PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualiatas sumber daya manusia. Selain itu pendidikan dapat mengubah seseorang dalam pikiran perasaan dan perbuatan. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa pendidikan mempunyai peranan dalam mengubah seseorang serta memberi warna baru kepada seseorang dan kebudayaan yang hidup di dalamnya. Sekolah Dasar merupakan salah satu tempat untuk menuntut ilmu. Salah satu isi program kurikulum di Sekolah Dasar adalah mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK). Secara umum tujuan pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan adalah memberikan pengalaman estetika kepada peserta didik. Sebagaimana dijelaskan dalam Peratuaran Menteri Pendidikan (2008:170) “Mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut, 1) Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dam keterampila, 2) Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan keterampilan, 3) Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan keterampilan, 4) Menampilkan peranan serta dalam seni budaya dan keterampilan dalam tingkat lokal, regional, maupun global”. Dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan, aspek budaya tidak dibahas secara tersendiri tetapi terintegrasi dengan seni antara lain seni musik. Karena itu mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya. Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan juga diajarkan di Sekolah Dasar yang berfungsi untuk pembentukan kepribadian siswa. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan (2008:169) “Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan memiliki peranan dalam pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multikecerdasan yang terdiri atas kecerdasan intrapersonal, interpersonal, visual spasial, musikal, linguistik, logik matematik, naturalis, serta kecerdasan adversitas, kecerdasan kreativitas, kecerdasan spiritual dan moral, dan kecerdasan emosional”. Pendidikan Musik Sekolah Dasar adalah salah satu perangkat untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai alat pendidikan yang menggunakan unsur seni, pelaksanaannya bertumpu dari pengembangan berekspresi dan berapresiasi. Jamalus (1992:119) mengatakan bahwa “pendidikan musik adalah pendidikan tentang kemampuan bermusik dengan memahami arti dan makna unsur-unsur musik yang membentuk suatu lagu atau komposisi musik yang disampaikan kepada siswa melalui kegiatan-kegiatan pengalaman musik”.
Seni Musik di Sekolah Dsar merupakan salah satu bagian dari mata pelajaran seni Budaya dan Keterampilan (SBK). Salah satu pokok bahasan yang ada dalam mata pelajaran Seni Musik adalah musik asambel. Pembelajaran musik ansambel bermanfaat bagi pembinaan musikal yang menyeluruh, mengaktifkan siswa seluruhnya dengan alat musik masing-masing dan mempunyai tujuan tanggung jawab, kerjasama, dan kedisiplinan.
Dalam pembelajaran Pendidikan Seni Musik, masih banyak siswa Sekolah Dasar khususnya di kelas V yang belum mahir bermain musik terutama bermain ansambel. Ini disebabkan pendekatan yang digunakan seorang guru kurang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran Seni Musik. Pendekatan yang digunakan seorang guru akan sangat tergantung kepada pandangannya tentang sifat dan hakikat diri sendiri, sifat dan hakikat belajar musik, serta sifat dan hakikat pembelajaran musik.
Pendidikan Seni Musik menekankan pada pemahaman akan nilai-nilai sosial budaya melalui pengalaman estetika dan etika musik, sehingga kurikulum Pendidikan Seni Musik yang berlaku saat ini sesuai dengan apa yang diharapkan. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan, seperti peningkatan kualitas kemampuan guru, perbaikan sistem pembelajaran, dan merancang isi pembelajaran adalah suatu upaya kearah peningkatan mutu pembelajaran. Dalam mencapai tujuan pembelajaran, banyak hal yang dapat ditempuh. Diantaranya bagaimana cara menciptakan suasana belajar yang baik, merancang pembelajaran dengan baik, termasuk menggunakan pendekatan pembelajaran.
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan dalam bermain musik ansambel adalah pendekatan konstruktivisme. Karena kegiatan pembelajaran dengan pendekatan tersebut dapat melengkapi kegiatan guru didalam mengajarkan siswa kepada pemahaman arti konsep abstrak yang sebenarnya. Sebagaimana pendapat Hall (2008:383) “Pendekatan konstruktivisme bagi pengajar dibuat berdasarkan konsep bahwa setiap siswa secara aktif menciptakan, menginterprestasikan, dan mengatur ulang informasi dalam cara-cara yang unik”. Menurut Muhammad (2000:3) pendekatan konstruktivisme adalah “Memandang siswa secara terus-menerus memeriksa informasi-informasi baru yang berlawanan dengan aturan-aturan lama dan memperbaiki aturan-aturan tersebut jika tidak sesuai lagi”.
Dapat disimpulkan bahwa pendekatan konstruktivisme adalah siswa itu sendiri yang harus secara pribadi menemukan dan menerapkan informasi kompleks, mengecek informasi baru dibandingkan dengan aturan lama dan memperbaiki aturan itu apabila tidak sesuai lagi.
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme adalah suatu kegiatan yang memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya. Pendekatan konstruktivisme dapat digunakan dalam pembelajaran seni musik karena proses pembelajaran dengan pendekatan kontruktivisme merupakan proses mengasimilasi dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengetahuan yang sudah dimiliki. Berdasarkan pendapat di atas pendekatan ini dapat juga dilaksanakan pada pembelajaran bermain musik ansamble di kelas V Sekolah dasar yang akan dilakukan pada penelitian nanti. Pembelajaran bermain musik ansambel dengan penggunaan pendekatan konstruktivisme menuntut guru mampu menciptakan suasana pembelajaran yang membuat siswa antusias terhadap persoalan yang akan dipecahkan, sehingga mereka mau mencoba mencari pemecahan masalah sendiri, guru membiarkan siswa menyelesaikan permasalahan yang ada dengan usahanya sendiri, guru boleh memberikan orientasi dan arahan tetapi tidak boleh memaksakan arahan tersebut, hingga akhirnya siswa menemukan sendiri pemecahan dari permasalahan dan siap untuk menghadapi permasalahan baru. Melihat kenyataan dilapangan yang penulis perhatikan dibeberapa Sekolah Dasar, salah satunya Sekolah Dasar Negeri No. 06 Simpang Haru Kecamatan Padang Timur, pembelajaran seni musik khususnya bermain musik belum terlaksana sebagaimana mestinya, karena siswa masih menganggap pembelajaran seni musik ini tidak penting. Siswa dalam bermain musik tidak melakukan dengan sepenuh hati sehingga banyak siswa yang kurang mahir dalam bermain musik terutama bermain musik ansambel. Pada pembelajaran bermain musik khususnya musik asambel di sekolah dasar selama ini siswa kurang diarahkan bagaimana cara bermain musik dengan baik. Kemampuan siswa dalam bermain musik masih belum menciptakan hasil yang memuaskan karena mereka belum mendapatkan arahan dalam bermain musik dengan baik. Ini disebabkan pendekatan yang digunakan seorang guru kurang tepat dalam pelaksanaan pembelaran Seni Musik, sehingga proses pembelajaran kurang terstruktur dengan baik. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam bermain musik guru harus memberikan bimbingan atau pengarahan. Sebab siswa sebenarnya sudah mempunyai potensi atau bakat kretivitas. Untuk itu guru berkewajiban meningkatkan kemampuan siswa dalam menghasilkan permainan musik khususnya musik ansambel dengan baik. Berdasarkan permasalahan di atas penulis tertarik untuk menggunakan pendekatan konstruktivisme melalui suatuMaka itulah, penulis tertarik penelitian tindakan dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Bermain Musik Ansambel dengan Pendekatan Konstruktivisme di Kelas V SDN 06 Simpang Haru”.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka secara umum yang menjadi permasalahan adalah sebagai berikut: Bagaimana rencana pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar bermain musik ansambel dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme di kelas V Sekolah Dasar Negeri 06 Simpang Haru Kecamatan Padang Timur kota Padang? Bagaimana melaksanakan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar bermain musik ansambel dengan menggunakan pendekatan konstuktivisme di kelas V Sekolah Dasar Negeri 06 Simpang Haru Kecamatan Padang Timur? Bagaimana peningkatan hasil belajar pembelajaran bermain musik ansambel dengan pendekatan konstruktivisme dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme di kelas V Sekolah Dasar Negeri 06 Simpang Haru Kecamatan Padang Timur?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dapat dikemukakan secara umum suatu tujuan penelitian sebagai berikut:
Mendiskripsikan rancangan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar bermain musik ansambel dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme di kelas V Sekolah Dasar Negeri 06 Simpang Haru Kecamatan Padang Timur. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar bermain musik ansambel dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme di kelas V Sekolah Dasar Negeri 06 Simpang Haru Kecamatan Padang Timur. Mendeskripsikan hasil belajar bermain musik ansambel dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme di kelas V Sekolah Dasar Negeri 06 Simpang Haru Kecamatan Padang Timur.
Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian tindakan yang akan penulis lakukan adalah sebagai berikut: Menambah wawasan dan pengetahuan dalam bermain musik ansambel pada pembelajaran Pendidikan Seni Musik dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme di kelas V Sekolah Dasar. Sebagai bahan informasi untuk meningkatkan belajar seni musik, meningkatkan kreasi bermain ansambel bagi siswa dan meningkatkan hikmahnya upacara bendera di sekolah maupun upacara hari-hari besar Nasional. Untuk Kepala Sekolah sebagai manejerial sekolah dapat memperhatikan bahwa proses pembelajaran seni musik membutuhkan sarana dan prasarana yang komplek. Untuk Guru dapat menggunakan pendekatan kontruktivisme dalam bermain musik ansambel gabungan.di Sekolah Dasar
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA TEORI
Kajian Teori
Hasil Belajar
Menurut pendapat Nana (2009:03) mengemukakan bahwa “Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang luas yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor”. Sejalan dengan pendapat Nana, menurut pendapat Oemar (2008:10) mengemukakan bahwa “Hasil belajar adalah tingkah laku yang timbul, misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pertanyaan baru, perubahan dalam tahap kebiasaan dan keterampilan, kesanggupan menghargai, perkembangan sikap sosial, emosional, dan pertumbuhan jasmani”.
Sedangkan Bloom (dalam Nana Sudjana, 2009:23-31) menjelaskan bahwa hasil belajar secara garis besar dibagi menjadi tiga ranah yaitu:”kognitif, afektif, dan psikomotor”. Untuk lebih jelasnya lagi dapat diuraikan sebagai berikut:
Ranah kognitif berkaitan dengan tujuan-tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan kemampuan berfikir, mengetahui dan memecahkan masalah. Contoh: (a)Tipe hasil belajar: Pengetahuan, (b)Tipe hasil belajar: Pemahaman, (c)Tipe hasil belajar: aplikasi, (d)Tipe hasil: Analisis, (e) Tipe hasil belajar: Sintesis, (f) Tipe hasil belajar: Evalusi
Ranah afektif berkaitan dengan tujuan-tujuan yang berhubunan dengan perasaan, emosi, nilai, dan sikap yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu.
Contoh:
Reciving/Attending, yakni kesepakatan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-lain.
Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar.
Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala stimulasi.
Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam suatu sistem organisasi, termasuk hubungan suatu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.
Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah laku.
Ranah psikomotor berkaitan dengan keterampilan motorik, manipulasi bahan atau objek. Bloom menggolongkan enam tingkatan dalam ranah psikomotor dari pengetahuan sederhana sebagai tingkatan yang paling rendah ke penilaian yang paling kompleks dan abstrak sebagai tingkatan yang paling tinggi.
Contoh:
Gerakan reflex (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar).
Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.
Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain.
Kemampuan di bidang fisi, misalnya kekuatan keharmonisan dan ketepatan.
Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks.
Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.
Sedangkan hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang diperoleh siswa pada pebelajaran bermain musik ansambel dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme.
Dari pembelajaran para ahli di atas yang dinilai bahwa hasil belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi pada diri individu, dimana perubahan yang diharapkan adalah perubahan kea rah yang lebih baik, baik dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotor yang didapatkan melalui proses belajar. Untuk mendapatkan hasil belajar yang diharapkan sebagaimana mestinya, guru harus mampu menciptakan suatu proses pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.
Bermain Musik Ansambel Musik Mengenai pengertian musik dapat dilihat dari beberapa pendapat diantaranya. Menurut Safii, (2007:4,4) “Musik adalah merupakan bagian dari bunyi, suatu seni yang didasarkan pada pengorganisasian bunyi menurut waktu.” Sedangkan menurut Chipo, (2008) “Musik adalah seni yang paling abstrak sekaligus juga merupakan realitas fisika bunyi yang memiliki banyak keunggulan untuk membantu pendidikan watak halus seseorang.” Dari pendapat di atas dapat disampaika bahwa musik itu adalah merupakan bagian dari bunyi yang didasarkan pada pengorganisasian bunyi menurut waktu yang paling abstrak untuk membantu pendidikan watak halus seseorang. Musik baru dapat memberi pengertian dan pemahaman yang bermakna bagi siswa bila ia telah menghayati fungsi unsur-unsur musik dalam lagu yang dipelajarinya”. Untuk memperoleh pemahaman yang bermakna, unsur-unsur musik itu harus diberikan melalui kegiatan pengalaman musik.
Musik Ansambel Kata Ansambel berasal dari bahasa Prancis (Encamble) yang berarti bersama-sama. Dari kata di atas musik ansambel diartikan permainan musik secara bersama-sama baik menggunakan alat musik sejenis maupun gabungan. Menurut Suharto (2008:8), dalam buku ajar Ansambel “Musik ansambel adalah suatu bentuk permainan musik yang dilakukan secara bersama dengan menggunakan alat musik yang seragam atau beragam”. Sedangkan menurut Tulung Agung dalam MGMP (2012), “Ansambel adalah bentuk penyajian permainan musik yang melibatkan beberapa permainan musik yang melibatkan beberapa pemain bisa menggunakan alat musik yang sejenis atau campuran. Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa musik ansambel adalah suatu bentuk permainan musik secara bersama dengan mempergunakan alat musik yang sejenis atau campuran yang melibatkan beberapa pemain. Dalam menelaah hal ini, kita akan dituntun lagi ke dalam suatu pengertian, bahwa berdasarkan jenis alat musiknya, maka ansambel tergolong ke dalam dua bagian, yaitu musik ansambel sejenis dan musik ansambel gabungan Musik Ansambel Sejenis Syahrel menjelaskan dalam buku ajar Ansambel (2004:10), “Ansambel sejenis yaitu permainan musik ansambel yang menggunakan satu macam alat musik saja” Drawan Kabul Priyono (2012) menjelaskan, “Ansambel sejenis adalah bermain musik secara bersama-sama (lebih dari seorang) dengan menggunakan satu alat musik yang sejenis” Dari kedua penjelasan di atas dapat diuraikan bahwa ansambel sejenis adalah permainan musik yang dimainkan secara bersama-sama dengan menggunakan satu macam alat musik atau alat musik yang sejenis.
Musik Ansambel Gabungan Menurut Syahrel dalam buku ajar ansambel (2004:10), “Ansambel gabungan yaitu permainan musik ansambel yang menggunakan bermacam-macam alat musik. misalnya ansambel gitar, recorder, atau ansambel gitar perkusi” Sedangkan menurut Sugandi (2013), “ansambel gabungan adalah permainan musik yang dimainkan oleh beberapa orang pemain dengan berbagai jenis seperti gitar, organ, terompet, dan sebagainya”. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ansambel gabungan itu adalah perainan musik ansambel yang dimainkan secara bersama dengan menggunakan berbagai macam alat musik.
