Ullath, Saparua Timur, Maluku Tengah
[[Kategori:Saparua, Maluku Tengah|Ullath
Ullath Balai adat negeri Ullath | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Maluku |
Kabupaten | Maluku Tengah |
Kecamatan | Saparua |
Kodepos | 97592[1] |
Luas | 40 km2 |
Jumlah penduduk | 1.789 jiwa[2] |
Kepadatan | 37,55 jiwa/km2 |
Balai adat negeri Ullath]]
Ullath, kadang ditulis dan dieja sebagai Ulat, Ulathe, Ullat atau Ulath[3] [4] merupakan salah satu Negeri yang termasuk ke dalam wilayah kecamatan Saparua, Maluku Tengah, Maluku, Indonesia. Negeri ini terletak di jazirah bagian tenggara pulau Saparua bersama dengan 3 desa lain yaitu :
- Sirisori Amalatu, Negeri ini beragama mayoritas Islam Sunni
- Sirisori Amapatti, Negeri ini beragama mayoritas Kristen Protestan
- Ouw, Negeri ini beragama mayoritas Kristen Protestan
Negeri Ullath adalah salah satu 18 negeri yang berada dalam wilayah kecamatan Saparua. Sebagaimana umumnya adat orang Maluku, setiap negeri memiliki nama adatnya sendiri-sendiri. Nama adat negeri-negeri yang ada di Maluku itu disebut teung. Nama adat atau teung dari negeri Ullath adalah Beilohy Amalatu[5]. Negeri Beilohy Amalatu ini adalah negeri terluas di pulau Saparua, luasnya mencapai 40 km2 dari luas total pulau Saparua. Tanah petuanan Ullath yang luas terbentang dari perbatasan dengan Itawaka menyambung ke perbatasan Iha terus ke batas Tuhaha dan berakhir di tempat bernama Nual.
Etimologi
Dari tuturan mulut ke mulut dan dikuatkan dengan beberapa versi cerita rakyat yang berbeda-beda, nama Ullath berasal dari beberapa sebutan.
- Versi pertama berpendapat bahwa nama Ullath dipakai oleh warga Italili, Amelhatu, Soupake dan Amahani ketika mereka bersatu di negeri baru bernama Ullath di tepian pantai. Kata Ullath itu sendiri berasal dari kata Ulahano, kampung moyang orang Ullath yang ada di Seram Selatan. Nama Ullath dipakai sebagai bentuk penghormatan kepada moyang.
- Versi kedua ialah dari kata Urat, kata Urat sendiri berarti jamur api. Nama Urat yang akhirnya menjadi Ullath diambil drai nama sebuah jamur endemik pulau Saparua yaitu jamur api atau jamur cahaya yang mana dapat bersinar ketika malam hari menyerupai lampun kunang-kunang. Nama Ullath atau Urat dipakai untuk nama negeri ini dikarenakan ketika nenek moyang membangun negerinya di bukit-bukit mereka bekerja lembur sampai malam. Ketika malam tiba, nenek moyang menggunakan jamur api atau jamur cahaya atau urat sebagai penerangan.
- Versi ketiga adalah dari kata Ulatilo, Ulatilo adalah nama lain dari gunung Momolono. Momolono atau Ulatilo adalah gunung yang berpuncakkan empat negeri lama Ullath yaitu Italili, Amelhatu, Soupake dan Amahani. Ketika perjanjian damai Ullath-Wassu dengan VOC, disepakati bahwa orang dari Momolono diwajibkan turun ke pantai ke negeri baru yang akhirnya diberi nama Ullath agar anak-cucu selanjutnya tetap ingat bahwa mereka adalah keturunan orang Ulatilo-Momolono.
Asal-Usul Penduduk Ullath
Sungguh berbeda dengan negeri-negeri lainnya di Lease (Haruku, Saparua, Nusalaut) dan Ambon yang memiliki leluhur dari suku-suku Patasiwa dan patalima (Suku Alune-Wamale), Ullath ternyata memiliki leluhur dari 2 pihak yaitu :
- sebagian orang Ullath berasal dari keturunan Suku Nuaulu di Seram Selatan di kampung bersejarah bernama Ulahano, akibatnya terjadilah gandong Iha-Tuhaha-Ullath. Moyang Ullath adalah Abdullah Nekaulu yang nantinya menurunkan fam Nikijuluw di Ullath serta fam Nengkelwa di Kulur. Abdullah Nekaulu moyang Ullath merupakan adik dari Kasim yang merupakan moyang Iha dan Tasim yang merupakan moyang Tuhaha (menurunkan fam Aipassa).
- sebagian orang Ullath berasal dari keturunan orang Buano di Seram Barat, akibatnya terjadilah gandong Buano-Oma-Ullath yang nantinya diperkuat dengan ikatan pela batu karang[6]. Kapitan Siwabessy moyang Ullath juga merupakan adik kapitan Ririasa yang merupakan moyang Oma, keduanya berasal dari negeri bernama Buano.
Rohani
Mayoritas penduduk desa Ullath beragama Kristen Protestan dengan Gereja Protestan Maluku sebagai gerejanya. Gereja yang ada di negeri Ullath yaitu GPM Ullath Syaloom.
Negeri/desa Ullath adalah salah satu negeri di pulau Saparua yang sudah cukup terkenal dalam catatan besar sejarah Maluku secara umum. Salah satunya, negeri Ullath tercatat dalam sejarah kekristenan di Maluku sebagai negeri pertama yang menerima Injil di pulau Saparua pada tahun 1670 yang kemudian diikuti oleh negeri Booi.
Batas wilayah
Ullath memiliki batas-batas [7] dengan negeri-negeri tetangga yakni sebagai berikut:
- Sebelah utara berbatasan dengan petuanan negeri Sirisori Amalatu, Itawaka, Iha dan Tuhaha.
- Sebelah selatan berbatasan dengan petuanan negeri Ouw.
- Sebelah timur berbatasan dengan petuanan negeri Ouw dan Laut Banda
- Sebelah barat berbatasan dengan teluk Saparua dan Laut Banda
Kondisi
Hidrologi
Negeri Ullath sebagai salah satu negeri tepi pantai di pulau Saparua yang kecil hanya dialiri oleh beberapa buah sungai yang kecil. Salah satunya adalah air Hoktoini. Air Hoktoini dimanfaatkan masyarakat sebagai tempat mandi dan mencuci. Ada beberapa sungai kecil lain dan mata air yang tidak diberi nama dipakai masyarakat untuk keperluan kakus.
