Batalyon Artileri Pertahanan Udara 14

Yon Arhanudse 14 Kodam III/Siliwangi dibentuk 21 Juli 1966, merupakan satbanpur organik Kodam III/Siliwangi yang bermarkas di Cirebon. Markas Batalyon, Baterai Markas, Baterai P berada di Plumbon Kabupaten Cirebon, Baterai Q di Pilang Kabupaten Cirebon dan Baterai R di Indramayu.

Sejarah

Batalyon ini dibentuk dalam rangka Project 515 Pertahanan Udara Angkatan Darat(Hanudad).Anggota untuk cikal bakal batalyon diambilkan dari hasil pendidikan di Dodik II Pangalengan , Dodik VII Magetan, Dodik Angmor Turen, Pusdik Ajen dan Pusdik Intendans. Sedang untuk perwira diambil dari AMN, Secapa Milwa Angkatan I dan II. Kemudian disusun sesuai TOP Yon Hanudse 57mm S-60 No 65-50 tahun 1964.

Berdasar SK Menteri Panglima AD no 714 tahun 1966 maka pada tanggal 21 Juli 1966 ditetapkan sebagai Hari jadi Yon Arhanudse-14. Sedang Peresmian dilakukan melalui sebuah upacara di Madiun. Komandan pertama adalah Mayor Art E.Sumarto, dan sekarang Letkol Arh Tri Sugiyanto ( Alumni Akmil 1996 )

Operasi & Tugas

Operasi yang dilaksanakan dalam hubungan satuan diantaranya, Operasi Tri Nanggala Yudha pada tahun 1965, berdasarkan Sprin Pahanuddam VIII/Brawijaya tanggal 23 Agustus 1965 dengan tugas melindungi Lanuma Iswahyudi Maospati Madiun dengan kekuatan satu batalyon. Operasi Pancasila, berdasarkan Perintah Operasi Danrem 081 Madiun, tanggal 18 Oktober 1965. Operasi Lintas Bebas Kalimantan Barat, berdasarkan perintah Operasi Danbrig Hanud 3 tanggal 22 Desember 1965.

Operasi Bantuan Militer, berdasarkan perintah Pangdam III/Siliwangi tanggal 13 April 2002, dalam susunan Satgas Yon Arhanudse 14 bantuan militer di daerah rawan Maluku Utara dengan kekuatan 682 orang. Operasi bantuan Militer, perintah Pangdam III/Siliwangi tanggal 13 Mei 2005, dalam susunan Satgas Yon Arhanudri 3 Dam III/Siliwangi sebagai bantuan militer daerah rawan Maluku dengan kekuatan 488 orang. Operasi Bantuan Militer Perintah Pangdam III/Siliwangi tanggal 29 Juli 2005 dalam susunan Satgas Yon Armed 4 Dam III/Siliwangi sebagai bantuan militer di daerah rawan Maluku dengan kekuatan 488 orang. Semuanya BKO ke Pangdam XVI/Pattimura.

Selain itu ada operasi yang dilakukan tidak dalam hubungan satuan, tapi merupakan penugasan personel. Kebanyakan ke Timor Timur dari tahun 1976 hingga 1999, dan ke Aceh tahun 2001 dan 2002.