Tujuan Pembelajaran Seni Musik di Sekolah Dasar Jamalus (1992:113) menyatakan tujuan pembelajaran musik di Sekolah Dasar adalah: Untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi rasa keindahan yang dimiliki murid melalui pengalaman dan penghayatan musik, kemampuan mengungkapkan dirinya melalui musik, kemampuan menilai musik melalui selera intelektual dan selera artistiknya sesuai dengan budaya bangsa sehingga memungkinkan murid mengembangkan kepekaan terhadap dunia di sekelilingnya, dan dapat meningkatkan dan mengembangkan sendiri pengetahuan dan kemampuannya dalam bidang musik. Sedangkan Sudharsono (1991:8) menyatakan “Tujuan pembelajaran seni musik adalah siswa memiliki pengetahuan, pengalaman, kemampuan berkarya dan berolah-seni musik secara kreatif, serta mampu menghargai hasil karya seni musik yang ada sebagai usaha ke arah pengembangan budaya bangsa. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran seni musik adalah untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi yang dimiliki siswa melalui pengetahuan, pengelaman, kemampuan berkarya, kemampuan menilai musik melalui selera intelektual, dan mampu menghargai hasil karya seni musik yang dapat meningkatkan dan mengembangkan sendiri pengetahuan dan kemampuan dalam bidang musik sebagai usaha ke arah pengembangan budaya bangsa. Jamalus (1992:117) menjelaskan guru yang mengajar itu hendaklah memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu, yang antara lain adalah 1)memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik dalam bidang musik, sehingga mengusaii isi dan materi pengajaran musik yag disajikan, 2)Memiliki pengetahuan dan pandangan hakikat tentang sifat dan hakikat musik itiu sendiri, sifat dan hakikat proses belajar musik, serta sifat dan hakikat pengajaran musik, 3)Memiliki pengetahuan dan keterampilan bernyanyi dengan menggunaka teknik bernyanyi yang baik, 4)Memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk memainkan alat-alat musil yang dugunakan dalam memberikan pengajaran musik, 5)Memiliki pengetahuan dan kemampuan menggunakan berbagai macam metode-tode penyajian yang diperlukan untuk memberikan pengajaran musik. Peranan Pendidikan Seni Musik di Sekolah Dasar Beberapa hasil penelitian Sandie Gunara, 2007 yang dirangkum dari Bulletin of the council for Research in Musik Education, peranan Pendidikan Seni Musik di Sekolah Dasar diantaranya adalah sebagai berikut: 1)Pendidikan Musik/Pendidikan Seni memudahkan perkembangan anak dalam bahasa dan kecepatan membaca, 2)aktivitas bermusik/berkesenian sangat bernilai bagi pengalaman anak dalam berekspresi, dll, 3)Keterlibatan dalam kegiatan bermusik/berkesenian langsung mempertinggi perkembangan kreativitas, 4)Pendidikan musik/Pendidikan seni memudahkan perkembangan social, penyesuaian diri, dan perkembangan intelektual. Dari hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Seni Musik dapat mempermudah perkembangan anak dalam bahasa dan kecpatan membaca, perkembangan sosial, penyesuaian diri, dan intelektual. Terutama sekali mempertinggi perkembangan kreativitas, menjadikan sarana pendidikan efektif untuk menyalurkan emosi dan ekspresi siswa. Jadi secara konseptual, Pendidikan Seni Musik sangat besar peranannya bagi proses perkembangan siswa terutama di Sekolah Dasar.
Pendekatan Dalam Pembelajaran Pendekatan pembelajaran merupakan cara atau usaha dalam mendekati atau menyampaikan sesuatu hal yang diinginkan. Dapat dikatakan juga bahwa pendekatan merupakan titik tolak atau perseptif kita dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Menurut Wiki (2009:1) “Pendekatan adalah cara pandang terhadap objek yang akan mewarnai seluruh jalannya proses pembelajaran”. Seiring pendapat wina (2006:127) mengungkapkan bahwa “Pendekatan pembelajaran merupakan suatu usaha guru untuk mengembangkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran”. Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan adalah suatu usaha guru untuk mengatur lingkungan belajar dan mengembangkan kegiatan belajar yang efektif dan efisien serta menyenangkan. Pengertian Pendekatan Konstruktivisme Pengertian pendekatan konstruktivisme dapat dilihat dari beberapa pendapat-pendapat sebagaimana dijelaskan Hera (2005:76) yang mengatakan bahwa kontruktivisme adalah: Pengetahuan itu adalah merupakan konstruksi dari kita yang senang belajar. Pengetahuan bukanlah kumpulan fakta dari suatu kenyataan yang sedag dipelajari, tetapi merupakan konstruksi kognitif seseorangg terhadap objek, pengalaman, maupun lingkungannya. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada disana dan orang tinggal mengambilnya, tetapi merupakan suatu bentukan terus-menerus dari seseorang yang setiap kali mengadakan reorganisasi karena muncul pemahaman baru. Begitu juga pendapat dari ahli lain dalam teori yang sama dapat dilihat dari pendapat yang dikemukakan oleh Mohamad (2000:2) yang mengatakan Konstruktivisme adalah Guru tidak dapat hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri. Guru dapat membantu dengan cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan konstrukivisme merupakan suatu pendekatan yang bersifat membangun pengetahuan siswa dengan mengaitkan ilmu yang sudah ada pada siswa dengan ilmu baru yang pada prosesnya siswa lebih banyak aktif untuk menemukan sendiri ilmu tersebut, guru hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator. Menurut Santrock, (2010:389) mengatakan bahwa “Konstruktivisme merupakan pendekatan untuk pembelajaran yang menekankan bahwa individu akan belajar dengan baik apabila mereka secara aktif mengkonstruksi pengetahuan dan pemahaman”. Selanjutnya Wowo, (2009:23) mengatakan bahwa “Konstruktivisme merupakan proses pembelajaran yang menerangkan bagaimana pengetahuan disusun dalam diri manusia apabila pengetahuan baru telah disesuaikan dan diserapkan untuk dijadikan sebagai pegangan kuat mereka, barulah kerangka baru tentang sesuatu bentuk ilmu pengetahuan dapat dibina” Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa konstruktivisme merupakan pendekatan untuk pembelajaran yang menekankan dan menerangkan bahwa individu akan belajar dengan baik apabila pengetahuan baru telah disesuaikan dan diserapkan sebagai pegangan kuat dan secara aktif mengkonstruksi pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh. Prinsip-prinsp Pendekatan konstruktivisme Sebagaimana yang dijelaskan oleh Paul (1996:73) bahwa prinsip-prinsip pendekatan konstruktivisme adalah” 1) pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif, 2) tekanan pada proses belajar terletak pada siswa, 3) mengajar adalah membantu siswa belajar, 4) tekanan dalam proses belajar lebih pada proes belajar lebih pada proses bukan pada hasil akhir, 5) kurikulum menekankan peristiwa siswa, 6) guru adalah fasilitator.” Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Warna (2009:1) yang mengatakan bahwa prinsip-prinsip konstruktivisme secara garis besar adalah: 1)Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, 2) Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali hanya dengan keaktifan siswa sendiri untuk berrnalar 3) Siswa aktif mengkonstruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah, 4) Guru sekedar membantu menyediakan sarana sdan situasi agar proses konstruksi berjalan lancar, 5) Mengahdapi masalah yang relevan dengan siswa, 6) Struktur pebelajaran konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan, 7) Mencari dan menilai pendapat siswa, 8) Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi siswa Berdasarkan teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa sisiwa adalah subjek utama dalam kegiatan penemuan pengetahuan bukan melalui perpindahan dari guru. Tapi mereka menyusun dan membangun pengetahuan melalui berbagai pengalamam yang memungkinkan terbentuknya pengetahuan. Mereka harus menjalani sendiri berbagai pengalaman yang memungkinkan terbentuknya pengetahuan. Mereka harus menjalani sendiri berbagai pengalaman yang pada akhirnya memberikan percikan pemikiran. Ciri-ciri Pembelajaran Konstruktivisme Dalam menggunakan suatu pendekatan, apakah seorang guru telah melaksanakan ataupun menggunakan suatu pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran, maka dapat dilihat dari ciri-ciri pembelajarannya. Adapun ciri-ciri pembelajaran yang menggunakan pendekatan konstruktivisme menurut Noraziah (2008) adalah sebagai berikut: (1)Pengetahuan dikembangkan secara aktif oleh siswaitu sendiri, tidak diterima secara pasif dari orang sekitarnya. Ini berarti pembelajaran merupakan usaha dari siswa itu sendiri dan bukan dipindahkan dari guru kepada siswa, (2) siswa membina pengetahuan mengikuti pengalaman masing-masng dan pengetahuan sudah ada pada siswa, (3) setiap siswa mempunyai peranan dalam menentukan apa yang akan mereka pelajari, siswa diberi peluang untuk membentuk kemahiran dan pengetahuan serta menghubungkan pengalaman lampau mereka dengan kegunaan masa depan. Dalam teori yang sama dapat dilihat pendapat yang dikemukakan oleh Warna (2009:1) ciri pembelajaran secara konstruktivisme adalah: Memberikan peluang kepada siswa membina pengetahuan baru melalui penglihatan dalam dunia sebenarnya, meningkatkan ide yang ditimbulkan oleh siswa dan menggunakannya sebagai panduan merancang pembelajaran. Menyokong pembelajaran secara koperatif mengambil sikap dan pembawaan siswa. Menggalakkan dan menerima daya usaha siswa. Menganggap pembelajaran sebagai suatu proses yang sama pentingnya dengan hasil pembelajaran. Menggalakan proses menemukan bagi siswa melalui kajian dan eksperimen. Berdasarkan dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme dapat melibatkan siswa secara aktif, karena siswa membina pengetahuan mengikuti pengalamannya dan diberi peluang untuk membentuk kemahiran pengetahua serta kegunaan di masa depan. Langkah-langkah Pembelajaran Konstruktivisme Langkah-langkah pembelajaran konstruktivisme menurut Endar Suhendar (2010) yaitu “1) Orientasi dan Elicital ide, 2) Renstruktirisasi ide, 3) Aplikasi, 4) Review. Sedangkan langkah-langkah penerapan pembelajaran dengan konstruktivisme menurut Nurhadi (2003:39) adalah: “1) pengaktifan pengetahuan yang sudah ada, 2) pemerolehan pengetahuanbaru, 3) pemahaman pengetahuan, 4) menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh, 5) melakukan refleksi”. Dari pendapat di atas jelaslah bahwa pendekatan konstruktivisme sesuai dilaksanakan dalam pembelajaran seni musik khususnya musik ansambel karena proses pembelajaran musik ensambel menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi. Dengan demikian siswa dapat menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Dalam kita melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan-pendekatan yang kita pakai tentu mempunyai kelebihan. Kelebihan Konstruktivisme Kelebihan yang dimiliki pendekatan konstruktivisme menurut Warna (2009:2) adalah “Dalam proses Pembina pengetahuan baru, siswa berfikir untuk menyelesaikan masalah melalui ide dan membuat siswa berpikir untuk menyeleseikan masalah melalui ide dan membuat keputusan. Oleh karena siswa terlibat secara tak langsung dalam membina pengetahuan baru, dan berintegrasi dengan baik maka mereka memahami, mengingat, meyakini, sehingga ia akan lebih paham dan mengaplikasikannya dalam semua situasi, Berdasarkan pendapat di atas kelebihan konstruktivisme adalah pengetahuan yang dimiliki dan diperoleh siswa akan lebih bermakna dan akan bertahan lama karena siswa sendiri yang menemukan, memahami, mengingat, dan meyakini sendiri melalui proses dan pengalamannya. Bukan melalui pemindahan pengetahuan dari guru. Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran Bermain Musik Ansambel di Kelas V Sekolah Dasar
Dalam penerapan bermain musik ansambel menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan melakukan beberapa tahapan yaitu (a) rencana pembelajaran, (b) pelaksanaan pembelajaran, (c) menilai pembelajaran.
Merencanakan pembelajaran bermain musik ansambel Merencanakan pembelajaran merupakan salah satu fungsi guru. Sebagaimana pendapat Oemar (2995:5), “Semakin baik rancangan pembelajaran yang dibuat semakin mudah melaksanakan pembelajaran, semakin tinggi hasl proses pembelajaran”. Pembelajaran itu merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dirancang dan dikembangkan dengan tujuan untuk membantu proses belajar. Bila pembelajaran tidak dirancang dengan sistematis dan kreatif, maka pencapaian hasil yang baik dalam pembelajaran itu tidak maksimal. Pelaksanaan pembelajaran seni musik di Sekolah Dasar berdasarakan pada standar kompetensi: yaitu mengekspresikan permainan musik. sedangkan Kompetensi Dasarnya adalah memainkan alat musik ritmis dan melodis sederhana dalam bentuk ansambel gabungan. Dalam penelitian ini yang dibahas adalah permainan musik ansambel. Dan Indikatornya mengidentifikasikan musik ansambel gabungan, kemudian memainkan musik ansambel gabungan. Dan tujuan khususnya dapat dilihat pada lampiran yang berupa RPP (pada lampiran 2) Pelaksanaan pembelajaran bermain musik ansambel sejenis Dalam pembelajaran bermain musik ansambel dengan penerapan konstruktivisme di kelas V Sekolah Dasar dengan langkah-langkah sebagai berikut: Pengaktifan pengetahuan siswa yang sudah ada dengan mengemukakan bakat seni dan sensitivitas melalui permainan musik sesuai imajinasinya serta pertanyaan tentang lagu-lagu yang dimainkan siswa, kemudian membandingkan dengan lagu yang paparkan guru. Pemerolehan pengetahuan baru melalui yang diperoleh dari pengembangan rasa/apersepsi melalui penajaman rasa dalam menilai lagu yang dipaparkan guru. Pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme adalah siswa diberi kesempatan untuk meyelidiki dan menemukan konsep melalui pengumpulan, pengorganisasian, da penginterprestasian data dalam suatu kegiatan yang dirancang oleh guru berupa Lembar Kerja Siswa (LKS). Pada tahap ini rasa keingintahuan siswa akan terpenuhi tentang alat musik yang dimainkan. Pemahaman pengetahuan melalui pengembangan ekspresi berdasarkan pengamatan lagu yang dipaparkan serta penguatan dari guru sehingga membangun pengetahuan baru siswa tentang musik ansambel. Siswa memikirkan penjelasan dan solusi yang didasarkan pada hasil observasi, ditambah dengan penguatan guru. Selanjutnya siswa membangun pengetahuan baru tentang konsep yang sedang dipelajari. Menerapkan pengetahuan dan pengalaman melalui pengalaman visual yang diperolehya, sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Guru berusaha menciptakan iklim pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman konseptual, baik melalui kegiatan maun melalui pemuculan masalah-masalah yang berkaitan dengan isu-isu dalam lingkungan siswa. Refleksi, tahap ini adalah perenungan untuk dapat mengaplikasikan dan memainkan musik ansambel yang lebih baik dari sebelumnya. Siswa dapat menerapkan pengetauan dan pengalaman yang diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat menguasai permainan musik ansambel karena siswa menemukan apa yang telah dipelajarinya ada manfaatnya bagi kehidupan sebagai refleksi dari kegiatan pada pendekatan konstruktivis.