Topografi
Negeri Ullath merupakan negeri yang terletak langsung di pinggir pantai, menghadap langsung ke teluk Saparua yang tidak lain merupakan bagian dari Laut Banda. Ullath terletak pada ketinggian yang bervariasi antara 0 - 800 meter diatas permukaan laut, dimana negeri baru Ullath di tepi pantai berketinggian antara 0-30 meter diatas permukaan laut dan negeri-negeri lama seperti Italili, Amelhatu, Soupake dan Amahani yang berada di pegunungan terletak di ketinggian antara 400-800 meter diatas permukaan laut.
Luas negeri Ullah adalah hampir sekitar 40 km2 dan merupakan negeri terluas di pulau Saparua yang mana tanahnya terbentang dari utara pulau di jazirah Hatawano dengan penguasaan atas hampir seluruh pantai timur Saparua sampai dengan tanah negeri di jazirah tenggara.
Kelembagaan
Susunan Pemerintahan
Negeri Ullath memiliki sistem pemerintahan sendiri sebagaimana halnya negeri-negeri adat lain di wilayah Maluku. Berikut ini adalah susunan pemerintahan di negeri Ullath:
Raja
Fam atau marga pemangku jabatan raja atau kepala negeri (semacam kepala desa) di negeri Ullath adalah Latu Nekaulu yang lebih terkenal sebagai fam Nikijuluw. Fam Nikijuluw mengambil alih jabatan raja atau kepala negeri dari tangan fam Pattipeilohy ditahun 1670 dikarenakan sebuah masalah yaitu perjanjian damai Ullath dengan VOC.
Fam Nikijuluw berkuasa sejak orang Ullath turun ke Nual atau negeri baru di pantai dan meninggalkan negeri lama di gunung, maka itu fam Nikijuluw ini dijuluki sebagai Nikisina yang berarti raja di pantai, Niki berarti pantai atau laut, Sina berarti raja. Pejabat raja Ullath saat ini adalah raja Jhony Nikijuluw.
Sebelum pemangku jabatan raja negeri Ullath diserahkan pada fam Nikijuluw(Latu Nekaulu), keturunan langsung moyang Ullath Abdullah Nekaulu maka pemangku jabatan raja negeri Ullath ialah fam Pattipeilohy. Fam Pattipeilohy telah berkuasa sebagai raja empat negeri lama Amahani, Amelhatu, Italili dan Soupake sejak beratus-ratus tahun lamanya sampai dengan tahun 1670. Kekecewaan besar dari fam ini terhadap hasil perjanjian damai VOC-Ullath menyebabkan mereka tidak mau lagi memangku jabatan raja di negeri baru sehingga dicarilah fam yang paling tepat sebagai pemangku jabatan raja. Setelah itu, saniri negeri memutuskan bahwa fam Nikijuluw-lah yang paling pantas mendapatkan jabatan tersebut dikarenakan faktor-faktor, sbb:
- Nikijuluw adalah fam yang merupakan keturunan langsung dari moyang Ullath Abdullah Nekaulu
- Nikijuluw adalah fam yang sangat dekat persaudaraannya dengan fam Pattipeilohy
- Nikijuluw adalah menantu dan besan pihak fam Pattipeilohy
Pattipeilohy sendiri berarti raja Beilohy atau raja Ullath. Patti berarti Patih atau raja, Beilohy berarti Ullath. Bila Nikisina merupakan julukan fam Nikijuluw maka julukan fam Pattipeilohy adalah kebalikannya yaitu Namasina yang berarti raja di gunung, Nama berarti gunung atau bukit atau tanah tinggi, Sina berarti raja.
Kepala Soa
Ullath sebagaimana negeri adat lain di Maluku tentunya memiliki kelompok-kelompok soa yang masing-masing memiliki kepala atau ketua soa sendiri. Berikut adalah kepala-kepala soa di Ullath:
- Pical, kepala soa Raja
- Siwabessy, kepala soa Hatulessy
- Supusepa, kepala soa Italili
- Telehala, kepala soa Rumaila
- Toisuta, kepala soa Soulisa
- Toumahuw, kepala soa Putimahu
Marinyo
Negeri-negeri adat Maluku di wilayah Ambon, Haruku, Nusalaut, Saparua, Seram bagian barat, Seram bagian timur, Pulau Buano, Pulau Kelang dan Pulau Manipa umumnya mengenal suatu jabatan adat yang bernama Marinyo. Asal kata marinyo adalah Mourinho yang diserap dari Bahasa Portugis.
Marinyo secara bahasa berarti polisi atau polisis adat, namun dalam konteks keseharian di negeri-negeri adat di Maluku marinyo didefinisikan sebagai juru bicara raja kepada rakyatnya atau kepada negeri lain. Tugas marinyo antara lain mengumpulkan warga ketika akan dilangsungkannya upacara bendera, natal bersama, makan bersama, meja kasiang, bersih-bersih negeri, lomba HUT RI 17 agustus-an dan ketika ada hal-hal gawat. Marinyo pulalah yang membunyikan kentongan besar di baileu untuk memanggil orang datang.
Pemangku jabatan marinyo dalam adat negeri Ullath ada tiga fam yaitu fam Telehala, fam Manuputty dan fam Matulessy.
Kewang
Negeri-negeri adat Maluku di wilayah Ambon, Haruku, Nusalaut, Saparua, Seram bagian barat, Seram bagian timur, Pulau Buano, Pulau Kelang dan Pulau Manipa umumnya mengenal suatu jabatan adat yang bernama Kewang atau Kewano. Kewang adalah suatu jabatan dalam tradisi Maluku yang tugasnya adalah melakukan perlindungan dan konservasi terhadap SDA (Sumber Daya Alam) yang ada di negeri yang bersangkutan.
Kewang bertanggungjawab terhadap Tuhan, raja negeri dan rakyatnya. Beban pemeliharaan kelestarian dan kebersihan negeri berada di pundak anggota-anggota kewang. Kewang secara umum dibagi atas kewang darat dan kewang laut. Perbedaan kedua jenis kewang ini adalah wilayah operasi konservasi dan perlindungan, bilamana kewang darat bertugas melakukan konservasi atas SDA (Sumber Daya Alam) di darat seperti mensasi sumber air, mensasi hutan bambu dll. sedangkan kewang laut bertugas melakukan konservasi atas SD (Sumber Daya Alam) di laut seperti mensasi populasi ikan, mensasi terumbu karang, mensasi pantai dll.
Pemangku jabatan kewang di negeri Ullath adalah perwakilan dari hampir seluruh fam atau marga yang ada di Ullath. Kepala kewang darat adalah fam Patty matarumah Soupake dan kepala kewang laut adalah fam Maail.
