlawanan arah dengan jalur umum yang bersinggungan), serta pelayanan bagi pengguna penyandang cacat.

 
Beberapa bus Transjakarta di Jalan Sudirman.

Setelah Koridor 1 sukses dioperasikan, koridor-koridor selanjutnya mulai dibangun dan diresmikan secara bertahap:

Transportasi penunjang Transjakarta terus diupayakan. Angkutan pengumpan (feeder busway) juga dioperasikan pada 2011 di 3 wilayah, yaitu SCBD, Puri Kembangan, dan Tanah Abang, namun ditutup pada Desember 2012 karena operator menganggap rute-rute tersebut sepi pengguna dan menimbulkan kerugian.[4] Saat ini, angkutan penunjang Transjakarta terdiri atas Kopaja AC yang beroperasi di dalam kota dan Angkutan Penumpang Terintegrasi Busway (APTB) yang melayani wilayah Jabodetabek.

Armada Bus

Jenis

Berkas:Bus gandeng TransJakarta.jpg
Armada bus gandeng Zhongtong bewarna merah-kuning yang digunakan di Koridor 1
 
Armada bus Daewoo bewarna biru yang digunakan di koridor 2.
 
Armada bus Daewoo bewarna abu-abu yang digunakan di koridor 2 dan 3. Model yang sama juga dioperasikan di koridor 4, 5, 6, 7 dan 8.
 
Interior dalam bus Transjakarta

Transjakarta dioperasikan dengan menggunakan bus sebanyak 669 unit bus[5], terdiri dari bus tunggal dan bus gandeng. Tipe dan warna bus tiap koridor berbeda-beda, untuk memudahkan pengguna yang akan menaiki bus menuju tempat yang dituju. Bus yang digunakan sebagai armada angkutan Transjakarta adalah:

  • Koridor 1 : Bus Zhong Tong (DMR).
  • Koridor 2 : Bus Daewoo biru-putih dan abu-abu (TB).
  • Koridor 3 : Bus Daewoo kuning-merah dan abu-abu (TB).
  • Koridor 4 : Bus Daewoo dan Hyundai abu-abu (JMT).
  • Koridor 5 : Bus gandeng Huang Hai (JMT), bus gandeng Komodo abu-abu (LRN), dan bus gandeng Ankai kuning-merah (BMP).
  • Koridor 6 : Bus Daewoo dan Hyundai (JTM)
  • Koridor 7 : Bus Hino abu-abu (LRN)
  • Koridor 8 : Bus Hino abu-abu (PP) dan bus gandeng Zhong Tong (DMR)
  • Koridor 9 : Bus Hyundai merah-kuning (BMP), bus gandeng Komodo merah-kuning (TMB)
  • Koridor 10: Bus Hyundai merah-kuning (BMP), bus gandeng Komodo merah-kuning (TMB)
  • Koridor 11: Bus gandeng Inobus kuning-merah (DMR)
  • Koridor 12: Bus gandeng Inobus kuning-merah (DMR) dan bus gandeng Ankai kuning-merah (BMP)

Spesifikasi Umum

Semua bus Transjakarta berbahan bakar gas, dan diisi di SPBG tertentu. Bus-bus ini dibangun dengan menggunakan material tertentu. Untuk interior langit-langit bus, menggunakan bahan yang tahan api sehingga jika terjadi percikan api tidak akan menjalar. Untuk kerangkanya, menggunakan galvanil, suatu jenis logam campuran seng dan besi yang kokoh dan tahan karat.

Bus Transjakarta memiliki pintu yang terletak lebih tinggi dibanding bus lain sehingga hanya dapat dinaiki dari halte Transjakarta (juga dikenal dengan sebutan shelter). Pintu tersebut terletak di bagian tengah kanan dan kiri. Untuk bus gandeng memiliki tiga pasang pintu yaitu bagian depan, tengah, belakang kanan dan kiri. Sedangkan bus single di koridor 4 - 9 memiliki dua pasang pintu, yaitu bagian depan dan belakang kanan dan kiri.

