Gunung Marapi

gunung di Indonesia

Gunung Marapi (juga dikenal sebagai Merapi atau Berapi) adalah gunung berapi yang terletak di Sumatera Barat, Indonesia. Gunung ini tergolong gunung yang paling aktif di Sumatera. Terletak dalam kawasan administrasi Kabupaten Agam. Gunung ini dapat juga dilihat dari kota Bukittinggi, kota Padangpanjang dan kabupaten Tanah Datar dan memiliki ketinggian 2.891 m. Gunung Marapi sudah meletus lebih dari 50 kali sejak akhir abad 18[1].

Marapi
Gunung Marapi
Titik tertinggi
Ketinggian2.891 m (9.485 ft)[1]
Masuk dalam daftarRibu
Koordinat0°22′50″S 100°28′24″E / 0.38056°S 100.47333°E / -0.38056; 100.47333
Geografi
PegununganBukit Barisan
Geologi
Usia batuanPleistosen
Jenis gunungStratovolcano
Busur/sabuk vulkanikBusur Sunda
Letusan terakhir2004

Kronologis

  • Pada tanggal 8 September 1830 dilaporkan Gunung Marapi mengeluarkan awan yang berbentuk kembang kol abu-abu kehitaman dengan ketebalan 1.500 m di atas kawahnya, disertai dengan suara gemuruh[3].
  • Pada tanggal 30 April 1979, menurut laporan pers disebutkan 60 orang tewas akibat letusan Gunung Marapi dan disebutkan juga 19 orang pekerja penyelamat terperangkap oleh tanah longsor. Letusan tersebut dikatakan juga mengeluarkan batu dan lumpur yang menyebabkan kerusakan sedikitnya pada lima daerah kawasan pemukiman penduduk setempat[3].
  • Memasuki akhir tahun 2011 hingga awal tahun 2012, Gunung Marapi menampakkan peningkatan aktifitasnya melalui letusan yang menyemburkan abu dan awan hitam. Pernah diakhir tahun 2011 semburan abu terbawa angin berkilo-kilo jaraknya hingga mencapai Kabupaten Padang Pariaman.
  • pada pertengahan bulan agustus 2013 Gunung MARAPI berstatus Waspada itu menyemburkan debu vulkanik setinggi enam ratus meter.

Berdasarkan pantauan, asap tebal membumbung tinggi dari kawah puncak gunung yang berdiri meliputi Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanahdatar dan kota padang panjang tersebut.

Kepala Pos Pengamat Gunung Marapi, Warseno, mengatakan, aktivitas gunung terjadi dua kali. “Letusan pertama pukul 07.49 WIB dengan ketinggian letusan 300 meter dan letusan kedua pada pukul 08.32 WIB dengan ketinggian 600 meter,” ujar Warseno di Bukittingi, Rabu (14/8/2013).

Peningkatan aktivitas Marapi merupakan rentetan dari peningkatan status dari Normal menjadi Waspada pada 3 Agustus 2013. Karakternya adalah letusan abu yang sering jatuh di kawasan puncak radius tiga kilometer.

“Aktivitas Marapi saat ini masih fluktuatif, artinya kadang meletus kadang tidak,” tambahnya.

Sebelumnya, dalam status Waspada itu Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi telah melarang aktivitas warga serta pendakian hingga radius tiga kilometer dari puncak.

Rujukan

Pranala luar