Saniri Negeri
Seperti negeri-negeri lain di Maluku pada umumnya dan negeri-negeri lain di Ambon, Haruku, Saparua, Nusalaut dan Seram khususnya, Ullath mempunyai badan legislatif semacam parlemennya tersendiri yang mengurusi perkara pemerintahan sekaligus adat dalam negeri. Badan legislatif negeri ini dikenal sebagai Saniri Negeri. Saniri negeri memiliki anggota berupa 1 orang perwakilan dari setiap fam-fam atau marga-marga asli di negeri yang bersangkutan (dalam hal ini Ullath) atau perwakllan dari fam-fam menetap (pendatang) yang sudah memiliki dan memakan hak fam atau marga asli seperti fam Matheos, Matulessy dan Picauli.
Soa
Soa adalah sebuah kelompok yang terbangun didalam sebuah negeri dan merupakan budaya khas alias local wisdom orang Maluku terutama yang hidup di negeri-negeri di Seram bagian selatan, Seram bagian timur, Seram bagian barat, Pulau Buano, Pulau Kelang, Pulau Manipa, Haruku, Nusalaut, Saparua dan Ambon. Soa memiliki kapasitas yang lebih besar dari pada sebuah fam atau marga, karena soa mencakup beberapa fam atau marga.
Biasanya Soa itu terbangun dan ditentukan sebagai suatu komunitas/lembaga kecil didalam suatu komunitas besar (negeri) berdasarkan hal-hal tertentu yang secara historis ada kaitan antara sesama satu soa tersebut. Entah itu memiliki hubungan/kaitan darah (geneologis) tetapi juga memiliki kaitan-kaitan lainnya. Berikut ini ada enam (6) Soa di negeri Ullath, yaitu :
Soa Italili
Soa Italili, adalah pucuk soa tertinggi dalam lembaga dan urusan tata-adat di Ullath. Soa ini dinamakan Italili karena soa ini merupakan gabungan dari fam atau marga yang dahulu menetap di wilayah history bernama Italili. Italili ini adalah Ullath yang lama, Ullath ketika masih berdiam di gunung dan belum turun ke pinggir pantai seperti sekarang. Fam atau marga yang menetap di Italili juga merupakan salah satu fam-fam atau marga-marga asli negeri dan tergolong generasi pertama negeri Ullath. Yang termasuk di dalam soa Italili ini yaitu :
- Supusepa, Fam atau marga Supusepa merupakan fam atau marga yang tergabung dalam soa Italili. Dikisahkan oleh tete-nene (Bahasa Indonesia = Kakek-Nenek) dan mojang (Bahasa Indonesia = Moyang) bahwa Supusepa adalah pendatang yang pertama-tama mendiami Ullath, mereka datang dari selatan pulau Seram memakai gosepa dan berakhir di pantai timur Ullath kemudian naik ke gunung dan bergabung dengan fam-fam lain yang sudah ada lebih dulu di Italili, Ullath yang lama. Nama Supusepa mengandung suatu pengertian yang merujuk pada perjalanan nenek moyang mereka dari Seram bagian selatan sampai ke Ullath yang menggunakan semacam rakit bernama Gosepa. Pengertian harfiah Supusepa yaitu berjalan atau pergi dengan gosepa, Supu berarti berjalan atau pergi, Sepa berarti gosepa atau rakit. Dalam soa Italili, fam atau marga Supusepa memiliki peran yang besar karena sekaligus mereka bertindak sebagai ketua atau kepala Soa.
- Manuputty
- Pattipeilohy
Soa Hatulessy
Soa Hatulessy, salah satu dari enam buah soa yang terbentuk dan berdiri di dalam lingkungan negeri (desa adat) Ullath. Soa ini diketuai atau dikepalai oleh fam atau marga Siwabessy. Berikut fam-fam atau marga-marga yang termasuk di dalam soa Hatulessy ialah, sbb :
- Siwabessy, Fam Siwabessy adalah salah satu fam atau marga di negeri Ullath. Fam ini merupakan fam asli negeri Ullath dan termasuk salah satu fam atau marga tertua di Ullath. Fam Siwabessy juga tergolong fam-fam yang pertama menetap, fam ini berasal dari sebuah pulau yang nun jauh di sebelah barat pulau Seram yaitu Pulau Buano. Fam Siwabessy ketika mencapai Ullath mereka menggunakan alat transportasi berupa mayang kelapa (Bahasa Indonesia : perahu dari daun kelapa). Dalam soa Hatulessy, fam ini bertindak sebagai ketua atau kepala Soa. Arti nama dari kata Siwabessy sendiri ialah sembilan buah besi yang merujuk pada senjata khas warisan turun-temurun fam ini, Siwa berarti sembilan, Bessy berarti besi atau logam.
- Lawalata
- Manuputty
- Maail
Soa Putimahu
Soa Putimahu, salah satu dari enam buah soa yang terbentuk dan berdiri di dalam lingkungan negeri (desa adat) Ullath. Soa ini diketuai atau dikepalai oleh fam atau marga Toumahuw. Berikut fam-fam atau marga-marga yang termasuk di dalam soa Putimahu ialah, sbb :
- Toumahuw, Toumahuw adalah salah satu fam di negeri Ullath. Toumahuw memiliki leluhur (nenek moyang) yang datang dari Pulau Buru dari sebuah gunung bernama gunung Newotolu. Nama asli fam Toumahuw sama seperti nama asal mereka di Pulau Buru yaitu Newotolulu, Newotolu adalah nama gunung asal mereka, Lu dalam bahasa tana di Ullath berarti orang, Newotolulu berarti Orang Newotolu. Dikisahkan oleh tete-nene (Bahasa Indonesia : kakek-nenek) dan mojang (Bahasa Indonesia : moyang) bahwa fam atau marga yang datang dari gunung Newotolu diberinama Toumahuw ialah karena kepribadian anggota fam-fam tersebut. Fam Newotolulu banyak yang menjadi pendeta dan sangat aktif dalam kegiatan misionaris sampai jauh ke tenggara Maluku dan ke pedalaman Seram, Halmahera bahkan ke Papua, untuk mengapresiasi hal itu orang Ullath menjuluki fam Newotolulu sebagai Toumahuw yang berarti berjalan dengan Tuhan, Toma berarti berjalan dengan, Hua berarti Tuhan. Semenjak apresiasi itu, nama fam Newotolulu perlahan menghilang dan nama fam yang dipakai oleh penerusnya adalah Toumahuw. Dalam soa Putimahu, fam Toumahuw ialah bertindak sebagai ketua sekaligus kepala Soa Putimahu.
