Etika Islam
Halaman ini sedang dipersiapkan dan dikembangkan sehingga mungkin terjadi perubahan besar. Anda dapat membantu dalam penyuntingan halaman ini. Halaman ini terakhir disunting oleh Ibensis (Kontrib • Log) 4088 hari 303 menit lalu. Jika Anda melihat halaman ini tidak disunting dalam beberapa hari, mohon hapus templat ini. |
Etika Islam (bahasa Arab: أخلاق إسلامية) atau "Adab dan Akhlak Islamiyah" adalah etika dan moral yang dianjurkan di dalam ajaran Islam yang tercantum di dalam Al-Quran dan Sunnah, dengan mengikuti contoh dari teladan Nabi Muhammad ﷺ[1][2], yang di dalam akidah Islamiyah dinyatakan sebagai manusia yang paling sempurna akhlaknya.
Definisi
Akhlak memiliki makna yang sama dengan Adab, dan terbagi menjadi dua yaitu adab yang terpuji (Al-Adab Asy-Syar'iyah) dan adab yang tercela.
Akhlak secara bahasa maknanya adalah perangai atau tabiat, yaitu gambaran batin yang dijadikan tabiat bagi manusia.[3].
Pengertian akhlak menurut Imam Al-Qurtubhi: "Akhlaq adalah sifat-sifat seseorang, sehingga dia dapat berhubungan dengan orang lain. Akhlak ada yang terpuji dan ada yang tercela. Secara umum makna akhlak yang terpuji adalah engkau berhias dengan aklak yang terpuji ketika berhubungabn dengan sesama, dimana engkau bersikap adil dengan sifat-sifat terpuji dan tidak lalim karenanya. Sedangkan secara rinci adalah memaafkan, berlapang dada, dermawan, sabar, menahan penderitaan, berkasih sayang, memenuhi kebutuhan hidup orang lain, mencintai, bersikap lemah lembut dan sejenis itu. Sedangkan Akhlak yang tercela adalah sifat-sifat yang berlawanan dengan itu."[4]
Sedangkan pengertian Adab (Akhlak) yang tercela adalah kebalikannya.
Kedudukan Adab dan Akhlak
Terdapat banyak dalil dari Al-Qur'an dan As-Sunnah yang menyebutkan tentang tingginya kedudukan seseorang yang beradab dan berakhlak yang baik. diantaranya: Dari Al-Qur'an:
الذين ينفقون في السراء والضراء والكاظمين الغيظ والعافين عن الناس والله يحب المحسنين
"(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan."
— QS.Ali-Imran: 134[5].
Dari as-sunnah, yaitu hadits-hadits nabi ﷺ:
- "Sesungguhnya orang yang terbaik dari kalian adalah orang yang terbaik akhlaknya"[6]"
- "Kaum Mukminin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya (diantara mereka)[7]
- "Pergaulilah manusia dengan akhlak yang mulia" [8]
- Dari Nawwas bin Sim’an al-Anshari, katanya: “Saya bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang kebaikan dan tentang dosa. Beliau menjawab, “Kebaikan adalah akhlak yang mulia, dan dosa adalah sesuatu yang bergejolak dalam dadamu dan engkau merasa tidak senang apabila orang lain mengetahuinya” [9].
- Nabi ﷺ bersabda, “Tidak ada sesuatu yang lebih berat timbangannya (di Hari Kiamat) dibanding Akhlak mulia” [10]
Dan masih banyak dalil-dalil lain yang menunjukkan tingginya kedudukan Akhlak dan Adab yang baik didalam ajaran Islam.
Ruang lingkup akhlak mulia
Ruang lingkup akhlak yang terpuji adalah mencakup hubungan terhadap sesama manusia juga hubungan hamba terhadap Allah.
Hubungan terhadap Allah mencakup:
Sedangkan hubungan terhadap sesama mencakup:
- Menahan diri untuk tidak menyakiti.
- Mencurahkan kemurahan hati dan dermawan (jiwa, kedudukan harta dan Ilmu)
- Menampakkan wajah yang ramah, ceria dan berseri[11].
Diantara Adab dan Akhlak yang disyariatkan
Rujukan
Catatan kaki
- ^ "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu..." QS. Al-Ahzab: 21, http://quran.com/33/21
- ^ Allah ta'ala ketika menyebutkan tentang akhlak rasulullah ﷺ "Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung." QS.Al-Isra: 9; http://quran.com/68/4
- ^ Makarimul Akhlaq; Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
- ^ Perkataan Imam Al-Qurthubi yang dinukil oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani di dalam kitabnya Fathul Bari: 1/456.
- ^ http://quran.com/3/134
- ^ dikeluarkan oleh Al-Bukhari dalam Shahihnya:Adab/39, 7/82. Muslim dalam Shahihnya: Al-Fadhail/16, hadits (68), 4/1810.
- ^ Sahih, dikeluarkan Abu Dawud (4682), At-Turmudzi (1162)
- ^ HR. At-Tirmidzi (1987) dan Ahmad (4/153, 158, 236)
- ^ HR. Muslim, At-Turmudzi, Ahmad, dan Ad-Darimi
- ^ HR. Abu Daud, Ibnu Majah, At-Turmudzi, dan Ahmad, dari Abu Darda‘
- ^ "Janganlah sekali-kali engkau meremehkan perbuatan baik sedikitpun, walaupun sekedar menemui saudaramu dengan wajah yang ceria" (Muslim (2626) dan At-Tirmidzi (1833)
Bibliografi
- Al-Adabul Mufrod; Imam Al-Bukhari
- Al-Adabu Asy-Syar'iyah; Ibnu Muflih
- Makarimul Akhlaq - Ibnu Al-Utsaimin
- Fiqih Akhlaq - Mustafa Al-Adawi