Pintu bus menggunakan sistem lipat otomatis yang dapat dikendalikan dari konsol yang ada di panel pengemudi. Mekanisme pembukaan pintu pada bus tertentu telah diubah menjadi sistem geser untuk lebih mengakomodasi padatnya penumpang pada jam-jam tertentu, di dekat kursi-kursi penumpang yang bagian belakangnya merupakan jalur pergeseran pintu, dipasang pengaman yang terbuat dari gelas akrilik untuk menghindari terbenturnya bagian tubuh penumpang oleh pintu yang bergeser.

Setiap bus dilengkapi dengan papan pengumuman elektronik dan pengeras suara yang memberitahukan halte yang akan segera dilalui kepada para penumpang dalam 2 bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Setiap bus juga dilengkapi dengan sarana komunikasi radio panggil yang memungkinkan pengemudi untuk memberikan dan mendapatkan informasi terkini mengenai kemacetan, kecelakaan, barang penumpang yang tertinggal, dan lain-lain. Setiap bus menampilkan informasi mengenai bus yang sedang beroperasi (Kode bus, himbauan kepada pengguna, dan call center operator bus).

Untuk antisipasi hal-hal darurat dan dalam rangka mendukung kenyamanan dan keamanan, pada tiap bus telah dilengkapi dengan alat pemecah kaca yang tersedia di beberapa bagian pada tiap bus, tombol darurat diatas pintu bus, pintu darurat (bus tertentu), serta CCTV yang terhubung dengan layar yang berada di dashboard supir bus (koridor tertentu)


Halte dan Koridor

 
Halte Harmoni Central Busway (HCB) yang sedang diperluas dilihat dari arah Utara.
Berkas:Welcome Roundabout.jpg
Jalur Transjakarta (jalur warna merah) Koridor 1 di Bundaran HI.
 
Bus sedang memasuki halte Blok M.

Koridor

Koridor Utama

Sampai tahun 2013, Transjakarta memiliki 12 dari 15 koridor utama yang direncanakan dan saling terintegrasi tiap koridornya dan tersebar rata di seluruh wilayah Jakarta.

Logo Warna Koridor Rute Jumlah halte Panjang
  merah 1 Jakarta Kota - Blok M 20 12.9 km
  biru 2 Pulogadung - Harmoni CB 24 14 km
  kuning 3 Kalideres - Pasar Baru 16 19 km
  ungu 4 Pulogadung - Dukuh Atas 17 11.85 km
  coklat muda 5 Kampung Melayu 18 13.5 km
  hijau 6 Ragunan - Dukuh Atas 20 13.3 km
  merah muda 7 Kampung Rambutan - Kampung Melayu 14 12.8 km
  magenta 8 Lebak Bulus - Harmoni CB 22 26 km
  biru-hijau 9 Pluit - Pinang Ranti 27 29.9 km
  coklat 10 Tanjung Priok - Cililitan (PGC) 22 19.4 km
  biru muda 11 Kampung Melayu - Pulogebang 16 15 km
  hijau terang 12 Pluit - Tanjung Priok 25 23.75 km
  jeruk nipis 13 Ciledug - Blok M
13 halte (5 halte direncanakan elevated (layang))
  nila 14 Stasiun Manggarai - UI
35 halte (10 halte direncanakan elevated (layang))
  violet 15 Blok M - Pondok Kelapa
direncanakan sebagai elevated bus sepanjang Kalimalang
  • Koridor 13 ditukar menjadi koridor 15 (dan sebaliknya, berubah dari perencanaan awal), mengingat kondisi jalur Ciledug-Blok M (15) lebih siap untuk dibangun ketimbang jalur Kalimalang (13).[6]

Koridor Langsung

Selain 15 koridor utama, UPTB juga membuat koridor langsung pada beberapa koridor utama, untuk memudahkan pengguna yang ingin menghindari transit selama perjalanan dan mengurangi kepadatan pada jam sibuk. Operasional koridor langsung dimulai pada 1 November 2007.