- Manukiley
- Litaay
Soa Rumaila
Soa Rumaila, salah satu dari enam buah soa yang terbentuk dan berdiri di dalam lingkungan negeri (desa adat) Ullath. Soa ini diketuai atau dikepalai oleh fam atau marga Telehala. Berikut fam-fam atau marga-marga yang termasuk di dalam soa Rumaila ialah, sbb :
- Telehala, Fam atau marga Telehala merupakan satu dari 40-an lebih fam dan marga yang telah lama menetap di negeri Ullath. Fam Telehala memiliki sebuah tiang di sebelah kiri baileu Ullath yang berarti fam itu tergolong sebagai fam-fam atau marga Tomanusa yang berarti mencari pulau, Toma berarti cari, Nusa berarti pulau. Fam Telehala ialah kepala soa dari Soa Rumaila, salah satu soa di Ullath.
- Sapulette, kadang ditulis Sapuletje, Sapuletej, Sapuleteij atau Sapulete adalah salah satu fam yang berdiam diri di negeri Ullath. Fam Sapulette dalam sejarah dan adat negeri Ullath adalah salah satu fam yang paling istimewa, mana tidak fam ini memiliki tanah dati (Bahasa Indonesia : Tanah petuanan atau hak milik) yang paling luas diantara fam-fam lain yang ada di Ullath bahkan di seluruh Saparua yang mana tanah dati Sapulette terbentang dari gunung batu di utara Italili sampai ke perbatasan nun jauh dengan Itawaka, Iha dan Tuhaha.
Sebagaimana fam-fam lain di Ullath, karena fam ini adalah fam asli maka fam Sapulette memiliki sebuah tiang bertuliskan "S A P U L E T T E" yang berposisi vertikal dengan tulisan "S A P U L E T T E"nya juga berposisi vertikal, tertulis dari atas kebawah. Tiang Sapulette berada persis di sebelah tiang fam Telehala, dan karena berada di bagian kiri baileu (Bahasa Indonesia : balai adat) Ullath maka fam Sapulette tergolong sebagai fam-fam Tomanusa, Toma berarti cari, Nusa berarti pulau. Fam Sapulette tidak pernah dikisahkan memiliki leluhur dari pulau lain dan tempat-tempat jauh di luar Ullath dan Saparua sebagai mana fam-fam asli dan golongan fam generasi pertama lainnya yang punya leluhur dari tempat yang jauh. Dikisahkan bahwa Sapulette memiliki leluhur dan tinggal beranak-cucu di Amelhatu. Amelhatu merupakan sebuah negeri history dalam sejarah Ullath. Amelhatu secara bahasa berarti tanah atau negeri berbatu, Ama berarti negeri, Hatuberarti batu. Posisi Amelhatu saat ini adalah di dekat perbatasan antara tanah dati Ullath dengan Tuhaha dan memang benar bahwa Amelhatu terdiri atas formasi tanah kurang subur nan berbatu.
- Paais (Paaijs atau Paays), Fam Paais adalah fam pendatang di Ullath yang asalnya dari negeri Eri di Nusaniwe, pulau Ambon. Fam Paais kadang dieja dan ditulis sebagai Paaijs atau Paays.
- Johannes
- Manuhutu, Fam Manuhutu adalah fam pendatang di Ullath yang asalnya dari negeri Haria di Saparua. Fam ini di tanah asalnya yaitu Haria, berkedudukan sebagai raja negeri.
Soa Soulisa
Soa Soulisa, salah satu dari enam buah soa yang terbentuk dan berdiri di dalam lingkungan negeri (desa adat) Ullath. Soa ini diketuai atau dikepalai oleh fam atau marga Toisuta. Berikut fam-fam atau marga-marga yang termasuk di dalam soa Soulisa ialah, sbb :
- Toisuta, kepala Soa
- Ahuluheluw
Soa Raja
Soa Raja, salah satu dari enam buah soa yang terbentuk dan berdiri di dalam lingkungan negeri (desa adat) Ullath. Soa ini diketuai atau dikepalai oleh fam atau marga Pical. Soa Raja adalah soa kedua tertinggi kedudukannya dalam tatanan adat Ullath setelah soa Italili. Berikut fam-fam atau marga-marga yang termasuk di dalam soa Raja ialah, sbb :
- Pical, Fam Pical merupakan kepala Soa Raja di Ullath. Fam ini telah melahirkan seorang yang besar yang mengharumkan nama Indonesia di kancah pertinjuan regional bahkan global, fam ini telah melahirkan seorang bernama Ellyas Pical. Selain kebanggaan Indonesia prestasi yang didapat oleh Ellyas Pical menjadi cambuk bagi warga negeri Ullath agar terus maju dan berhenti berpikiran kolot.
- Matheos
- Parinussa, Fam Parinussa adalah fam pendatang di Ullath yang berasal dari negeri tetangga di Saparua yaitu Paperu
- Manuputty, Fam Manuputty adalah salah satu fam yang ada di negeri Ullath. Fam Manuputty sejatinya tersebar di banyak negeri di seantero Maluku salah satunya berada di negeri Itawaka. Arti nama Manuputty yaitu burung berwarna putih, Manu atau Mam berarti burung, Putty berarti putih. Nama Manuputty merujuk pada nama seseorang pemelihara burung pombo berwarna putih (Bahasa Indonesia : burung merpati) yang merupakan nenek moyang fam Manuputty.
- Latul, Fam Latul dalam tatanan adat bertugas sebagai penjaga pintu depan baileu (Bahasa Indonesia : balai adat) Ullath, sedangkan tiang fam mereka sendiri berada di pintu belakang baileu yang mana pintu itu dijaga oleg fam Patty. Sejarahnya, moyang fam Latul awalnya bernama Latumutuane. Latumutuane ini anak yang dipelihara dan besar di dalam keluarga atau fam Nikijuluw, sejatinya Latumutuane ialah seorang yang berasal dari Ternate.
Fam di Ullath
Fam atau marga yang berdiam di negeri Ullath[8] [9] [10] terbagi atas fam asli negeri atau fam ana negeri (Bahasa Indonesia : Anak desa) dan fam pendatang yang datang dari negeri lain dan menetap di Ullath atau fam orang dagang (Bahasa Indonesia : Orang pendatang)
Ana Negeri
Ana negeri secara bahasa dan harfiah berarti, orang-orang asli yang mendiami suatu negeri atau daerah secara turun temurun. Di Ullath, ada beberapa fam atau marga atau mataruma yang merupakan ana negeri yang berlatar belakang dari Italili, Soupake, Amelhatu dan Amahani. Berikut fam atau marga asli (ana negeri) di negeri Ullath:
- Hakamoly (Hakamoli), fam ini dinyatakan punah
- Latul (Latumutuane)
- Lawalata
- Lekalisa, fam ini dinyatakan punah
- Lilihua, fam ini dinyatakan punah
- Litaay
- Lumalessil
- Lusikooy
- Maail
- Manukiley
- Manuputty
- Nikijuluw (Latu Nekaulu)
- Pattipeilohy
- Patty
- Peluhuapelu
- Pical
- Sahetapy
- Sapulette, secara bahasa berarti sebagai bunga desa atau kembang desa atau bunga negeri. Hal itu bisa dirujuk pada pengertian kata-kata bahasa Tana yang menyusun kata Sapulette. Sapulette terdiri atas dua buah kata yaitu Sapu yang berarti bunga atau tanaman hias dan Lette atau Lote yang berarti kampung tua.
