Bataviaasch Nieuwsblad

Revisi sejak 30 September 2013 14.22 oleh Farras (bicara | kontrib) (nieuw)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Bataviaasch Nieuwsblad (bahasa Indonesia: Surat Kabar Batavia) adalah salah satu surat kabar harian terdepan dan terbesar di Hindia Belanda Berkantor pusat di Batavia (sekarang Jakarta), surat kabar ini dibaca di seluruh nusantara. Kantor beritanya didirikan oleh wartawan dan penulis Belanda P.A.Daum pada tahun 1885 dan terus berdiri sampai 1957.

Kantor Bataviaasch Nieuwsblad, Batavia.

Koran yang inovatif dan populer ini sangat kritis terhadap pemerintah kolonial dan menjadi corong warga Indo di Hindia Belanda, segmen masyarakat penutur bahasa Belanda terbesar di koloni ini. Koran ini telah mempekerjakan sejumlah tokoh Indo-Eropa (Eurasia) seperti E. du Perron, Ernest Douwes Dekker dan Tjalie Robinson. Pengganti P.A. Daum sebagai kepala editor, Karel Zaalberg, adalah pendiri Indo Europeesch Verbond, gerakan sosial dan organisasi politik Indo-Eropa terbesar saat itu.

Harian progresif ini juga memberitakan penderitaan petani pribumi dan evolusi kesadaran nasional Indonesia. Bataviaasch Nieuwsblad adalah koran pertama yang melaporkan pendirian organisasi politik pribumi pertama, Budi Utomo, pada tahun 1908.

P.A. Daum

Inovasi

P.A. Daum mengembangkan formula baru untuk memaksimalkan target pembaca surat kabarnya. Dengan menggunakan kertas yang lebih kecil daripada biasanya (i.e. 26 x 40 cm), ia mampu menurunkan harganya menjadi separuh harga aslinya dan mencapai segmen masyarakat berbahasa Belanda yang kurang elit dan kebanyakan terdiri dari warga Indo-Eropa.[1] Dalam setengah tahun pertamanya setelah didirikan, surat kabar ini mendapat banyak pelanggan dan pesaing. Fitur penting lainnya yang membuat koran Daum dikenal adalah novel-novel populernya yang diterbitkan dalam bentuk seri mingguan. Karena kesuksesannya secara komersial dan tulisan-tulisan serialnya, P.A. Daum baru diakui sebagai salah satu tokoh sastra Belanda paling berpengaruh setelah ia meninggal dunia.

Editor dan jurnalis ternama

Tahun-tahun terakhir

Ketika depresi ekonomi 1930-an terjadi, surat kabar semakin konservatif. Saat pendudukan Jepang, semua koran berbahasa Belanda tidak boleh terbit. Tempat penerbitannya masih mencetak terbitan-terbitan berbahasa Indonesia yang pro-Jepang. Pasca perang, sedikitnya kertas dan berkurangnya pembaca Belanda menjadi alasan hanya satu koran Batavia yang maish bertahan. Per 1 Juni 1946, koran tersebut diterbitkan oleh gabungan tiga kantor berita metropolitan pra-perang, termasuk Bataviaasch Nieuwsblad. Pada tahun 1949, surat kabar ini menjadi independen lagi (1950–1955), tetapi dengan nama Nieuwsblad voor Indonesie (Surat Kabar untuk Indonesia). Setelah merger bulan Desember 1957, Bataviaasch Nieuwsblad dibubarkan.[2][3]

Karyawan

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ Termorshuizen G. (2001) Journalisten en heethoofden. Een geschiedenis van de Indisch-Nederlandse dagbladpers. Amsterdam/Leiden. P.575.
  2. ^ Sens A. "Terug naar patria en de bladen laten verrekken", (in: Bosma, 2005) P.67 and 77-78
  3. ^ Online webpage on the 'Indies Press Website'.

Daftar pustaka

  • Ulbe Bosma 1997 Karel Zaalberg. Journalist en strijder voor de Indo. Leiden.
  • Ulbe Bosma 2004 "Indië voor de Indiërs. Politiek en pers", in: Willems et al. 2004 P.99-116
  • Ulbe Bosma, Angelie Sens, Gerard Termorshuizen 2005 Journalistiek in de Tropen. De Indisch- en Indonesisch-Nederlandse pers, 1850–1958. Amsterdam.
  • Ulbe Bosma 2005 "Kritiek en populisme", in: Bosma 2005 P.47-66
  • E.R. Duncan Elias 1978 "Hans van de Wall", nawoord in: Victor Ido, De paupers, facsimileherdruk, 'S-Gravenhage
  • Bert Paasman et al. 1994 Tjalie Robinson, de stem van Indisch Nederland, Den Haag.
  • Bert Paasman 1994 "Van Tjalie zijn we nog niet af", in: Paasman 1994 P.8-14.
  • E. du Perron 1959 Verzameld werk VII. Amsterdam.
  • J.H. Ritman 1980 Journalistieke herinneringen, Den Haag.
  • Angelie Sens 2005 "Terug naar patria en de bladen laten verrekken", in: Bosma 2005 P.67-91
  • Gerard Termorshuizen 1988 P.A. Daum. Journalist en romancier van tempo doeloe. Amsterdam.
  • Gerard Termorshuizen 2001 Journalisten en heethoofden. Een geschiedenis van de Indisch-Nederlandse dagbladpers. Amsterdam/Leiden.
  • Paul W. van der Veur 2006 The Lion and the Gadfly. Dutch colonialism and the spirit of E.F.E. Douwes Dekker. Leiden.
  • Wim Willems et al. 2004 Uit Indië geboren. Vier eeuwen familiegeschiedenis. Zwolle.
  • C.W. Wormser 1945 Drie en dertig jaren op Java. Deel III: In het dagbladwezen. Amsterdam z.j.

Pranala luar