Koridor Utama No. Koridor Rute Jumlah halte Koridor yang dilalui
  2A Pulogadung - Bunderan Senayan 35   
2B Pulogadung - Kalideres 36    
  3A Kalideres - Bunderan Senayan 25   
  5A Ancol - Harmoni CB 8   
  6A Ragunan - Monas 22   
6B Kalideres - Bunderan Senayan 33   
  7A Harmoni CB - Cililitan (PGC) 22    
7B Ancol - Cililitan (PGC) 24   
  8A Pasar Baru - Grogol 2 9    
  9A Grogol 2 - Cililitan (PGC 2) 20    

Angkutan Perbatasan Terintegrasi Bus Transjakarta (APTB)

Pada 2012, UPTB bersama Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta meluncurkan angkutan pengumpan Transjakarta yang melayani wilayah perbatasan Jakarta (Bogor, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan, dan Bekasi). APTB beroperasi seperti angkutan lainnya, namun diperbolehkan memasuki jalur Transjakarta, karena bus yang digunakan memenuhi syarat untuk mengangkut penumpang di halte busway. Jam operasional APTB mengikuti Transjakarta, yakni 05.00 - 22.00 WIB.

APTB telah didesain menjadi 18 trayek (lintasan) yang akan tersebar merata di seluruh wilayah Jabodetabek dan diproyeksikan dapat mengurangi jumlah kendaraan bermotor yang masuk ke Jakarta.[7] Jumlah bus yang disediakan oleh operator tiap trayek ditentukan oleh Dinas Perhubungan DKI Jakarta minimal 10 unit bus yang telah ditentukan spesifikasinya. Pengguna APTB tidak perlu lagi membeli tiket Transjakarta, selama tidak keluar dari halte, karena tiket Transjakarta sudah termasuk dalam harga tiket APTB.