Dalam tatanan adat masyarakat negeri Ullath, fam Sapulette ialah salah satu fam asli negeri, juga salah satu fam tertua yang ada di Ullath, sekaligus sebagai fam-fam atau marga yang tergolong generasi pertama orang Ullath. Fam Sapulette memiliki tugas sebagai penjaga mata air di negeri Ullath. Fam Sapulette bertugas menjaga kebersihan dan menjaga kelestarian beberapa mata air dan sungai kecil yang melewati negeri Ullath seperti air Huaputolini (air Hoktoini) yang banyak dipakai untuk urusan MCK (Mandi Cuci Kakus) sampai ke parigi negeri (Bahasa Indonesia : Sumur desa). Tiap beberapa bulan sekali dan tiap purnama, fam Sapulette dan anggota-anggotanya membersihkan dan melakukan pemberkatan atas parigi negeri (Bahasa Indonesia : Sumur desa) agar parigi negeri selalu bersih, terhindar dari lumut dan bibit penyakit serta selalu menyehatkan.
- Siwabessy (Pesisamalo)
- Soulisabessy, fam ini dinyatakan punah
- Supusepa
- Takarbessy
- Telehala (Parinusalatu)
- Toisuta (Lilihuapelu)
- Toumahuw (Newotolulu)
- Tulalesia
Dari sekian banyak ana negeri di Ullath, ada 4 fam yang telah punah, hilang atau lenyap dan tidak memiliki keturunan lagi sampai dengan sekarang. Fam-fam tersebut ialah fam Hakamoly (Hakamuly/Hakamuli/Hakamoli), fam Soulisabessy, fam Lilihua dan fam Lekalisa. Moyang fam Hakamoly dulunya adalah anak laki-laki bungsu dari negeri lama Italili, anak itu terkenal nakal dan suka usil dengan saudara-saudaranya. Dia kemudian dikutuk seorang janda yang tinggal di Nokau, yang mana kutukan itu menyebutkan bahwa anak itu akan mati muda. Dikisahkan dalam cerita setempat, bahwa ketika usia nya menginjak 19 tahun Hakamoly meninggal tersambar petir. Meskipun begitu, nama Hakamoly tetap ada di tiang dalam Baileu Ullath.
Fam Lilihua punah atau hilang dikarenakan moyangnya tidak memiliki anak laki-laki sehingga keturunan fam atau marga mereka habis. Fam Soulisabessy disebutkan sebagai anak pendiam dari negeri lama Italili. Namun naas, moyang fam Soulisabessy belum sempat menikah dan punya keturunan moyang fam ini dilarikan oleh Jin atau sebangsa Setan dan hilang sampai sekarang. Sedangkan fam Lekalisa, mereka adalah ana negeri dan sekaligus sebagai pemberontak yang akhirnya fam ini ditumpas oleh ana negeri yang lain.
Akibat hilangnya 4 fam ana negeri di Ullath, maka tanah dati atau petuanan dan hak-hak sebagai ana negeri dimakang (Bahasa Indonesia : Makan) oleh beberapa fam menetap atau orang dagang. Berikut tabelnya:
No. | Nama Fam | Hak Adat | Tanah Dati | Dimakan Oleh |
---|---|---|---|---|
1 | Hakamoly (Hakamuli, Hakamuly atau Hakamoli) | Punya | Punya | Fam Picauli |
2 | Lilihua | Punya | Punya | Fam Matheos |
3 | Lekasila | Punya | Punya | Fam Ahuluheluw |
4 | Soulisabessy | Punya | Punya | Fam Paaijs (Paays atau Paais) dan Fam Johanes |
Orang Dagang
Orang dagang secara bahasa berarti orang asing yang datang berdagang sedangkan secara bahasa, orang dagang berarti orang lain yang datang dari negeri jauh kemudian menetap di suatu negeri. Di Ullath, ada beberapa fam atau marga atau mataruma yang merupakan orang dagang yang datang dari berbagai latar belakang dan negeri. Berikut fam atau marga pendatang (orang dagang) di negeri Ullath:
- Ahuluheluw
- Latuharhary, pendatang dari Haruku di Haruku
- Latumaerissa, pendatang dari Paperu di Saparua
- Latumahina
- Latumalea
- Loupatty, pendatang dari Haria di Saparua
- Manuhutu, pendatang dari Haria di Saparua
- Matheos
- Matulessy, pendatang dari Itawaka di Hatawano, Saparua
- Molle
- Paaijs, pendatang dari negeri Eri di pulau Ambon
- Parinussa, pendatang dari Paperu di Saparua
- Pattirua
- Picauli
- Pieter
- Siahaya, pendatang dari negeri Hulaliu di Haruku
- Tuhusula
Budaya
Lagu dan Nyanyian
Salah satu lagu yang banyak dinyanyikan dan populer di Ullath ialah lagu berjudul Jang Lupa Kampong (Bahasa Indonesia = Jangan Lupa Kampung/Desa). Berikut lirik lagu tersebut :
Jang Lupa Kampong | Alih bahasa |
---|---|
Lama tar bakumpul
Basudara gandong e Mari satu hati angka suara Puji Tete Manise
Masing-masing cari hidop e Jang lupa kampong halaman Serta jemaat deng pendidikan e
Hidop orang sudara e Kapan tempo mau bakumpul Katong bakumpul sama-sama e
Sio basudara e Walau jau di rantau orang Jang ale dong lupa katong di kampong e |
Lama tidak berkumpul
Saudara kandung Mari satu hati angkat suara Puji Tuhan Yesus
Masing-masing pergi mencari penghidupan Jangan lupa kampung halaman Serta jemaat gereja dan pendidikannya
Hidup orang bersaudara Kapan waktu bisa berkumpul Kita berkumpul bersama-sama
Saudara tercinta Walaupun jauh di rantau orang Janganlah kalian lupa dengan kami yang di kampung |
Hubungan Sosial
Maluku punya beraneka macam adat istiadat unik yang hanya satu-satunya dan tidak mungkin bisa ditemui di tempat lain di Indonesia bahkan di dunia. Adat itu antara lain adalah adanya hubungan sosial antar negeri baik hubungan atas dasar adat maupun atas dasar persaudaraan. Hubungan sosial antar negeri di Maluku yang didasari atas dasar adat disebut sebagai Pela[11] [12] (Pela = Kerabat Adat), sedangkan hubungan sosial antar negeri di Maluku yang didasari atas dasar persaudaraan disebut sebagai Gandong (Gandong = Kerabat Darah)
Hubungan Pela
Pela[13] [14] adalah hubungan sosial antar dua atau lebih negeri yang bisa jadi tidak bertetanggaan secara lokasi, tidak se-agama dan tidak se-pulau yang hanya ada di Maluku[15]. Budaya pela sudah ada sejak dahulu kala. Terjadinya pela antar dua atau lebih negeri didasari oleh beberapa faktor seperti saling tolong menolong dalam perang (Contoh : dasar pela Haria dengan Lilibooi), perkawinan (Contoh : dasar pela Allang dengan Latuhalat atau faktor lainnya.