Kerangka Teori Pelaksanaan pembelajaran bermain musik ansambel akan terlaksana apabila guru mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam memilih dan menerapkan berbagai pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Dengan menggunakan pendekatan dalam pembelajaran akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang diperoleh. Semakin tepat pendekatan yang digunakan maka hasil yang diperoleh semakin maksimal. Salah satu pendekatan yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan bermain musik ansambel adalah pendekatan konstruktivisme. Pendekatan konstruktivisme menurut Santrock (2010:389) adalah “Pendekatan untuk pembelajaran yang menekankan bahwa individu akan belajar dengan baik apabila mereka secara aktif mengkonstruksi pengetahuan dan pemahaman” Dapat disimpulkan bahwa pendekatan konstruktivisme merupakan suatu pendekatan yang bersifat membangun pengetahuan siswa dengan mengaitkan ilmu yang sudah ada pada siswa dengan ilmu baru. Siswa tampak lebih aktif dalam proses pembelajaran untuk menemukan sendiri ilmu tersebut, guru hanya berperan sebagai fasilisator dan motivator. Pendekatan konstruktivisme digunakan dalam pembelajaran seni musik di Sekolah Dasar, yaitu mewujudkan proses pembelajaran yang berpusat pada siswa. Hasil belajar bukan semata-mata bergantung pada yang disajikan guru, melainkan dipengaruhi oleh interaksi antara berbagai informasi yang diterima siswa dan bagaimana siswa dapat mengolah pemahaman yang dimiliki sebelumnya, terutama pada permainan musik ansambel gabungan, karena prinsip pendekatan konstruktivisme mewujudkan proses pembelajaran yang berpusat pada siswa. Keberhasilan siswa bukan semata-mata bergantung pada yang disajikan guru, melainkan dipengaruhi oleh interaksi antara berbagai informasi yang diterima siswa dan bagaimana siswa dapat menggabungkan dengan pemahaman yang telah dimiliki sebelumnya. Langkah-langkah konstruktivisme menurut Nurhadi (2003:39) adalah: “1)pengaktifan pengetahuan yang sudah ada, 2)pemerolehan pengetahuan baru, 3)pemahaman pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh, 5)melakukan refleksi”. Pembelajaran bermain musik ansambel menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan langkah-langkah konstruktivisme menurut Nurhadi yang diuraikan sebagai berikut: Langkah pertama, pengaktifan pengetahuan siswa yang sudah ada dengan mengemukakan bakat seni dan sensitivitas melalui pertanyaan tentang lagu yang dipaparkan guru. Langkah kedua, pemerolehan pengetahuan baru melalui pengembangan rasa/persepsi melalui penajaman rasa dalam menilai lagu yang dipaparkan guru. Langkah ketiga, pemahaman pengetahuan melalui pengembangan ekspresi berdasarkan pengamatan lagu yang dipaparkan serta penguatan dari guru sehingga membangun pengetahuan baru tentang musik ansambel gabungan. Langkah keempat, menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh melalui pengalaman visual, sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Langkah kelima refleksi, tahap ini adalah perenungan untuk dapat mengaplikasikan dan memainkan musik ansambel yang lebih baik dari sebelumya. Langkah-langkah pembelajaran konstruktivisme di atas jika diterapkan dalam pembelajaran seni musik khususnya musik ansambel di Sekolah Dasar, maka siswa akan merasakan arti pentingnya belajar seni musik dan dapat menerapkannya di lingkungan mereka, karena ilmu yang diperolehnya tidak hanya mengingat informasi dari guru tetapi juga hasil konstruksi pengetahuan yang sudah ada pada siswa tersebut. Selama tindakan berlangsung dilakukan pengamatan terhadap kegiatan, kemudian direfleksi, apakah masalah terpecahkan atau timbul masalah baru, apakah kemampuan permainan musik siswa sekolah dasar meningkat atau belum. Bila peningkatan belum diperoleh, disusun kembali rencana untuk siklus berikutnya.
Kerangka Teoritis Penelitian Masih rendahnya kemampuan siswa dalam bermain musik ansambel di kelas V SD Negeri 06 Simpang Haru
Proses Pembelajaran
Media
Partitur Lagu
Langkah-langkah pengguna pendekatan konstruktivisme: Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada yaitu pengetahuan awalnya Perolehan pengetahuan baru
yaitu peserta didik diberi kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan konsep melalui pengamatan
Pemahaman Pengetahuan Yaitu peserta didik memikirkan penjelasan dan solusi yang didasarkan pada hasil pengamatan dan observasi Menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya
Yaitu peserta didik mengaplikasikan pemahaman konseptualnya
Refleksi Yaitu pengetahuan harus sepenuhnya dipahami da diharapkan secara luas
Meningkatkan kemampuan
Bermain musik ansambel
Kognitif Psikomotor
Afektif
METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini meliputi: tempat penelitian, subjek penelitian dan waktu penelitian, sebagai berikut: Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 06 Simpang Haru Kecamatan Padang Timur, di tempat penulis mengajar saat ini. Alasan penulis melakukan penelitian untuk mata pelajaran Seni Musik ini dikarenakan dalam bermain musik selama ini belum maksimal dalam pembelajarannya. Dalam pembelajaran bermain musik masih menggunakan pendekatan konfensional yaitu siswa masih mengikuti perintah yang ditetapkan guru saja dan belum berkembang sesuai kemampuan siswa itu sendiri. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 06 simpang Haru Kecamatan Padang Timur Tahun Pelajaran 2013/2014, yang terletak di jalan Andalas Raya Nomor 12 Padang. Sasaran peneliti adalah bagaimana pelaksanaan pembelajaran Musik ansambel di kelas V SD Negeri 06 Simpang Haru Kecamatan Padang Timur Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 29 orang, terdiri dari 15 orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa perempuan. Adapun dasar menjadi objek penelitian di kelas ini berdasarkan penelitian hasil penilaian maupun pengamatan peneliti pada pertemuan-pertemuan sebelumnya bahwa seluruh siswa kelas V tingkat kepandaiannya merata.
Waktu Penelitian dan Lama penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester I di SD Negeri 06 Simpang Haru Kecamatan Padang Timur bertepatan dengan tahun ajaran 2013/2014, yang dimulai dari awal penelitian sampai akhir
penelitian. Waktu yang dibutuhkan untuk penelitian tindakan kelas ini lebih kurang 3 bulan, yaitu dari bulan September sampai bulan Desember 2013. Terhitung dari waktu perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian. Pelaksanaan tindakan direncanakan dua siklus, bila tidak berhasil pada siklus I, maka berlanjut pada siklus II. Satu siklus direncanakan 2 x pertemuan.
Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri didampingi oleh seorang pengobservasi yaitu guru kelas V SD Negeri 06 Simpang Haru Negeri Kecamatan Padang Timur. Tugas dari guru tersebut untuk mengamati langsung proses pembelajaran yang sedang dilakukan oleh peneliti sebagai pembelajar. Oleh karena itu hal-hal yang berkaitan dengan pelaksana pembelajaran ansambel yang akan diamati akan disusun butir-butir tentang pembelajaran tersebut yang disebut portofolio. Disamping itu penelitian ini membutuhkan buku dan pena, digunakan untuk pencatatan hasil pengamatan data melalui hasil proses pembelajaran musik asambel di kelas V SD Negeri 06 Simpang Haru dan wawancara dengan observer, kamera digunakan untuk mengabadikan kegiatan selama pelaksanaan penelitian.
