Surat Yudas merupakan salah satu dari kumpulan surat rasuli yang terakhir pada bagian Perjanjian Baru dalam Alkitab Kristen.[1] Surat ini ditulis untuk memperingatkan para pembacanya supaya waspada terhadap guru-guru palsu yang menyebut dirinya Kristen.[2] Dalam surat yang pendek ini, yang isinya mirip dengan surat Petrus yang kedua, penulis memberi dorongan kepada para pembacanya supaya terus berjuang untuk iman.[2]

Teks

  • Surat Yudas hanya terdiri dari 1 pasal, yang dibagi atas 25 ayat.
  • Salah satu naskah kuno tertua yang memuat bagian pasal ini dalam bahasa Yunani adalah Papirus 72 (diperkirakan dibuat sekitar abad ke-3 atau ke-4 M).

Penulis

Di awal surat ini tertera nama penulisnya: "Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus".[3][4] Ada sejumlah nama Yudas yang lain dalam Alkitab bagian Perjanjian Baru, kebanyakan percaya bahwa Yudas, saudara Yesus[5] merupakan penulis surat Yudas, meskipun dalam keseluruhan surat Yudas, tidak pernah disinggung mengenai relasi khusus dengan Yesus, selain sebagai "hamba Yesus Kristus."[1] Dengan demikian, Yakobus yang dimaksudkan adalah Yakobus, saudara lain dari Yesus Kristus[5] yang tertera namanya dalam Yakobus 1:1 sebagai penulis surat Yakobus dan merupakan kepala jemaat perdana di Yerusalem, tetapi bukan rasul Yakobus bin Alfeus.[1]

Waktu Penulisan

Surat Yudas ditulis dalam jangka waktu antara penulisan Surat Yakobus dan penulisan Surat 2 Petrus.[1] Surat Yakobus diperkirakan ditulis sebelum tahun 62 Masehi, karena Yakobus mati syahid pada tahun itu[1] sedangkan rasul Petrus diduga mati syahid tahun 64-67 Masehi. Jadi disimpulkan surat Yudas ini ditulis antara tahun 62-67 Masehi.[1] Robinson menyakini surat ini ditulis pada tahun 61-62 M, pada periode yang sama dengan surat 2 Petrus, sedangkan [[surat Yakobus pada tahun 47-48 M.[6] Ada juga yang berpendapat bahwa Surat Yakobus ditulis sekitar tahun 80/90 Masehi dan Surat 2 Petrus tahun 125 Masehi, sehingga diduga surat Yudas ditulis tahun 100 Masehi.[1]

Pada awal abad ke-3, surat Yudas tersebar luas di kalangan umat Kristen, tetapi selanjutnya sampai abad ke-4 jarang dikutip oleh bapa gereja.[1] Eusebius dari Kaisarea mencatat bahwa ada sejumlah jemaat yang tidak mengakui keaslian surat ini, meskipun pada abad ke-5 surat ini mulai dipakai lagi oleh gereja.[1]

Konteks Penerima

Di awal surat tertulis "kepada mereka, yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa, dan yang dipelihara untuk Yesus Kristus."[3]. Jelas bahwa surat ini ditujukan secara khusus kepada sekelompok murid-murid Yesus yang "terpanggil", "dikasihi" dan "dipelihara", bukan kepada orang luar.[7]

Surat Yudas memiliki ciri menggunakan kepustakaan apokrif Yahudi.[8] Sebagai seorang Yahudi, penulis surat Yudas bisa dengan bebas memanfaatkan Perjanjian Lama dan beberapa kitab dari tradisi Yahudi.[1]

Ayat-ayat terkenal

  • Yudas 1:20: Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus.
  • Yudas 1:21: Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal.

Muatan Teologi

 
Kemusnahan Sodom dan Amora (Gomora), John Martin, 1852.

Dalam surat Yudas, terdapat penekanan terhadap tema penghakiman.[9] Yudas mengutip perkataan Henokh yang mengatakan bahwa Tuhan akan melaksanakan penghakiman pada hari kedatangannya (Yudas 1:14–15).[9] Ia berbicara tentang malaikat-malaikat yang tidak taat yang ditahan olehnya dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar (Yudas 1:6).[9] Kehancuran Sodom dan Gomora dikutip sebagai contoh dari hukuman siksaan api kekal (Yudas 1:7).[9]

Kaitan dengan kitab-kitab lain dalam Alkitab

Dalam Surat Yudas, disebutkan mengenai sejumlah nama dan kejadian yang dicatat kisahnya dalam kumpulan kitab Taurat Musa, khususnya dalam Kitab Kejadian (Kain; Henokh/keturunan ketujuh dari Adam; kehancuran kota Sodom dan Gomora), Kitab Keluaran ("Tuhan menyelamatkan umat-Nya dari tanah Mesir"), Kitab Bilangan (Bileam dan Korah), dan Kitab Ulangan (mayat Musa). Selain itu juga disebutkan mengenai malaikat Mikhael yang hanya disebutkan dalam Kitab Daniel di dalam Alkitab Ibrani (bagian Ketuvim), atau Wahyu kepada Yohanes di dalam bagian Perjanjian Baru. Sejumlah ungkapan nampaknya dikutip dari kitab-kitab para nabi (Nevi'im) misalnya Kitab Zakharia. Rujukan mengenai "hidup kekal" dalam Yesus Kristus, yang disebut sebagai "Penguasa" dan "Tuhan", menunjukkan kaitan dengan kitab-kitab Injil. Sebagian isi surat juga berkaitan dengan surat Yakobus dan Surat 2 Petrus. Nubuat mengenai "pengejek-pengejek" pada waktu kemudian juga berkaitan dengan Surat 1 Timotius yang ditulis oleh rasul Paulus.

Lihat pula

Surat Yudas
Didahului oleh:
Surat 3 Yohanes
Perjanjian Baru
Alkitab
Diteruskan oleh:
Wahyu kepada Yohanes

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j C. Groenen. 1984. Pengantar ke Dalam Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius. Hlm.371.
  2. ^ a b Bambang Subandrijo. 2010. Menyingkap Pesan-pesan Perjanjian Baru 2. Bandung: Bina Media Informasi. Hal. 64.
  3. ^ a b Yudas 1:1
  4. ^ M. E . Duyverman. 1992. Pembimbing ke Dalam Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hal. 204.
  5. ^ a b Matius 13:55; Markus 6:3
  6. ^ John Arthur Thomas Robinson (1919-1983). "Redating the New Testament". Westminster Press, 1976. 369 halaman. ISBN 10: 1-57910-527-0; ISBN 13: 978-1-57910-527-3
  7. ^ Bill Cowder. The Danger of False Teachers. Insight from Jude. Grand Rapids, Michigan: RBC Ministries. 2011.
  8. ^ D. Guthrie, dkk. 2003. Tafsiran Alkitab Masa Kini 3 Matius-Wahyu. Jakarta: Yayasan Bina Kasih/OMF. hal.884.
  9. ^ a b c d (Indonesia)Donald Guthrie. 1992. Teologi Perjanjian Baru 3. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm.217.

Pranala luar

Templat:Link GA