Negeri Ullath sebagai salah satu negeri di Maluku yang tentunya berpijak dan berdasar atas adat orang Maluku mengikat sumpah untuk membina hubungan pela dengan negeri-negeri lain di Maluku. Berikut adalah nama negeri yang memiliki hubungan Pela dengan negeri Ullath:
No. | Nama Negeri | Agama Mayoritas | Teung Negeri | Lokasi Pulau | Jenis Pela | Julukan Pela |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | Oma[16] [17] [18] [19] [20] [21] | Kristen Protestan (100 %) | Leparissa Leamahu | Haruku [22] | Pela batu karang | Rissalohy (Leparissa-Beilohy) |
2 | Buano[23] [24] [25] | Islam Sunni (70 %) & Kristen Protestan (30 %) | Nurlatu Palemahu | Buano | Pela batu karang | Nurlohy (Nurlatu-Beilohy) |
3 | Wassu[26] | Kristen Protestan (100 %) | Erihatu Samasuru | Haruku | Pela tampa siri | Beihatu (Beilohy-Erihatu) |
Ullath secara adat memiliki 3 buah persekutuan Pela yang diikat dengan negeri Oma (Negeri Kristen), Wassu (Negeri Kristen) dan Buano (Negeri Islam).
Pela persekutuan dengan Wassu diikat pada abad ke-17 sekitar tahun 1670. Faktor terjadinya pela persekutuan antara Ullath dengan Wassu yang notabene berbeda pulau adalah terjadinya sebuah perang. Perang Ullath melawan pasukan Vereenigde Oostindische Compagnie bersenjata modern yang ingin memonopoli Cengkeh yang mana Ullath pada masanya adalah salah satu negeri penghasil Cengkeh. Dengan keadaan yang tidak seimbang, pasukan Ullath hampir kalah oleh pasukan Vereenigde Oostindische Compagnie bersenjata modern, dalam keadaan genting itulah kapitan Ullath memutuskan untuk mengadakan sayembara kepada negeri-negeri di Saparua dan Haruku mengenai siapa saja yang dapat membantu Ullath melawan Vereenigde Oostindische Compagnie akan diberi hadiah berupa pundi-pundi emas dan perak. Saat itulah kapitan Timisela dari Wassu menyanggupi sayembara dan datang bersama pasukan dari negeri Wassu di pulau Haruku ke Ullath. Di Ullath, mereka berperang melawan Vereenigde Oostindische Compagnie dengan hasil terjadi perjanjian damai antara persekutuan Ullath-Wassu dengan Vereenigde Oostindische Compagnie. Isi perjanjian damai itu, sbb:
- Vereenigde Oostindische Compagnie tidak akan memonopoli perdagangan Cengkeh di negeri Ullath dan Wassu
- Vereenigde Oostindische Compagnie tidak akan ikut campur urusan dalam negeri baik negeri Ullath maupun negeri Wassu
- Vereenigde Oostindische Compagnie dan Ullath-Wassu sepakat menanggung beban kerugian sendiri-sendiri dan tidak saling menuntut
- Orang Ullath yang berdiam di tiga wilayah lama yaitu Italili, Amelhatu dan Amahani pindah ke pantai ke kampung baru yang sekarang dikenal sebagai Ullath. Yang mana kampung baru itu berdiri di wilayah bernama Yalesi yang berarti batas.
- Orang Ullath menerima injil dan menjadi pemeluk agama Kristen pertama di pulau Saparua
Setelah perjanjian damai terjadi, orang Ullath sangat berterima kasih kepada orang Wassu yang telah sangat baik mau membantu mereka. Akhirnya tepat tahun 1670 orang Ullath dan Wassu resmi dipersatukan oleh sebuah sumpah Pela yang sangat sakral secara adat orang Maluku. Jenis pela antara Ullath dan Wassu yaitu pela perang atau pela minong darah (Bahasa Indonesia : Minum darah) dan pela tampa siri (Bahasa Indonesia : Tempat Sirih) sekaligus.
Hubungan Gandong
Gandong adalah hubungan sosial antar dua atau lebih negeri yang bisa jadi tidak bertetanggaan secara lokasi, tidak se-agama dan tidak se-pulau yang hanya ada di Maluku seperti halnya hubungan Pela. Budaya gandong sudah ada sejak dahulu kala, sama tuanya dengan adat istiadat (Budaya) Pela. Terjadinya gandong antar dua atau lebih negeri didasari oleh faktor pertalian darah, kekeluargaan dan persaudaraan yang dalam cerita rakyat Maluku disebutkan bahwa datuk-datuk, kakek-kakek, nenek-nenek, moyang dan antua negeri yang memiliki hubungan gandong merupakan adik kakak dari rahim satu orang ibu dan memiliki satu orang bapak.
Negeri Ullath sebagai salah satu negeri di Maluku yang tentunya berpijak dan berdasar atas adat orang Maluku pasti memiliki hubungan gandong dengan negeri-negeri lain di wilayah Maluku sekalipun negeri-negeri itu berbeda agama. Berikut adalah nama negeri yang memiliki hubungan gandong atau bersaudara dengan negeri Ullath:
No. | Nama Negeri | Agama Mayoritas | Teung Negeri | Lokasi Pulau | Julukan Gandong |
---|---|---|---|---|---|
1 | Oma[27] | Kristen Protestan (100 %) | Leparissa Leamahu | Haruku[28] [29] | 1 Gandong 3 Dara atau 3 Kampong 1 Gandong |
2 | Buano[30] | Islam Sunni (70 %) & Kristen Protestan (30 % | Nurlatu Palemahu | Buano[31] | 1 Gandong 3 Dara atau 3 Kampong 1 Gandong |
3 | Itawaka | Kristen Protestan (100 %) | Leilisal Beinusa | Saparua | Leilisa Beynusa Patalima Alesiwa |
4 | Iha[32] [33] | Islam Sunni (100 %) | Noraito Amalatu | Saparua | 1 Gandong 1 Arumbai |
5 | Tuhaha[34] [35] | Kristen Protestan (100 %) | Beinusa Amalatu | Saparua | 1 Gandong 1 Arumbai |
Ullath secara adat memiliki 5 buah hubungan gandong dan terikat darah atas negeri Tuhaha (Negeri Kristen), Iha (Negeri Islam), Oma (Negeri Kristen), Itawaka (Negeri Kristen) dan Buano (Negeri Islam).