Tujuan Akhir Trayek APTB Koridor yang dilalui Halte yang dilayani APTB Operator
Bekasi Mega Bekasi/Terminal Bekasi - Bundaran HI    17 PPD
Terminal Bekasi - Tanah Abang 17 Mayasari Bakti
Terminal Bekasi - Terminal Pulogadung    Pulogadung PPD
  • Rute APTB Bekasi - Bundaran HI/Tanah Abang:
Jalan Tol Jakarta-Cikampek (via Bekasi Timur/Barat) → Halim PK → Jl. MT. Haryono → Koridor 9 (Cawang Ciliwung → Cikoko St.Cawang → Tebet BKPM → Pancoran Tugu → Pancoran Barat → Tegal Parang → Kuningan Barat → Gatot Subroto Jamsostek → Gatot Subroto LIPI → Semanggi) → Koridor 1(Bendungan Hilir → Karet → Setiabudi → Dukuh Atas → Tosari → Bundaran HI → Sarinah) → Jl. Hayam Wuruk → Tanah Abang.
  • Rute APTB Bekasi - Pulogadung:
Jalan Tol Jakarta-Cikampek → Tol JORR → Pintu Tol Cakung Selatan → Jl. Bekasi Raya → Terminal Pulogebang
Bogor Terminal Bubulak - Terminal Rawamangun      12 Mayasari Bakti
Terminal Cibinong - Grogol 2     18 Sinar Jaya
  • Rute APTB Bogor - Rawamangun:
Pool APTB Bubulak → Perumahan Taman Yasmin → Jalan Tol Lingkar Luar Bogor → Sentul Selatan → Jalan Tol Jagorawi → Jl. Mayjen Sutoyo → Koridor 10 (Cawang UKI → Cawang Sutoyo → Penas Kalimalang → Cipinang Kebon Nanas → Pedati Prumpung → St.Jatinegara → Ahmad Yani BC → Utan Kayu Rawamangun → Pemuda Pramuka) → Koridor 4 (UNJ → Sunan Giri → Velodrome) → Jl. Paus → Terminal Rawamangun.
  • Rute APTB Cibinong - Grogol 2:
Terminal Cibinong → Jl. Mayor Oking → Tol Jagorawi → Jl. Mayjen Sutoyo → Koridor 9 (Cawang UKI → BNN → Cawang Ciliwung → Cikoko St.Cakung → Tebet BKPM → Pancoran Tugu → Pancoran Barat → Tegal Parang → Kuningan Barat → Gatot Subroto Jamsostek → Gatot Subroto LIPI → Semanggi → Senayan JCC → Slipi Petamburan → Slipi Kemanggisan → RS. Harapan Kita → S. Parman Podomoro City → Grogol 2).
Tangerang Terminal Poris Plawad - S. Parman Podomoro City    12 PPD
  • Rute APTB Tangerang - S. Parman:
Terminal Poris Plawad → Jl. Benteng Betawi → Jl. Jend. Sudirman → Jl. Daan Mogot → Koridor 3(Kalideres → Pesakih → Sumur Bor → Rawa Buaya → Jembatan Baru → Dispenda Samsat Barat → Jembatan Gantung → Taman Kota → Indosiar → Jelambar → Grogol 2 → S. Parman Podomoro City).
Tangerang Selatan Terminal Ciputat - Jakarta Kota   19 Bianglala Metro.
  • Rute APTB Ciputat - Kota:
Terminal Ciputat → Jl. Dewi Sartika → Jl. Ir. H. Juanda → Jl. Ciputat Raya → Jl. TB Simatupang (ke Kota)/Jl. Pasar Jumat Raya (dari Kota) → Metro Pondok Indah → Jl. Margaguna → Jl. Radio Dalam → Jl. Kramat Pela → Jl. Panglima Polim → Jl. Sisingamangaraja → Koridor 1 (Masjid Agung → Bundaran Senayan → Gelora Bung Karno → Polda Metro → Bendungan Hilir → Karet → Setiabudi → Dukuh Atas → Tosari → Bundaran HI → Sarinah → Bank Indonesia → Monas → Harmoni CB → Sawah Besar → Mangga Besar → Olimo → Glodok → Kota).
Terminal Bekasi - Terminal Kampung Rambutan
(ditargetkan mid-2013 sudah beroperasi)
PPD
Depok - Grogol/Senen (ditargetkan akhir 2013 sudah beroperasi).[8]
Ciledug - Blok M/Senen (rencana)[9]
Cimone (Karawaci) - Senen (rencana) [10]

Halte

Fasilitas Halte

 
Jembatan penyebrangan akses masuk halte Tegalan (Gramedia) Matraman.

Halte Transjakarta didesain berbeda dari halte angkutan umum lainnya. Ketinggian platform (lantai halte) yang diatur setinggi 110 cm dari permukaan jalan, menyesuaikan dengan tinggi pintu bus. Letak halte Transjakarta umumnya berada di tengah jalan, kecuali jalan satu arah dan jalan dengan area pembatas jalan yang minim. Akses masuk halte yang berada di tengah jalan menggunakan jembatan penyeberangan yang dibuat landai dan terbuat dari alumunium dan baja (kecuali jembatan penyeberangan yang sudah ada sebelumnya). Halte yang berada di pinggir jalan dilengkapi dengan halte angkutan umum disamping halte Transjakarta.

 
Kondisi halte Harmoni CB saat hari kerja.

Kontruksi halte didominasi oleh bahan alumunium, baja, dan kaca. Untuk beberapa koridor, konstruksi lantai halte menggunakan beton. Ventilasi udara diberikan dengan menyediakan kisi-kisi alumunium pada sisi halte. Lantai halte dibuat dari pelat baja. Pintu halte menggunakan sistem geser otomatis yang akan lansung terbuka pada saat bus telah merapat di halte. Di dalam halte disediakan tempat duduk, tempat sampah, papan informasi mengenai rute Transjakarta ataupun lainyya, dan automatic vending machine (mesin minuman otomatis) yang tersedia di beberapa halte.

