Anak-Anak Manusia

seri televisi Indonesia tahun 2013

Anak-Anak Manusia sebuah sinetron spesial Ramadhan yang di tayangkan di stasiun tv ternama yaitu RCTI. Sinetron ini diproduksi oleh SinemArt.

Anak-Anak Manusia
GenreDrama Religi Komedi
PembuatSinemArt
PemeranTeddy Syah
Primus Yustisio
Devi Permatasari
Jihan Fahira
Vira Yuniar
Teuku Ryan
Oki Setiana Dewi
Risty Tagor
Rifky Balweel
Asri Welas
Omaswati
Fanny Fadillah
Lagu pembukaStatus Hamba, Wali
Lagu penutupStatus Hamba, Wali
Negara asal Indonesia
Bahasa asliBahasa Indonesia
Produksi
Produser eksekutifElly Yanti Noor
ProduserLeo Sutanto
Lokasi produksiIndonesia Jakarta
PenyuntingHeru Hendriyarto
Rumah produksiSinemArt Production
Rilis asli
JaringanRCTI
Format gambar(SDTV) (480i)
Format audioStereo
Dolby Digital 5.1
RilisRabu, 10 Juli 2013

Pemeran

Nama Peranan Hubungan
Teddy Syah Mardani Suami Encun
Kakak Selbi
Ayah Fikri
Anak H. Mansyur
Primus Yustisio Mawi Suami Ainun
Ayah Alya
Devi Permatasari Encun Istri Mardani
Menantu H. Mansyur
Ibu Fikri
Jihan Fahira Ainun Istri Mawi
Ibu Alya
Eddie Riwanto H. Mansyur Babe Mardani dan Selbi
Mertua Encun
Engkong Fikri
Asri Welas Selbi Adik Mardani
Anak H. Mansyur
Vira Yuniar Anita
Teuku Ryan Dahlan Kakak Sepupu Ainun
Oki Setiana Dewi Salma
Risty Tagor Alya Anak Mawi dan Ainun
Rifky Balweel Fikri Anak Mardani dan Encun
Ponakan Selbi
Cucu H. Mansyur
Omaswati Isah
Fanny Fadillah Jali
Krisna Mukti Rosyidi Ketua RT
Ence Bagus
Malih Tong Tong

Sinopsis

ANAK-ANAK MANUSIA adalah cerita tentang kehidupan di sebuah kampung di pinggiran Jakarta, dengan tokoh utama seorang laki-laki yang bernama Mardani, yang tiap hari selalu berulah, membuat resah, bahkan tega untuk memfitnah walaupun akhirnya dia juga yang kena batunya. Tiap kali ketahuan salahnya, Mardani selalu bilang dia tidak akan mengulangi lagi kesalahannya, tapi itu hanya di bibir saja.. Esok atau lusa, dia akan terus membuat ulah dan membuat resah orang lain dengan segala tindakannya.

Konflik cerita dimulai ketika H Mansyur yang sudah berusia cukup lanjut, mengajak pengurus mesjid melihat sebidang tanah yang akan dia wakafkan untuk pembangunan madrasah. H Mansyur ingin wakafnya ini menjadi tabungan pahala jika dirinya sudah wafat nanti. Mardani, anak paling tua H Mansyur dan Selbi adiknya, datang dan marah-marah karena kecewa dengan niat ayahnya untuk mewakafkan tanahnya tanpa memberi tahu mereka dulu. Mardani menuduh Mawi, salah seorang pengurus mesjid yang mempengaruhi H Mansyur untuk mewakafkan tanahnya. H Mansyur marah kepada Mardani dan menyuruh Mardani pulang.

Sebetulnya, kekesalan Mardani terhadap Mawi sudah tertanam sejak dulu.. Tiap ada kesempatan Mardani selalu mencari-cari kesalahan Mawi untuk bisa mempermalukannya.. Seperti ketika mendengar kabar bahwa Mawi dipecat dari kantornya lantaran korupsi, Mardani langsung menyebarkan berita itu kepada semua orang. Mardani bahkan mendesak H Mansyur untuk segera memecat Mawi dari kepengurusan mesjid. Bahkan Mardani mempengaruhi warga lain agar tidak mau shalat jamaah bila Mawi yang jadi Imam.

Segala upaya juga dilakukan oleh Mardani untuk menggagalkan orangtuanya H. Mansyur mewakafkan tanahnya. Ia bahkan diam-diam menyuruh Selby mengambil surat tanahnya, agar bisa Mardani jual. Tentu saja ini membuat H. Mansyur marah.

Dengan segala akal liciknya Mardani bisa saja menghindar dari kemarahan H. Mansyur. Saat disuruh minta maaf kepada Mawi karena ulahnya, Mardani mengajak Encun istrinya yang bloon. Namun, begitu sampai di depan rumah Mawi, mendadak Mardani pura-pura sedang sakit perut. Alhasil, Encun sendirian yang meminta maaf pada keluarga Mawi Selbi, adik Mardani, setali tiga uang dengan kelakuan abangnya. Putri H. Mansyur yang belum menikah di usianya yang sudah matang ini sering sekali mendukung ulah abangnya. Selbi pernah mau bunuh diri karena harga dirinya jatuh setelah mengira H. Mansyur mau menjodohkan dengan Mawi dijadikan istri kedua. Tapi setelah tahu bahwa yang dimaksud H. Mansyur adalah Dahlan, saudara Mawi yang ganteng, Selbi mengurungkan niatnya dan langsung bersikap baik kepada keluarga Mawi. Tapi Selbi harus patah hati setelah Dahlan ternyata tidak membalas cintanya.

Mardani terus berulah, membuat susah setiap orang, walaupun dia sudah berjanji untuk tak mengulangi lagi perbuatannya. Dan H. Mansyur dan warga kampung tidak lelah mengingatkan Mardani untuk jera akan sikapnya.

Pranala Luar