Acara, Event, Festival, Kegiatan & Tradisi
Tradisi Upu Latu
Ullath memiliki beberapa acara kegiatan yang masuk dalam agenda tahunan negeri sepertiTradisi Upu Latu[36] [37] yang dilaksanakan oleh keluarga atau fam atau marga atau matarumah Pical sebagai bentuk pembayaran diyat (denda) atas kepemimpinan mereka di negeri Ullath entah sebagai kepala soa Raja ataupun sebagai pejabat sementara raja negeri.
Tradisi Makang Kalapa Sisi
Tradisi lain yang di lakukan di negeri Ullath yaitu tradisi makang kalapa sisi [38]. Memang makang kelapa sisi ("makan kelapa mentah" yaitu hanya di lepaskan dari tempurungnya tanpa di parut, dan di iris jadi potong-potongan kecil itulah yang di maksud dengan "kalapa sisi") semua orang juga pernah melakukan hal yang sama. Namun di negeri Ullath justru menjadi suatu tradisi.
Yang terlihat unik dari kebiasaan lainnya, di negeri Ullath hampir semua keluarga kalau makan di haruskan ada kalapa sisi di meja makan, walaupun jenis-jenis makanan yang tersedia sudah mengandung santan (dari kelapa), misalkan di sayur dan kuanya, atau masakan daging ikan jenis kare, dll. Dan menurut mereka makan dengan kelapa sisi telah menjadi kebutuhan, dan bukan sebatas keinginan saja sebagai pelengkap rasa. Memang, tradisi ini sangat mungkin ada juga di negeri-negeri lain di Maluku baru di buktikan bahwa cuma di negeri Ullath tradisi makang kalapa sisi ini benar-benar ada dan jadi tradisi.
Natal Ullath se-dunia 2009
Negeri Ullath melakukan sebuah gebrakan dengan acara yang besar pada 2009 dalam rangka merayakan Natal Acbaz Ullath Se-dunia 2009[39] [40] [41] [42] yang bertemakan Kumpul Ana Cucu Beilohy Amalatu 2009
Perkumpulan
Anak-cucu negeri Ullath Beilohy Amalatu yang hidup di tanah Belanda sebagai warga Maluku-Belanda memiliki perkumpulan yang diberi nama sebagai “PABAN”-”Persatuan Anak-cucu Beilohy Amalatu Netherland”. Selain PABAN, anak-cucu negeri Ullath di perantauan terutama di Kota Ambon juga memiliki organisasi perkumpulan lain yang bernama PERWABA - PERsekutuan WArga Beilohy Amalatu[43]
Sejarah dan Perjalanan Perwaba Kota Ambon
Terbentuknya Persekutuan Warga Beilohy Amalatu Kota Ambon atau disingkat PERWABA Kota Ambon, berawal dari keinginan warga Ullath yang keluar merantau dari Negeri Ullath atau Negeri Beilohy Amalatu dan berdomisili di Kota Ambon yang berkeinginan untuk bersekutu membangun kebersamaan selaku anak Negeri Beilohy Amalatu dalam suka dan duka.
Terdorong oleh keinginan bersama Warga Beilohy Amalatu yang ada di Kota Ambon, maka pada tahun 1967, beberapa tokoh masyarakat Ullath berinisiatif melakukan pertemuan warga dan menyepakati membentuk sebuah wadah organisasi dengan nama "Muhabeth Beilohy Amalatu" dan sekaligus membentuk kepengurusan dengan komposisi Bpk A. J. Matulessy (Ketua), Bpk Zadrak Litaay (Wakil Ketua) dan Bpk Drs. C. Nikijuluw (Sekretaris). Orientasi awal pembentukan wadah "Muhabeth Beilohy Amalatu" saat itu lebih diutamakan pada masalah pelayanan orang duka (meninggal dunia).
Sejalan dengan perkembangan Kota Ambon tentu kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh warga Beilohy Amalatu yang berdomisili di Kota Ambon juga semakin meningkat. Seiring dengan hal itu maka setelah 25 tahun usia organisasi "Muhabeth Beilohy Amalatu" tepatnya tanggal 17 November 1992, generasi penerus melakukan musyawarah dan menghasilkan keputusan untuk mengganti nama organisasi warga Ullath di Kota Ambon menjadi "Persekutuan Warga Beilohy Amalatu" Kota Ambon disingkat "PERWABA", dan sekaligus dilakukan perubahan kepengurusan dan menetapkan Bpk Drs. C. Nikijuluw (Ketua), Bpk. M. Siahaya (Wakil Ketua) dan Bpk Lois Paays (Sekretaris).
Perubahan nama organisasi sejalan dengan perubahan peran, fungsi dan tujuan organisasi itu sendiri dan PERWABA dibentuk guna mengukuhkan dan menumbuhkembangkan rasa persekutuan antar warga Ullath atau warga Beilohy Amalatu yang berdomisili di Kota Ambon untuk membina kebersamaan atas dasar "Kasih" yang bersumber dari "Kasih Tuhan".
Mengingat warga Beilohy Amalatu tersebar di seluruh wilayah Kota Ambon dan desa sekitar Kota Ambon, maka kendala yang muncul adalah pelayanan dan komunikasi antar warga tidak efektif sebagai akibat dari daerah pelayanan yang sangat luas. Mengatasi hal ini Persekutuan Warga Beilohy Amalatu (PERWABA) membentuk 6 (enam) pengurus cabang pelayanan yang terstruktur di bawah pengurus pusat PERWABA Kota Ambon.
Penetapan 6 (enam) pengurus cabang pelayanan ini diilhami oleh sejarah terbentuknya Negeri Beilohy Amalatu oleh para leluhur pada abad XV, di mana saat itu para leluhur berdiam diri di gunung dan menempati 6 (enam) daerah kediaman atau negeri lama, yaitu Amelhatu, Italili, Soupake, Yalesi, Nokau, dan Putimahu. Ketika itu pusat Negeri berada di Italili dengan raja dipegang oleh fam atau marga Pattipeilohy (Patti : Patih, Peilohy : Beilohy atau Ullath, Pattipeilohy : Patih atau raja pemimpin Ullath). Dapat juga diilhami adanya 6 (enam) soa di Ullath yaitu soa Italili, soa Raja, soa Rumaila, soa Putimahu, soa Hatulessy dan soa Soulisa.