Beberapa halte memiliki karakteristik tersendiri, terutama halte-halte transit. Halte Harmoni CB serta beberapa halte setelahnya hingga halte Glodok, berdiri diatas aliran Sungai Ciliwung, yang membuatnya ditompang dengan baja berukuran besar yang melintang diatas aliran air. Untuk titik transit yang tidak berada dalam 1 halte (2 halte yang berbeda koridor namun berdekatan), disediakan jembatan akses transit yang dikhususkan untuk pengguna Transjakarta.

Halte Transit

Pada 12 koridor Transjakarta, terdapat beberapa halte yang melayani > 1 koridor. Berikut ini adalah daftar halte transit utama yang beroperasi pada 12 koridor.

Halte transit Koridor
Harmoni Central     
Kota   
Dukuh Atas 1 Dukuh Atas 2    
Bendungan Hilir Semanggi   
Senen Senen Sentral   
Cempaka Timur Cempaka Mas 2   
Grogol 1 Grogol 2    
Pemuda BPKP Pemuda Pramuka   
Matraman 1 Matraman 2   
Kampung Melayu    
Pasar Jatinegara St. Jatinegara 2   
Gunung Sahari Mangga Dua   
Kuningan Barat Kuningan Timur   
Cawang UKI    
Pluit   
St. Jatinegara Flyover Jatinegara   
Tanjung Priok   

Tiket dan Tarif

Kartu Prabayar / E-Ticket

 
Barrier (pintu) halte Transjakarta.

Sistem tiket pada halte Transjakarta sejak 2013 menggunakan kartu elektronik (e-ticketing), sebagai pengganti uang tunai. Operator koridor tidak menerbitkan kartu tersebut, melainkan menggunakan kartu prabayar yang dikeluarkan oleh bank. Bank tersebut yakni Bank Rakyat Indonesia (BRizzi), Bank Central Asia (Flazz), Bank Negara Indonesia (BNI Prepaid, Kartu Aku, dan Rail Card), Bank Mandiri (e-money, e-Toll Card, Indomaret Card, dan GazCard), serta Bank DKI (JakCard). Kartu tersebut dapat dibeli di bank penyedia kartu prabayar dan loket pada beberapa halte Transjakarta. Pengisian saldo dapat dilakukan di ATM, bank-bank terkait, dan loket halte.[11]

Pengguna e-ticket tidak perlu mengantri di loket halte, cukup dengan tap-in di pintu masuk halte (barrier) lalu masuk ke dalam halte. Apabila saldo habis, maka saat tap-in pintu barrier tidak dapat diputar dan pengguna kartu dapat mengisi ulang di loket halte. Pengguna Transjakarta yang belum memiliki kartu tetap membeli tiket di loket halte, kemudian diberi tiket kertas yang akan disobek oleh petugas barrier yang kemudian akan melakukan tap-in kartu khusus yang dipegang oleh petugas tersebut. Semua pengguna Transjakarta yang akan keluar halte tidak melakukan tap-in lagi, cukup dengan melewati barrier keluar halte.[12]

Tarif

Tarif Transjakarta

Tarif Transjakarta pada pukul 05.00 - 07.00 WIB sebesar Rp 2.000, sedangkan pada pukul 07.00 - 22.00 WIB sebesar Rp 3.500. Transjakarta disudsidi oleh Pemprov DKI Jakarta dengan menggunakan dana dari APBD. Pada hari-hari tertentu (misalnya HUT Jakarta 22 Juni, Tahun Baru 1 Januari, dll.) pengguna Transjakarta dibebaskan dari tarif (gratis).

Tarif APTB

Tarif APTB tiap lintas berbeda-beda, sesuai kesepakatan Dinas Perhubungan daerah yang dilintasi dengan operator APTB lintas tersebut.

