Lolita fashion (ロリータ・ファッション, Roriita fasshon) atau mode Lolita adalah gerakan mode yang berpusat pada busana orisinal Jepang,[4] sebagai salah satu busana jalanan asli yang terutama dikenakan remaja putri untuk mengekspresikan kecantikan seorang gadis tidak lurus hati sekaligus keimutan gadis yang kekanak-kanakan. Mode busana ini tercipta berkat kemampuan imajinasi dan kekaguman orang Jepang terhadap budaya Eropa-Amerika.[4] Meski seperti mode busana klasik, mode Lolita mendapat penambahan interpretasi yang benar-benar baru dan asli Jepang.[5] Lolita fashion tidak hanya digemari di Jepang, melainkan juga mendapat perhatian dari sejumlah negara di luar Jepang.[4][5] Istilah Lolita fashion atau hanya Lolita juga dipakai untuk wanita yang mengenakan busana Lolita sebagai sebuah prinsip hidup atau hanya untuk kesenangan.[6] Mode Lolita juga diartikan sebagai pakaian gadis kecil yang dikenakan oleh wanita dewasa.[7]

Gadis mengenakan busana mode Lolita (tipe Sweet Lolita) yang didominasi warna-warna putih dan merah jambu. Potongan gaun menyerupai potongan baju anak-anak, ditambah pemasangan kerut (frill) dan renda (lace) secara berlebihan. Desain gaun meniru gaun yang dikenakan oleh tokoh utama wanita dalam dongeng dari Barat atau gaun anak gadis dari Eropa zaman feodal.[1][2] Publik Jepang mulai mengetahui keberadaan Lolita fashion setelah diputarnya film Kamikaze Girls (Shimotsuma Monogatari) pada tahun 2004.[3]

Asal usul

 
Lolita fashion jenis Sweet Lolita

Pemakai busana Lolita meningkat dengan drastis pada dekade 2000-an di kota-kota besar Jepang seperti Tokyo dan Osaka sebagai salah satu bentuk busana jalanan (street fashion).[8] Satu ciri khas Lolita fashion adalah rok menggembung yang amat indah. Penampilan busana Lolita fashion yang amat mencolok dan berlebih-lebihan ini menempatkan busana Lolita pada kedudukan istimewa tersendiri di antara busana jalanan lainnya di Jepang.

Lolita fashion berasal dari mode gaun era Barok, Rokoko, dan Victoria bercampur citra putri raja dari buku cerita dongeng yang dibaca anak gadis ketika mereka masih kecil. Menurut buku Lolita Ishō Dōraku (Ketamakan Kostum Lolita), "Budaya dan agama di Jepang begitu berbeda dari budaya dan agama Eropa-Amerika, sehingga orang Jepang mencampuradukkan mode busana dunia nyata dengan busana dunia fiksi yang melahirkan gaya orisinal fashion Lolita." Didasarkan pada warna putih dan merah jambu, potongan baju Lolita seperti potongan baju anak orok, ditambah pemakaian frill dan renda secara berlebih-lebihan seperti putri raja dan gadis aristokrat dari era feodalisme Eropa.[1][2]

Meski ada kecenderungan mode pakaian wanita mengikuti penilaian pria yang suka atau tidak suka terhadap mode pakaian tersebut, gadis pemakai busana mode Lolita hanya mau memakai baju yang mereka senangi. Mereka tidak peduli dengan penilaian orang lain, apalagi tren busana mutakhir. Kendati pada dekade 2000-an, Lolita fashion bukanlah sesuatu yang trendi, pada awal dekade 2010-an mulai banyak merek-merek busana yang menjual busana Lolita, dan tersedia banyak pilihan busana Lolita. Walaupun setiap merek busana Lolita memiliki ciri khas tersendiri, secara keseluruhan mereka melahirkan sebuah "corak mode" (style) yang umum.[9] Beberapa unsur busana Lolita juga telah diserap ke dalam tren busana mutakhir oleh merek-merek busana non-Lolita.

Di dalam buku Lolita Ishō Dōraku diperkenalkan lini busana kasual dari merek-merek busana Lolita, pakaian rumah (pakaian dalam dan pakaian tidur) yang disenangi penggemar busana Lolita.[10][11] Ada pula lini busana kasual yang diproduksi oleh merek-merek busana Lolita.[12]

Istilah Lolita dalam Lolita fashion diambil dari nama karakter dalam novel Lolita karya Vladimir Nabokov. Novel ini terkenal karena subjeknya yang kontroversial. Protagonis adalah seorang pria setengah baya dosen sasta sekaligus hebefilia bernama Humbert Humbert yang terobsesi oleh gadis berusia 12 tahun bernama Dolores Haze. Setelah menjadi ayah angkatnya, Humbert terlibat secara seksual dengan Dolores. "Lolita" adalah panggilan kesayangan untuk Doloresnya. Dari novel ini juga tercipta istilah Lolita complex yang berarti pria yang memiliki perasaan khusus terhadap gadis muda berusia 10-15 tahun.[13][14]

Deskripsi oleh Nabokov sangat mendetail, Lolita adalah gadis berusia 12 tahun dengan penampilan, cara berbicara, dan perilaku bagaikan seorang gadis nakal. Lolita adalah seorang "nymphet" gadis muda yang genit dan suka main cinta. Meskipun demikian, definisi Lolita di Jepang dapat berarti anak perempuan berusia 9 tahun hingga 14 tahun yang masih murni dari seks, atau wanita dewasa dengan paras kekanak-kanakan dan berperilaku seperti anak-anak.[14] Novala Takemoto berpendapat perlunya pembedaan antara Lolita versi Nabokov dan pengertian Lolita versi Jepang. Menurutnya, pengertian Lolita versi Jepang lah yang dipakai dalam konteks Lolita fashion.[14]

Catatan kaki

Referensi

  • Momo Matsuura (2007). セカイと私とロリータファッション (Sekai to watashi to lolita fashion). ISBN 978-4787232755. 
  • Yūko Ueda (2005). ロリータ 衣装道楽 (Lolita ishō dōraku). Marbletron. ISBN 978-4123900867. 
  • Yūko Ueda (2006). ロリータ 衣装道楽II For Relax (Lolita Ishō Dōraku II For Relax). Marbletron. ISBN 978-4123901185. 
  • Takayuki Tatsumi (2006). 人造美女は可能か (Jinzō bijō wa kanō ka). Keio University Press. ISBN 978-4766413014. 
  • Novala Takemoto (2010). パッチワーク (Patchwork). Bungeishunju. ISBN 978-4167773861. 
  • Novala Takemoto (2007). Fetish―Novala TakemotoALL WORKS. Takarajimasha. ISBN 978-4796656993. 
  • それいぬ―正しい乙女になるために (Soreinu: tadashii otome ni naru tameni). Bungeishunju. 2001. ISBN 978-4167660123. 
  • ストリートモード研究会, ed. (2007). ストリートモードブック―ネオ★ゴシック・ロリータ. Graphic-sha. ISBN 978-4766117684. 
  • Alice Deco, editors, ed. (2010-04). アリス・アラモード(アリス・デコ)Spring2010. INFOREST MOOK. 4. ISBN 978-4861905896. 

Pranala luar