Berdasarkan pemikiran ini maka wilayah pelayanan warga Ullath yang terhimpun dalam "Persekutuan Warga Beilohy Amalatu" Kota Ambon dibagi ke dalam 6 (enam) daerah pelayanan atau 6 (enam) cabang, yaitu:
- Cabang Siloam, meliputi daerah Belakang Soya, Mardika, Karang Panjang, Batu Merah, Tanah Tinggi, Skip dan sekitarnya.
- Cabang Elim, meliputi daerah Kudamati-Gunung Nona, Benteng, OSM, Amahusu, Latuhalat dan sekitarnya.
- Cabang Karmel, berpusat di Batu Gantung dan meliputi Mangga Dua, Tanah Lapang Kecil, Kampung Ganemo dan sekitarnya.
- Cabang Zaitun, meliputi daerah Batu Gajah, Batu Meja, Pulugangsa, Waititar dan sekitarnya.
- Cabang Tiberias, berpusat di Paso, meliputi negeri Galala, negeri Hative Kecil, negeri Halong, negeri Suli, Durian Patah, Hunuth dan sekitarnya.
- Cabang Getsemani, berpusat di Ruma Tiga, meliputi Poka Waiyame, Hative Besar, Laha dan sekitarnya.
Sejalan dengan tuntutan organisasi, maka sampai dengan saat ini Persekutuan Warga Beilohy Amalatu (PERWABA) telah melaksanakan 2 (dua) kali musyawarah, yaitu MUSYAWARAH I pada tanggal 31 Maret 2007 untuk memilih ketua dan penetapan kepengurusan periode 2007-2011 sekaligus menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ ART) Persekutuan Warga Beilohy Amalatu dan MUSYAWARAH II pada tanggal 9 Oktober 2911 untuk memilih ketua periode 2011-2015 dengan kepengurusan sekaligus juga revisi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Persekutuan Warga Beilohy Amalatu.
Arti Logo Perwaba Kota Ambon
Lambang atau logi organisasi PERWABA untuk wilayah kota Ambon bukan sekedar logo atau lambang semata saja melainkan memiliki arti dan makna di balik itu semua.
- Enam orang pendayung di atas perahu kora-kora berwarna merah putih dalam lingkaran melambangkan keutuhan hidup rakyat Beilohy Amalatu yang terhimpun dalam 6 (enam) Soa, mendiami Negeri Beilohy Amalatu yang tumbuh dan berkembang dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. 6 (enam) Soa tersebut adalah:
- Soa Hatulessy
- Soa Italili
- Soa Putimahu
- Soa Raja
- Soa Rumaila
- Soa Soulisa
- Enam gelombang melambangkan 6 (enam) labuhan kecil yang ada di Ullath
- Enam segi melambangkan Enam Gunung yang sekaligus pemukiman awal para leluhur.
- Enam sudut yang membentuk segitiga dan sebangun melambangkan 6 (enam) kapitan yang memiliki tugas dan tanggungjawab yang sama untuk menjaga dan melindungi masyarakat Negeri Beilohy Amalatu.
Galeri
-
Gereja Protestan Maluku Jemaat negeri Ullath
-
Gereja Protestan Maluku Jemaat negeri Ullath
-
Gereja Protestan Maluku Jemaat negeri Ullath
-
Gereja Protestan Maluku jemaat negeri Ullath
Tokoh terkenal
Lihat Pula
Referensi
- ^ Kode Pos Saparua di Kode Pos Indonesia
- ^ Penduduk Ullath 1.789 jiwa di [1]
- ^ Negeri Ullath di [2]
- ^ Tentang Ullath di Fanpage Beilohy Amalatu Facebook
- ^ Teung negeri Ullath di Fanpage Beilohy Amalatu Facebook
- ^ Pela Oma-Ullath di [3]
- ^ Negeri yang bertetangga atau berbatas dengan Ullath di Fanpage Beilohy Amalatu Facebook
- ^ Marga-marga di negeri Ullath di [4]
- ^ Fam yang berdiam negeri Ullath di Fanpage Beilohy Amalatu Facebook
- ^ Fam di Ullath di [5]
- ^ Wat is Pela di http://www.angelfire.com
- ^ Latar belakang terjadinya pela di http://www.asiafunclub.com
- ^ Pela gandong pemersatu Maluku di Irfan Marssy.Blogspot
- ^ Budaya Pela Gandong di Anak Sepa.Blogspot
- ^ Pela di Maluku di Anak Bula.Blogspot
- ^ Leparissa Leamahu di [6]
- ^ Pela Buano-Oma-Ullath di Ullath.com
- ^ Pela batu karang Oma-Ullath di Masohi Semarang.Blogspot
- ^ Foto-Foto Tentang Negeri Oma di Wikimapia
- ^ Pela Gandong Negeri Ullath di Halaman Facebook Beilohy Amalatu-Ullath
- ^ Ullath is pela met Boano, Oma en Wassu di Ullath.com
- ^ Oma-Leparissa Leamahu di Wikimapia
- ^ Pela Buano-Oma-Ullath di Ullath.com
- ^ Pela Gandong Negeri Ullath di Halaman Facebook Beilohy Amalatu-Ullath
- ^ Ullath is pela met Boano, Oma en Wassu di Ullath.com
- ^ Ullath is pela met Boano, Oma en Wassu di Ullath.com
- ^ Pela Gandong Negeri Ullath di Halaman Facebook Beilohy Amalatu-Ullath
- ^ Oma, negeri kaya panas bumi di Haruku di http://psdg.bgl.esdm.go.id/
- ^ Oma, Haruku di http://psdg.bgl.esdm.go.id/
- ^ Pela Gandong Negeri Ullath di Halaman Facebook Beilohy Amalatu-Ullath
- ^ Pulau Buano di http://nusapaun.blogspot.com/
- ^ Gandong Iha-Tuhaha-Ullath di Ullath.com
- ^ Pela Gandong Negeri Ullath di Halaman Facebook Beilohy Amalatu-Ullath
- ^ Gandong Iha-Tuhaha-Ullath di Ullath.com
- ^ Pela Gandong Negeri Ullath di Halaman Facebook Beilohy Amalatu-Ullath
- ^ Tradisi Adat Upu Latu Ullath di Maluku Lease Blogspot
- ^ Upu Keluarga Pical di [7]
- ^ Makang Kalapa Sisi di [8]
- ^ Natal Sedunia Ullath 2009 di Antara Sulut
- ^ Video Natal Ullath 2009 Video Youtube
- ^ Video Pra-Natal Ullath 2009 Video Youtube
- ^ Warga Ullath Se-dunia Pulang di [9]
- ^ Situs Resmi Perwaba Ambon di [10]