  • APTB Bekasi - Bundaran HI/Tanah Abang sebesar Rp 8.000,-[13]
  • APTB Bekasi - Pulogebang sebesar Rp 6.000,-[14]
  • APTB Bogor - Rawamangun sebesar Rp 12.000,-[15]
  • APTB Cibinong - Grogol sebesar Rp 10.000,-[16]
  • APTB Ciputat - Kota sebesar Rp 9.500,-[17]
  • APTB Tangerang - S. Parman sebesar Rp 6.500,-[18]

Pengelola

Unit Pengelola Transjakarta Busway (UPTB)

UPTB adalah pengelola Transjakarta yang awalnya bernama Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta. Lembaga ini dibentuk pada tahun 2003 berdasarkan SK Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 110/2003 tentang Pembentukan BP Transjakarta. Pada tahun 2006 namanya kemudian diganti menjadi BLU Transjakarta berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 48 Tahun 2006, kemudian menjadi Unit Pengelola. UPTB bernaung di bawah Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta.[19]

UPTB memiliki kewenangan atas operasional seluruh koridor dan area kerja Transjakarta serta melakukan pengawasan dan koordinasi dengan operator koridor, penyedia armada bus, dan pengelola pool SPBG. Kepala UPTB diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur DKI Jakarta dengan memerhatikan saran dan masukan dari Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta.

Operator Koridor dan Armada Bus

Dalam penyelenggaraannya Transjakarta didukung oleh beberapa perusahaan operator yang mengelola armada yang melayani tiap koridor. Operator tersebut yaitu:

  1. PT. Jakarta Ekspress Trans (JET)
  2. PT. Trans Batavia (TB)- Koridor 2 dan 3
  3. PT. Jakarta Trans Metropolitan (JTM) - Koridor 4 dan 6
  4. PT. Primajasa Perdayana Utama (PP) - Koridor 8
  5. PT. Jakarta Mega Trans (JMT)- Koridor 4 dan 5
  6. PT. Eka Sari Lorena (LRN) - Koridor 5 dan 7
  7. PT. Bianglala Metropolitan (BMP) - Koridor 5, 9, 10, dan 12
  8. PT. Trans Mayapada Busway (TMB) - Koridor 9 dan 10
  9. Perum DAMRI (DMR) - Koridor 1, 8 dan 11

Kekurangan

  • Kurangnya bus-bus pengumpan (feeder) yang membantu melayani Transjakarta.
  • Beberapa jembatan penyeberangan yang dibangun bagi penumpang Transjakarta secara berkala mengalami kerusakan, contohnya lantai jembatan yang berlubang serta tangga yang lantainya telah rusak.[20][21]
  • Pada jam-jam sibuk, jumlah armada yang tersedia belum sebanding dengan jumlah penumpang menyebabkan antrian panjang di halte-halte (terutama untuk koridor 2 dan 3). Kriminalitas juga kadang terjadi pada jam-jam sibuk disaat bus penuh terisi sesak.[22]
  • Halte-halte yang ada belum menyediakan sarana ventilasi udara yang layak sehingga membuat ruangan menjadi pengap ketika terdapat banyak orang yang mengantri.[23]
  • Beberapa titik di jalur koridor 2-8 masih sering dimasuki oleh kendaraan pribadi, menyebabkan terhambatnya perjalanan bus pada jam-jam tertentu (pada kondisi tertentu, telah diberikan suatu solusi, yaitu setelah dilakukan koordinasi, bus akan mengambil jalur dari arah yang berlawanan, sementara bus-bus dari arah yang berlawanan akan melewati jalur umum).[24]
  • Karena sering dimasuki (secara tiba-tiba) oleh pejalan kaki dan kendaraan pribadi, maka di beberapa titik di Koridor 2 dan 3 secara berkala terjadi kecelakaan yang melibatkan bus Transjakarta dan pejalan kaki/kendaraan pribadi.
  • Seringkali pengumuman halte yang diberikan tidak sesuai dengan halte yang akan dilalui, hal ini disebabkan oleh keteledoran pengemudi yang lupa menekan tombol pengumuman pada waktunya.
  • Pembuatan maupun pengoprasian Transjakarta membuat kemacetan yang luar biasa dan sering di luar batas kewajaran, terutama pembangunan jalur yang meninggikan permukaan jalan.[25]
  • Kurangnya jumlah SPBG membuat headway di sejumlah koridor menjadi lama, karena letak SPBBG yang jauh dan kadang terjadi masalah di suatu SPBG.
  • Meskipun diberitahukan pemberhentian berikutnya Halte Indosiar dan Jelambar, Koridor 8 tidak berhenti di Halte Indosiar dan Jelambar, dikarenakan kondisi kedua halte yang terlalu kecil dan padat oleh penumpang koridor 3

