Permaisuri Sunjeong dari Kerajaan Korea (20 Agustus 1894 – 3 Februari 1966) merupakan istri Kaisar Yunghui, kaisar Dinasti Joseon Korea yang terakhir.

fanny andrena wijaya
Permaisuri Sunjeong-hyo tahun 1909.
Permaisuri Korea
Tenure20 Juli 1907 – 29 Agustus 1910
PendahuluPermaisuri Myeongseong
Permaisuri Korea
Raja29 Agustus 1910 – 24 April 1926
PenerusPuteri Mahkota Euimin
Kelahiran(1894-08-20)20 Agustus 1894
Hanyang (Seoul), Dinasti Joseon (sekarang Korea Selatan)
Kematian3 Februari 1966(1966-02-03) (umur 71)
Balai Nakseon, Istana Changdeok, Seoul
Pemakaman
PasanganSunjong dari Korea
AyahYun Taek-yeong
Sunjeong
Hangul
순정효황후
Hanja
純貞孝皇后
Alih AksaraSunjeong Hyo Hwang-hu
McCune–ReischauerSunjŏng Hyo Hwang-hu

Biografi

Kehidupan awal

Permaisuri Sunjeong lahir Nyonya Yun dari Haepyeong di Seoul dan ayahnya adalah Marquis Yun Taek-yeong, Maharaja Haepung. Yun Bo-seon, Presiden Kedua Republik Korea, merupakan sepupu kesembilan yang telah dipecat tiga kali.[1] Ia menikah dengan Putra Mahkota Cheok setelah istri pertamanya (yang nama anumertanya adalah Permaisuri Sunmyeong) meninggal. Pada tanggal 20 Juli 1907, ia menjadi Permaisuri Korea ketika suaminya naik tahta setelah ayahnya dipaksa untuk berabdikasi, Kaisar Gwangmu. Permaisuri diturunkan pangkatnya oleh pemerintahan Jepang sesuai dengan Perjanjian Aneksasi Jepang-Korea tahun 1910 dan oleh karena itu ia dikenal sebagai Yang Mulia Ratu Yi dari Korea (namun gelar ini diabaikan di Korea).

Permaisuri Sunjeong menjadi janda pada tanggal 24 April 1926, ketika Kaisar Yunghui meninggal tanpa keturunan di Istana Changdeok di Seoul. Kaisar Yunghui telah dibuat menjadi infertil (dan juga konon tidak stabil mentalnya) karena diracuni di dalam Rencana Meracuni Kopi.

Perang Korea

Selama Perang Korea, Permaisuri Sunjeong tinggal di Istana Changdeok asalkan ia dapat menghadapi majunya pasukan Korea Utara. Selama perang berlangsung, pasukan-pasukan Korea Utara menyerang istana namun ia dapat menolak mereka dan mengusir mereka keluar. Ia kemudian secara rahasia melarikan diri ke Istana Unhyeon ketika situasi perang menjadi terlalu serius. Karena perang berlanjut ia pindah ke Busan dengan anggota-anggota keluarga kerajaan lainnya, termasuk Puteri Hui (istri Pangeran Wanheung). Menurut "The World is One", otobiografi Puteri Yi Pangja, Permaisuri Sunjeong pergi ke Busan dengan berjalan kaki.

Setelah Perang Korea

Setelah perang berakhir, pemerintahan baru Presiden Rhee Syng-man, iri dengan kepopuleran Istana Kerajaan, menghalangi Permaisuri Sunjeong memasuki Istana Changdeok. Ia tetap dipenjara di Balai Suin, sebuah pondok yang sempit dan tidak nyaman di Jeongneung, Seoul. Pada tahun 1961, ia kembali ke Balai Nakseon, Istana Changdeok dengan Park Chang-bok (meninggal tahun 1981), Kim Myung-gil (meninggal tahun 1983) dan Sung Ok-yeom (meninggal tahun 2001), dayang-dayangnya yang setia dan 5 orang pegawainya yang lain setelah pergantian pemerintahan.

Permaisuri Sunjeong menjadi seorang penganut agama Buddha di masa tuanya. Ia meninggal tanpa keturunan pada tanggal 3 Pebruari 1966, usia 72 tahun, di Balai Nakseon, Istana Changduk, Seoul dari serangan jantung. Ia diberikan upacara pemakaman kenegaraan dan sebuah upacara pemakaman pribadi menurut agama Buddha. Ia dimakamkan disisi suaminya, Kaisar Yunghui di Yureung.

Ia dikenal dengan nama anumertanya sebagai Permaisuri Sunjeong dari Korea (resminya, (純貞孝皇后; 순정효황후; Sunjeonghyo Hwanghu; Permaisuri Sunjeong-hyo).

Gelar-gelar sejak lahir

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Empress Sunjeong's great-great-great-great-great-great-great-great-great-great-grandfather Yun Bang (1563-1640) was the older brother of Yun Bo-seon's great-great-great-great-great-great-great-grandfather, Yun Heun (?-?).
Gelar
Didahului oleh:
Permaisuri Sunmyeong
Permaisuri Korea
20 Juli 1907 – 29 Agustus 1910
Gelar dihapus
Hanya gelar saja
Kehilangan gelar
— TITULER —
Permaisuri Korea
29 Agustus 1910 – 24 April 1926
Diteruskan oleh:
Ri Masako