Alat Pengumpulan Data pada Saat Penelitian
Pelaksanaan belajar dengan instrumennya berupa catatan dan observasi
Evaluasi dengan instrumentnya tes hasil belajar (Tes Keterampilan/Unjuk Kerja)
Rancangan Tindakan Penelitian Kelas Rancangan Tindakan Penelitian Kelas ini adalah sebagai berikut: Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan Pendekatan yang penulis pakai adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Menurut sugiyono, (2008:14), pengertian meode penelitian kualitatif adalah Metode penelitian yang berlandasan padda filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan) analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif teliti menekankan makna dari pada generalisasi Sedangkan pengertian kualitatif menurut sugiyono, (2008:15) merupakan: Metode penelitian yang berlandasan pada filsafat positilisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara randum, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Dari kedua pendapat di atas dapat dikatakan bahwa penelitian kualitatif yaitu metode penelitian yang digunakan untuk menilai suatu objek atau kondisi yang alamiah, serta peneliti sebagai instrument kunci. Sedangkan penelitian kuantitatif digunakan untuk menentukan hasil akhir kreativitas peserta didik memainkan musik ansambel dengan menggunakan nilai atau angka. Beni Ahmad (2008:128) menyatakan “Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka dalam penyajian data dan analisis yang menggunakan uji statika”. Sedangkan Basrowi (2008:5) menjelaskan “Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang bermula dari studi tentang ilmu-ilmu alam (natural sciences) berupa kajian pseudo-kuantitatif yang mengharuskan semua kajian penelitian diukur dengan angka-angka kuantitatif secara ontologis dan harus diletakkan pada tatanan realisme atau naïve realisme”. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka dalam penyajian data dan analisis yang menggunakan uji statika secara ontologisme dan harus diletakkan pada tatanan realisme. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan menggunakan model spiral yang dikembangkan oleh Kemmis dan MC Taggart, yang terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Sesuai dengan pendapat E. Mulyasa (2005:154) Penelitian tindakan kelas yang bertujuan agar memperoleh dasar pertimbangan suatu program kerja, menjamin cara kerja dalam pendidikan yang efektif dan efisien, memperoleh fakta-fakta tentang berbagai masalah pendidikan dan menghindarkan situasi-situasi yang dapat merusak, serta meningkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan pembelajaran dan organisasi sekolah. Sejalan dengan pendapat Rochiati (2008:11), yang menyatakan, “Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengambil masalah atau memfokuskan penelitian ada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat dilakukan penelitian” Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pelaksanaan penelitian kelas adalah untuk memperoleh suatu program kerja yang menjamin pendidikan yang efektif dan efisien, dan memperoleh fakta tentang pendidikan dan menghindari situasi yang dapat merusak, serta meningkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan pembelajaran. Alur Penelitian Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan menggunakan model siklus yang dikembangkan oleh Kemmis (2007:21). Model siklus ini mempunyai empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini dilakukan 2 siklus. Pada akhir siklus dilakukan tes akhir. ALUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS Berdasarkan pengalaman dan observasi latar guru, siswa serta proses pembelajaran Seni Musik dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme
Siklus I
Rencana I Rancangan Pembelajaran I
Langkah-langkah dengan menggunakan pendekatan konstuktivisme Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada Pemerolehan pengetahuan baru Pemahaman pengetahuan melalui pengembangan ekspresi Menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh melalui pengalaman visual Refleksi (perenungan untuk dapat mengaplikasikan dan menciptakan hasil permainan musik ansambel
Tindakan dan Pengamatan
Refleksi Belum berhasil
Siklus II
Rencana II
Rencana Pembelajaran II
Tindakan dan Pengamatan
Langkah-langkah denga menggunakan pendekatan Konstruktivisme
Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada
Pemerolehan pengetahuan baru
Pemahaman pengetahuan melalui pengembangan ekspresi
Menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh melalui pengalaman visual
Refleksi (perenungan untuk dapat mengaplikasikan dan menciptakan hasil permainan musik ansambel
Rafleksi
Berhasil Laporan
Belum Berhasil
Siklus ke-N
Bagan 2. Siklus Penelitian Prosedur Penelitian Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini direncanakan melalui dua siklus dalam enam kali pertemuan. Satu siklus pada penelitian ini dilaksanakan untuk tiga kali pertemuan. Aktivitas dan hasil belajar siswa selalu dilihat perkembangannya setiap pertemuan. Peningkatan aktivitas dan hasil belajar dianalisis untuk tiga kali pertemuan. Setelah tiga kali pertemuan dianalisis peningkatan yang terjadi, jika dalam tiga kali pertemuan tersebut terjadi penurunan aktivitas dan hasil belajar secara tajam atau peningkatan yang terjadi tidak sesuai dengan kriteria yang diinginkan, maka dibuatlah suatu rencana tindakan untuk siklus kedua. Sebaliknya jika dalam tiga kali pertemuan tersebut terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, maka siklus tidak dilanjutkan dengan kata lain siklus berhenti. Setiap siklus terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan tindakan dan refleksi tindakan sebagai berikut: Perencanaan Pada tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilakukan adalah menyusun rencana penelitian tindakan yang diselenggarakan pada pembelajaran seni musik dalam bermain musik ansambel dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme. Perencanaan disusun berdasarkan hasil orientasi atas dasar pertimbangan untuk dilaksanakan secara efektif. Hal-hal yang perlu dilakukan adalah menetakan kompetensi dasar yang dirincikan melalui: Menetapkan jadwal selama penelitian. Mengkaji Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Seni Budaya Keterampilan (SBK) SD, buku paket kelas V dan buku SBK lainnya yang relevan. Menyusun rancangan tindakan berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Hal ini meliputi: standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran, metode, proses pembelajaran, media/sumber, evaluasi/penilaian. Menyusun lembaran observasi untuk mencatat aktifitas peserta didik. Mendiskusikan dengan guru pengamat tentang tata cara pengumpulan data dalam pelaksanaan observasi saat kegiatan dilakukan, agar tidak terjadi penyimpangan dalam pengambilan data. Waktu yang digunakan untuk berdiskusi adalah waktu luang yang ada bagi guru misalnya pada jam istirahat, pada waktu pelajaran agama, dan olahraga. Merencanakankan alat pendukung pembelajaran bermain musik ansambel dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme.
Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan tindakan kelas dilaksanakan di kelas pada pembelajaran seni musik dalam bermain musik ansambel dengan pendekatan konstruktivisme sesuai dengan rencana kegiatan yang sudah dirumuskan. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun dan diakhir siklus dilakukan penelitian produk/hasil. Selama yang terjadi selama tindakan berlangsung akan dicatat. Catatan tersebut berisikan tentang hal-hal yang sudah dilaksanakan dan yang belum terlaksana pada proses pembelajaran bermain musik ansambel dengan pendekatan konstruktivisme. Catatan yang dibuat merupakan bahan yang dijadikan dasar untuk refleksi dan tindakan berikutnya. Bentuk tindakan dalam penelitian adalah meningkatkan kemampuan bermain musik ansambel dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan cara: Langkah pertama, pengaktifan pengetahuan siswa yang sudah ada dengan mengemukakan bakat seni dan sensitivitas melalui pertanyaan tentang alat musik yang diketahui siswa yang berhubungan dengan alat musik ansambel. Langkah kedua, pemerolehan pengetahuan baru melalui pengembangan rasa/persepsi melalui penajaman rasa dalam menilai pengetahuan siswa dalam mengetahui alat musik ansambel yang diketahui siswa. Langkah ketiga, pemahaman pengetahuan melalui pengembangan ekspresi berdasarkan pengamatan pengetahuan siswa dalam mengetahui alat musik ansambel serta penguatan dari guru sehingga membangun pengetahuan baru tentang musik ansambel. Langkah keempat, menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh melalui pengalaman visual, sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Langkah kelima, refleksi. Tahap ini adalah perenungan untuk dapat mengaplikasikan dan menciptakan hasil permainan musik ansambel yang lebih baik dari sebelumnya. Tahap Pengamatan Pengamatan terhadap tindakan pada pembelajaran seni musik dalam bermain musik ansambel di kelas V SD dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Hal ini dilaksanakan secara intensif, objektif, dan sistematis. Pengamatan dilakukan oleh guru atau teman sejawat pada waktu melaksanakan penelitian. Dalam kegiatan ini guru yang lain berusaha mengenal, dan mendokumentasikan semua indikator dari hasil perubahan yang terjadi baik yang disebabkan oleh tindakan terencana maupun dampak intervensi dalam pembelajaran bermain musik ansambel berdasarkan pendekatan konstruktivisme. Pengamatan ditulis dalam bentuk lembar pengamatan. Pengamatan dilakukan secara terus menerus mulai dari siklus I sampai siklus berikutnya jika siklus I belum berhasil. Pengamatan yang dilakukan pada siklus I