Lihat pula

Referensi

  1. ^ http://transjakarta.co.id/tentangkami.php?page_id=1 Tentang Kami
  2. ^ http://transjakarta.co.id/penumpang.php?year=2012 Total Penumpang 2012
  3. ^ ITDP (Desember 2003). "TransJakarta Bus Rapid Transit System, Technical Review" (PDF). ITDP. Diakses tanggal 16 Juni 2012. 
  4. ^ http://megapolitan.kompas.com/read/2012/12/14/17032018/Sepi.Penumpang.Tiga.Feeder.Busway.Stop.Operasi.
  5. ^ http://transjakarta.co.id/tentangkami.php?page_id=3 Sistem Transjakarta
  6. ^ http://megapolitan.kompas.com/read/2011/03/08/15500674/Koridor.XIII.XIV.dan.XV.di.Flyover.
  7. ^ http://megapolitan.kompas.com/read/2013/03/01/03042320/Rute.APTB.Tangerang.dan.Bekasi.Ditambah
  8. ^ http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/13/03/16/mjqirs-bus-aptb-depok-beroperasi-tahun-ini
  9. ^ http://megapolitan.kompas.com/read/2013/03/01/03042320/Rute.APTB.Tangerang.dan.Bekasi.Ditambah
  10. ^ http://megapolitan.kompas.com/read/2013/03/01/03042320/Rute.APTB.Tangerang.dan.Bekasi.Ditambah
  11. ^ http://www.tempo.co/read/news/2013/01/22/087456131/Konsorsium-5-Bank-Layani-E-Ticket-Transjakarta
  12. ^ http://www.bni.co.id/id-id/bnipromo/productpromo/eticketingtransjakarta.aspx
  13. ^ http://news.liputan6.com/read/590952/tarif-aptb-jakarta-bekasi-direvisi-dari-rp-6-ribu-jadi-rp-8-ribu
  14. ^ http://megapolitan.kompas.com/read/2013/04/13/05461179/Jakarta-Bekasi.Tambah.Dua.Rute.APTB.
  15. ^ http://info-bogor.com/jadwal-bus-aptb-bogor-bubulak-jakarta-rawamangun-dan-sebaliknya/
  16. ^ http://www.bismania.com/home/showthread.php?t=8647&page=4
  17. ^ http://www.tribunnews.com/2012/10/02/harga-tiket-aptb-ciputat-kota-rp-9.500
  18. ^ http://www.transjakarta.co.id/news.php?id=310
  19. ^ (Indonesia) Transjakartabusway.com: Profil BLU Transjakarta Busway, diakses pada 29 Juli 2009.
  20. ^ (Indonesia) Lantai Jembatan Busway Benhil Rusak Lagi (detik.com)
  21. ^ (Indonesia) 17 hari Lubang di Jembatan Busway Sawah Besar Menganga (detik.com)
  22. ^ (Indonesia) HCB Penuh Sesak, Penumpang Minta Tambah Bus (kompas.com)
  23. ^ (Indonesia) Naik Busway Bagaikan Ikan Sarder (detik.com)
  24. ^ (Indonesia)
    • Dikecilkannya jalur yang sudah ada.
    • Halte yang jarang pada beberapa koridor tertentu.
    • Memperparah kemacetan dimana - mana.
    • Menghambat perjalanan kendaraan pribadi.
    Jalur Busway di Daan Mogot Jakbar Makin Semrawut
  25. ^ (Indonesia) Dukuh Bawah-Slipi-Tomang Macet 5 Km (detik.com)

Pranala luar

  Gambar pada pranala luar
Klik pranala guna melihat gambar
  Peta Busway