Semau, Kupang

kecamatan di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur
Revisi sejak 20 Juli 2013 20.30 oleh Iwan Novirion (bicara | kontrib) (clean up, replaced: Propinsi → Provinsi using AWB)

Semau adalah salah satu kecamatan di sebuah Pulau yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, Indonesia.

Semau
Negara Indonesia
ProvinsiNusa Tenggara Timur
KabupatenKupang
Pemerintahan
 • CamatAndreas Ngonggo Bili, BA[1]
Populasi
 • Total8,097 jiwa[1] jiwa
Kode Kemendagri53.01.04 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS5303100 Edit nilai pada Wikidata
Luas143.42 km²[1]
Desa/kelurahan8 desa[1]

Tahun 2006 Kecamatan Semau dimekarkan sehingga terdapat 2 kecamatan yaitu Kecamatan Semau dan Kecamatan Semau Selatan.

Kecamatan Semau terdiri dari 8 desa yaitu:[2]

Kecamatan Semau Selatan terdiri dari 6 desa yaitu Desa Onansila, Desa Uitiuhana (oetefu Kecil), Desa Akle, Desa Uitiuhtuan (Oetefu Besar, Desa Naikean dan Desa Uiboa.

Pulau Semau adalah sebuah pulau kecil yang terletak di bagian barat pulau Timor. Pulau ini terdiri atas dua pemerintahan kecamatan ,yaitu kecamatan Semau dan Kecamatan Semau Selatan.

Walaupun sangat dekat dengan Pulau timor yang terdiri atas 3 pusat pemerintahan yaitu Ibukota Provinsi Nusa tenggara Timur, Ibu Kota kodya Kupang, dan Ibukota Kabupaten Kupang. Pulau Semau termasuk pemerintahan Kabupaten Kupang.

Walaupun demikian namun Pulau ini tergolong pulau yang tertinggal, sepertinya tidak pernah diperhatikan oleh pemerintah. Dari berbagai pembangunan yang dilakukan pemerintah di Pulau ini, saat ini hanyalah jalan raya, walaupun demikian namun belum tersentuh semuanya karena baru sekitar 3 km saja aspal di Semau.

Nusa Bungtilu adalah nama asli Pulau Semau. Nusa Bungtlu memiliki arti sebagai Pulau Bunga tiga Warna. Bunga disini bukan bunga yang biasanya kita kenal, tetapi berbicara tentang bunga disini adalah kapas yang dipakai untuk menenun kain adat. adapun kain adat yang dipakai disini adalah kain yang dipakai untuk adat tertentu. Nusa Bungtilu memiliki arti sebagai tiga warna kapas, dimana ketiga warna tersebut adalah warna Hitam, Putih dan Merah. Nusa Bungtilu bisa juga disebut sebagi cikal bakal terbentuknya tenun adat dari beberapa suku di Nusa Tenggara Timur. dimana tiga warna yang di bicarakan disini adalah tiga warna kain adat dari suku Helong (Pulau Semau/Nusa Bungtilu itu sendiri), kemudian untuk Suku Timor dan Suku Rote. Untuk Suku Helong Warna Dominan kain adatnya adalah warna Putih, untuk suku Timor warna dominan kain adatnya adalah warna merah, sedangkan untuk kain adat Rote warna dominan kain adatnya adalah Hitam. Nusa Bungtilu bisa dibilang menampung beberapa suku. tetapi sebenarnya suku asli Pulau Semau atau Nusa bungtilu adalah Suku Helong. sedangkan suku yang lain yang banyak juga di Pulau semau adalah suku rote. Pulau Semau memiliki banyak sekali potensi, yang sebenarnya belum dapat diperhatikan oleh oleh pemerintah setempat. tetapi walaupun demikian kalau diperhatikan dari dekat maka potensi yang dimiliki di Pulau Semau adalah kekayaan budaya karena terdiri atas beragam suku. sedangkan untuk potensi yang lainnya adalah Pertanian, Peternakan dan Kelautan.

Pertanian disini adalah Pertanian Holtikultura dan lain sebagainya, yang bisa dibilang adalah cirikhas pulau ini sendiri. sejak dahulu atau bertahun - tahun Pertanian Pulau ini dapat menghasilkan Semangka, yang lebih akrab dikenal dengan buah Poteka, walaupun produksinya pada musim hujan saja, tetapi hal ini merupakan bagian dari pencitraan pulau ini, yang selama ini di juluki sebagai pulau yang penuh dengan megic. selain itu Pulau ini merupakan penghasil tomat, bawang merah, kacang tanah, kacang hijau, jagung, dan sayur - sayuran yang dapat dipasarkan ke Kota Kupang.

Peternakan yang paling dominan di Pulau ini adalah Sapi, Kambing, Babi dan ayam kampung, yang dapat dipasarkan juga ke Kota Kupang

Kelautan Pulau Semau bisa dibilang menghasilkan beragam hasil laut. sejak dahulu menghasilkan Cumi, Ikan, Teripang, dan Rumput Laut.

Potensi - potensi ini tidak terlalu di perhatikan oleh pemerintah setempat, walaupun demikian masyarakat daerah ini bergerak dengan swadaya sendiri.

diharapkan apabila diperhatikan baik oleh pemerintah, atau infestor maka pulau kecil ini semakin kaya akan potensi yang lainnya..

Salah satu Potensi yang mendukung juga di Pulau Semau adalah Pariwisata. Keadaan alam baik itu dari pegunungan hingga keadaan pantai atau laut yang mendukung sangat berpotensi untuk dikembangkan agrowisata. Pulau ini rencananya oleh sebuah LSM yang bernama womintra rencananya akan melakukan study banding ke Singapur dan Malaysia dengan melibatkan 14 kepala Desa, 2 camat dan 2 mantan kepala desa untuk ikut dalam rombongan ini. rencananya setelah studi banding ini, semau akan dijadikan kawasan pariwisata. hal ini bagi masyarakat Semau sangat membawa keuntungan yang luar biasa. tetapi yang jadi pertanyaanya apakah program ini murni akan membawa keuntungan bagi masyarakat pulau ini. karena jangan sampai masyarakat pulau ini akan menjadi korban sebuah program. karena bisa saja produk asli pulau ini dapat dibunuh, seperti pertanian, peternakan dan kelautan. kalau dianalisa secara baik maka kalau bisa produk asli masyarakat pulau ini janganlah dibunuh tetapi dapat di kelolah secara baik. apasalahnya kalau kwawasan pariwisata ini di ubah menjadi kawasan agrowisata, dalam artian pariwisata yang berbasis pertanian. dengan demikian produk aslinya masyarakat tidak dibunuh. kemudian yang lebih banyak berperan disini adalah masyarakat yang telah dibina untuk bekerja secara profesional.

kalau pariwisata yang diterapkan di Pulau semau adalah murni pariwisata saja maka bisa saja masyarakat di usir dari kawasan tersebut, bahkan mungkin lahan pertanian mereka yang seharusnya menjadi daya tarik bagi wisatawan dipakai untuk dibangun bangunan - bangunan untuk menunjang pariwisata tersebut.

seharusnya Pemerintah setempat mulai berpikir dan menghitung untung ruginya apabila program pariwisata ini murni pariwisata tanpa produk asli masyarakat. Masyarakat akan ditelantarkan begitu saja. Bahkan pemerintah bersama investor hanya bisa tertawa sinis karena telah menambah penderitaan panjang masyarakat

Semoga produk asli masyarakat, yaitu pertanian, peternakan, dan kelautan tidak dibunuh karena kepentingan pemerintah semata.

Referensi