Abbas Abdullah
Artikel ini perlu dikembangkan agar dapat memenuhi kriteria sebagai entri Wikipedia. Bantulah untuk mengembangkan artikel ini. Jika tidak dikembangkan, artikel ini akan dihapus. |
Syekh Haji Abbas Abdullah (lahir di Padang Japang, Guguak, Lima Puluh Kota, tahun 1883 - meninggal 17 Juni 1957 pada umur 74 tahun) adalah ulama Indonesia asal Minangkabau (Sumatera Barat). Ia bersama beberapa ulama lainnya, seperti Abdul Karim Amrullah, Ibrahim Musa, Muhammad Jamil Jambek dan beberapa ulama lainnya merupakan pendiri Sumatera Thawalib, serta pemimpin surau Padang Japang, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.[1]
Abbas Abdullah | |
---|---|
Lahir | 1883 Padang Japang, Guguak, Lima Puluh Kota, Hindia Belanda |
Meninggal | 17 Juni 1957 (umur 74) Sumatera Barat |
Kebangsaan | Indonesia |
Pekerjaan | Ulama, pengajar |
Dikenal atas | Pendiri Sumatera Thawalib |
Suami/istri | Kalimah, Lian, Tobik, Soviah, Saliah, Rohana |
Anak | Sofia, Zuraidah, Abdul Muis, Fauzi, Naimah, Azhariah, Damsakti, Azhari, Nuraini, Zahriah, Firman, Ismet, Faruq, Farid dan Adliah |
Orang tua | Syekh Abdullah (ayah) dan Seko (ibu) |
Pada tahun 1944, Soekarno datang menemuinya untuk meminta pendapat tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia.[2] Dia juga berkontribusi dalam membina majalah Al-Imam. Dalam masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, dia dipilih sebagai imam jihad Fisabilillah. Pada masa PDRI, madrasahnya menjadi kantor PPK dan Agama. Ia meninggal pada tanggal 17 Juni 1957 akibat penyakit asma.
Catatan kaki
- ^ Syekh Abbas Abdullah Perguruan Darul Funun el-Abbasiyah. Diakses 12 September 2013.
- ^ VII Koto Talago, Kampung Ulama dan Cendikiawan di Indonesia Padang Ekspres, 29 November 2011. Diakses 12 September 2013.
Referensi
- Ensiklopedi Umum, Abbas Abdullah, Kanisius, 1973