dapat mempengaruhi penyusunan tindakan pada siklus selanjutnya. Hasil pengamatan ini kemudian didiskusikan dengan guru dan diadakan refleksi untuk perencanaan sklus berikutnya. Tahap Refleksi Refleksi diadakan setiap satu tindakan berakhir. Dalam tahap ini peneliti dan observasi mengadakan diskusi terhadap tindakan yang baru dilakukan. Hal-hal yang didiskusikan adalah: Menganalisis tindakan yang baru dilakukan. Mengulas dan menjelaskan perbedaan rencana dan pelaksanaan tindakan yang dilakukan. Melakukan intervensi, pemaknaan, dan penyimpulan data yang diperoleh. Hasil refleksi bersama ini dimanfaatkan sebagai tindakan selanjutnya. Selain itu hasil kegiatan refleksi setiap tindakan digunakan untuk menyusun simpulan terhadap hasil tindakan siklus I dan kalau belum berhasil dilanjutkan ke siklus berikutnya. Data dan Sumber Data. Data Penelitian Data penelitian ini berupa hasil pengamatan dari setiap tindakan penggunaan pendekatan konstrutivisme pada pembelajaran seni musik dalam bermain musik ansambel pada peserta didik kelas V SD yang diteliti. Data tersebut berkaitan denga perencanaan, peaksanaan dan hasil pembelajaran yang berupa informasi sebagai berikut: Pelaksanaan pembelajaran yang berhubungan dengan prilaku guru dan peserta didik, peserta didik dan guru dalam pembelajaran. Evaluasi pada pembelajaran seni musik dalam bermain musik ansambel dengan penggunaan pendekatan konstruktivisme, yaitu berupa evaluasi proses maupun evaluasi hasil. Hasil produk peserta didik baik sebelum maupun sesudah pelaksanaan tindakan pembelajaran. Sumber Data Sumber data penelitian ini adalah proses kegiatan pembelajaran seni musik dalam bermain musik asambel dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme pada peserta didik kelas V SD, yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan wawancara dengan guru pengamat. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan: Teknik Pengumpulan Data Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan lembaran observasi, lembaran evaluasi dan dokumentasi, yang akan diuraikan sebagai berikut: Lembar Observasi Lembaran observasi digunakan untuk mengamati latar kelas tempat berlangsungnya pembelajaran seni musik dalam bermain musik ansambel. Dengan berpedoman kepada lembaran observasi, peneliti dan obsever mengamati apa yang terjadi selama proses pembelajaran. Observasi dilakukan oleh teman sejawat meliputi pengamatan terhadap karateristik pembelajaran seni musik dari aspek guru dan aspek peserta didik. Lembar Evaluasi Lembaran evaluasi digunakan untuk memperkuat data observasi yang terjadi dalam kelas. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua jenis penilaian yaitu penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses meliputi aspek keseriusan, kekompakan, dan ketelitian dalam latihan kelompok. Sedangkan penilaian hasil mencakup ide/gagasan baru, cara memainkan alat musik, dan keruntutan langkah kerja dalam kelompok. Dokumentasi Dokumentasi tidak kalah penting dengan data yang didapat melalui lembar observasi dan hasil tes. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Ruswandi (2007:169) bahwa “Teknik dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen baik tertulis, gambar atau foto-foto, maupun video. Dalam penelitian ini dokumentasi yang digunakan berupa gambar atau foto-foto dan video. Hal ini memperkuat data observasi. Instrument utama penelitian ini adalah lembar pengamatan guru, lembar pengamatan siswa, lembar penilaian RPP, lembar penilaian penampilan. Instrumen Penilaian Instrument penelitian merupakan alat ukur, teknik dan proses pengumpulan data. Lembaran Observsi Observasi bertujuan untuk mengamati kegiatan guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran. Untuk mengukur hasil dan tindakan yang diberikan, digunakan instrument berupa rambu-rambu penilaian pendekatan konstruktivisme dari aspek penelitian siswa dan tes: Lembaran penelitian RPP yang digunakan untuk penelitian ketetapan RPP. Rencana pelaksanaan pembelajaran di kelas IV. Lembaran observasi pelaksanaan pembelajaran oleh guru dalam pembelajaran bermain musik ansambel dengan pendekatan konstruktivisme. Lembaran observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran bermain musik ansambel dengan pendekatan konstruktivisme. Lembaran partitur lagu untuk siswa dalam pembelajaran bermain musik asambel dengan pendekatan konstruktivisme untuk pertemuan siklus. Partitur lagu Digunakan untuk memperkuat data observasi yang terjadi dalam kelas terutama pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan yaitu bermain musik khususnya bermain musik ansambel sejenis. Analisis Data Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif. Menurut Subagyo (2006:106) “analisis data kualitatif dilakukan terhadap data yang berupa informasi dan uraian yang berupa penjelasan-penjelasan. Sedangkan aaliss data kuantitatif dilakukan terhadap data yang berupa angka atau hasil belajar siswa”. Data tersebut direduksi berdasarkan masalah yang diteliti, diikuti penyajian data yang terakhir penyimpulan atau verifikasi. Tahap analisis yang demikian dilakukan berulang-ulang sampai data selesai dikumpulkan. Model analisis kualitatif yang ditawarkan oleh Miles dan Huberman (1992:18) yakni analisis data dimulai dengan menelaah sejak pengumpulan data sampai seluruh data terkumpul. Data tersebut direduksi berdasarkan masalah yang diteliti, diikuti penyajian data dan terakhir penarikan kesimpulan (verifikas). Tahap analisis ini dilakukan berulang-ulang begitu data selesai dikumpulkan pada setiap tahap pengumpulan data dalam setiap tindakan. Data yang penulis peroleh dalam penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Menurut Subagyo (2006:106) analisis data kualitatif dilakukan terhadap data yang berupa informasi dan uraian yang berupa penjelasan-penjelasan. Sedangkan analisis data kuantitatif dilakukan terhadap data yang berupa angka-angka atau hasil belajar siswa. Data tersebut direduksi berdasarkan masalah yang diteliti, diikuti penyajian data yang terakhir peyimpulan atau verifikasi. Tahap analisis yag demikian dilakukan berulang-ulang sampai data selesai dikumpulkan. Model analisis data Kualitatif yang ditawarkan oleh Miles dan Huberman (1992:18) yakni analisis data dimulai dengan menelaah sejak pengumpulan data sampai seluruh data terkumpul data tersebut direduksi berdasarkan masalah yang diteliti, diikuti penyjian data dan terakhir penarika kesimpulan (verifikasi). Dalam penelitian, reduksi data meliputi penyelesaian data melalui ringkasan atau uraian singkat, dan pengolahan data ke dalam pola yang lebih luas. Penyajian data dilakukan dalam rangka pengorganisasikan data yang merupakan penyusunan informasi secara sistematika dari hasil reduksi data mulai perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi pada masng-masing siklus (tindakan). Penarikan kesimpulan merupakan upaya pencarian makna data, mencatat keteraturan, dan penggolongan data. Data yang terkumpul disajikan secara sistematis dan perlu diberi makna. Menelaah data yang telah terkumpul baik melalui observasi maupun pemilahan data. Seperti mengelompokkan data pada siklus I, dan siklus II. Kegiatan menelaah data dilakukan sejak awal data dikumpulkan. Tahap analisis ini dapat diuraika sebagai berikut: Menelaah data yang terkumpul baik melalui observasi, pencatatan dengan melakukan proses transkripsi hasil pengamatan, penelitian, dan pemilahan data. Seperti mengelompokkan data pada siklus I dan seterusnya. Kegiatan menelaah ini dilaksanakan sejak awal data dikumpulkan. Reduksi data meliputi pengkategorian dan pengklasifikasian. Semua data yang telah dipisah-pisahkan diseleksi mana yag relevan dan mana yang tidak rekevan. Data yang relevan dianalisis dan yang tidak relevan dibuang. Penyajian data dilakukan dengan cara mengorganisasikan informasi yang sudah direduksi, keseluruhan data dirangkum dan disajikan secara terpadu sehingga diperoleh sajian tunggal berdasarkan fokus pembelajaran bermain musik ansambel sejenis dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme. Menyimpulkan hasil penelitian merupakan pengumpulan akhir penelitian diikuti dengan kegiatan pengujian temuan penelitian. Analisis data dilakukan dengan cara terpisah-pisah. Hal ini dilakukan agar dapat ditemukan informasi yang spesifik dan terfokus pada berbagai informasi pendukung pembelajaran. Dengan demikian pengembangan dan perbaikan atas berbagai kekurangan dapat dilakukan tepat pada aspek yang bersangkutan. Analisis dapat dilakukan terhadap data yang telah direduksi baik data perencanaa, pelaksanaan, maupun data evaluasi. Analisis data dapat dilakukan dengan cara terpisah-pisah. Hal ini dimaksud agar dapat ditemukan berbagai informasi yang spesifik dan terfokus pada berbagai informasi yang mendukung pembelajaran dan menghambat pembelajaran. Dengan demikian pengembangan dan perbaikan atas berbagai kekurangan dapat dilakukan pada aspek yang bersangkutan.. Kriteria keberhasilan tindakan kelas adalah 75 %. Nilai ketuntasan kelas yang diharapkan berdasarkan standar ketuntasan belajar minimal menurut BNSP (2006:12) yaitu 75-100% = Tuntas dan 0-74% = Belum Tuntas. Peneliti berpedoman kepada BNSP karena BNSP merupakan ketetapan standar nasional dan dirujuk oleh setiap sekolah. Diharapkan keberhasilan yang dicapai adalah 75%. Jika belum berhasil maka siklus diteruskan sampai berhasil 75%. Hal ini sesuai dengan pendapat Kunandar (2008:428) bahwa standar ketuntasan pembelajaran adalah 75 %. Sedangkan untuk nilai ketuntasan perorangan siswa adalah 75 %. Rumus ketuntasan perorangan adalah sebagai berikut: P= F x 100%
N
Keterangan: P = Persentase F = Frekwensi responden N = Jumlah responden.
Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I PERTEMUA 1 Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Negeri 06 simpang Haru Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan Kelas/Semester : V/1 Alokasi Waktu : 4 x 35 menit (2 x pertemuan) Hari/Tanggal :
SENI MUSIK
Standar Kopetensi
4. Mengapresiasikan diri melalui karya seni musik.
Kompetensi Dasar Memainkan alat musik ritmis dan melodis sederhana dalam bentuk ansambel sejenis. Indikator Memperagakan teknik memainkan alat musik ritmis. Memperagakan teknik memainkan alat musik melodis.
Memainkan musik ritmis dan melodis sederhana Tujuan Pembelajaran Setelah mendengar penjelasan guru tentang teknik memainkan alat musik ritmis, siswa dapat memainkan alat musik ritmis. Melalui tanya jawab tentang musik ansambel, siswa dapat menjelaskan cara memainkan alat musik ritmis “rabana, tamburin, dan kastanyet”. Berdasarkan partitur lagu, siswa dapat mengiringi lagu dengan alat musk ritmis. Materi Pembelajaran MEMAINKAN ALAT MUSIK RITMIS DAN MELODIS SEDERHANA DALAM BENTUK ANSAMBEL SEJENIS Perkembangan Musik di Indonesia Dahulu orang menciptakan musik hanya untuk kepentingan upacara ritual. Musik yang mereka ciptakan belum menggunakan alat-alat musik sebagaimana kita ketahui saat ini. Seiring dengan perkembangan zaman, alat musik mengalami perubahan. Musik merupakan nafas bagi kehidupan semua orang. Musik mampu menyatukan berbagai perbedaan yang ada di antara manusia. Masik mapu menjadi media komunikasi di antara semua lapisan masyarakat tanpa memperdulikan pebedaan harkat dan martabat. Musik saat ini tidak lagi dijadikan sarana peribadatan, tetapi sudah menjadi sarana hiburan dan pendidikan. Musik saat ini telah menjadi sesuatu yang universal dan dapat dinikmati semua orang. Jenis Alat Musik: Alat musik pukul, contoh: triangle, tamburin, kastanyet, ring bell, gendering, set drum. Alat musik tiup, contoh: recorder, harmonika, pianika, terompet, saksofon. Alat musik petik, contoh: gitar, ukulele, mandolin, harpa, sitar. Bentuk penyajian alat musik Permainan tunggal atau konser tunggal yaitu bentuk permainan musik yang disajikan seorang pemain dengan satu/beberapa alat musik. Permainan bersama atau ansambel yaitu bentuk permainan musik yag disajikan beberapa orang atau kelompok orang dengan sejumlah alat musik, baik alat musik sejenis maupun alat musik berbeda, Hal-hal yang dapat mempengaruhi kedua bentuk penyajian musik adalah: Jumlah pemain musik Jumlah alat musik Tempat pertunjukan Konteks pegelaran Fungsi Alat Musik Alat musik dapat dikelompokkan berdasarkan fungsinya, yaitu: Alat musik melodis yaitu alat musik bernada yang dapat difungsikan sebagai pembawa alur melodi atau rangkaian melodi. Contoh alat musik ini adalah flute, pianika, harmonika, dan seksofon. Alat musik ritmis yaitu alat musik yang memiliki nada, alat ini difungsikan sebagai pembawa irama sehingga karya musik yang dimainkan dapat stabil. Contoh alat musik ini adalah gendang, tamburin, dan kastanyet. Alat musik harmonis yaitu alat musik yang dapat menghasilka paduan akor secara harmoni. Contoh alat musik ini adalah gitar, piano, dan akor deon. Alat musik ini difungsikan untuk mengiringi lagu. Berlatih Musik dengan Alat Musik Ritmis Alat musik ritmis ialah alat musik yang dapat memberikan atau mengeluarkan irama tertentu ketika dimainka bersama-sama. Untuk memainkan alat musik ini, kita memerlukan notasi ritmis. Notasi ritmis adalah notasi yang digunakan dalam pegelaran musik ansambel. Notasi ritmis dapat berupa notasi balok, notasi gambaran, atau berupa tanda-tanda tertentu. Pemakaian notasi bergantung pada composer dalam menuliskan notasi sehingga notasi dapat mempermudah para musisi dalam memainkan suatu karya musik. Cara Bermain Ansambel Musik Cara bermain ansambel musik harus mengikuti pola-pola tertentu. Ada dua pola yang perlu dipelajari.
Pola melodis/lagu Pola ini digunakan untuk permainan dengan alat musik melodis atau bernada. Polanya ditulis dengan menggunakan not balok atau not angka sehingga disebut pola baku. Pola ritmis Pola ini untuk alat musik tidak bernada. Pola ritmis ini bukan pola baku, ditulis hanya untuk pengingat saja. Contoh penulisan pola ritmis:
Alat musik Bunyi Simbol pola Seperti nada
Gendang tung-tung blang 111
2
Kecrek crek-crek 11 1 Botol tek 1
Pendekatan dan Metode Pembelajaran Pendekatan : konstruktivisme Metode : pengamatan, ceramah, Tanya jawab, demonstrasi, dan
Penugasan
Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan 1 No Kegiatan Waktu 1. Pendahuluan Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang indikator yang akan dicapai dalam proses pembelajaran. Siswa mengelompok sesuai kelompok kerja masing-masing. Secara berkelompok, siswa menyiapkan beberapa jenis alat musik ritmis. 10 mnt 2. Inti Eksplorasi Dalam kelompoknya, masing-masing siswa mencoba untuk memainkan alat musik ritmis yang telah tersedia. Siswa mengelompok sesuai kelompok kerja masing-masing. Secara berkelompok, siswa menyiapkan beberapa jenis alat musik ritmis. Elaborasi - Bersama kelompoknya, siswa membuat aransemen sederhana untuk memainkan alat musik ritmis mengiringi satu jenis lagu yang telah ditentukan. - Secara berkelompok, siswa berlatih memainkan alat musik ritmis. - Setiap kelompok memainkan alat musik ritmis di depan kelas secara bergantian. Siswa mengamati guru memainkan salah satu alat musik ritmis “Gendang dan tamburin” dan melodis “pianika”. 55 mnt Siswa taya jawab dengan guru tentang permainan alat musik rimis dan melodis sederhana yang ditampilkan guru Konfirmasi - Siswa bersama guru membahas tentang teknik permainan alat musik ritmis dari masing-masing kelompok. - Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang cara memainkan alat musik ritmis yang baik. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang ansambel sejenis dan langkah-langkah permainan alat musik ritmis. Guru memancing pengetahuan siswa tentang langkah-langkah memainkan alat musik yang ditampilkan. Siswa tanya jawab dengan guru tentang langkah-langkah memainkan alat musik ritmis. 3. Kegiatan Penutup - Menyimpulkan pembelajaran. - Tindak lanjut yaitu menugaskan siswa untuk menyiapkan alat musik melodis untuk pertemuan dua.
Alat/Bahan dan Sumber Belajar Alat/Bahan Pianika Gendang/Rabana Tamburin Botol bekas teh sosro Sendok Sumber KTSP Seni Budaya dan Keterampilan SD 2006 Seni Budaya dan Keterampilan untuk SD kelas V Penerbit Erlangga Buku not lagu daerah
Penilaian Penilaian proses Penilaian hasil
Padang, September 2013 Pengamat Peneliti
ASNELLY SJAM, A.Ma.Pd HERNIVIA AGUS, A.Ma.Pd
Mengetahui Kepala Sekolah SDN 06 Simpang Haru
ARNETI, S.Pd NIP.196010101982022004