Adiwarman Karim
Dr. Adiwarman Azwar Karim, MBA, MAEP (lahir 29 Juni 1963) adalah akademisi dan praktisi ekonomi syariah. Saat ini, ia dipercaya menjadi anggota Dewan Syariah Nasional MUI dan dewan pengawas sejumlah lembaga perbankan syariah.[1] Di luar itu, ia giat menulis, memberikan pelatihan, dan menjadi dosen tamu di berbagai perguruan tinggi dalam dan luar negeri.
Adiwarman Azwar Karim | |
---|---|
Berkas:AdiwarmanAzwarKarim.jpg | |
Lahir | 29 Juni 1963 Jakarta, Indonesia |
Kebangsaan | Indonesia |
Tahun aktif | 1992–sekarang |
Dikenal atas | Konsultan syariah, ekonom |
Suami/istri | Rustika Thamrin |
Situs web | Adiwarmankarim.com |
Adiwarman mulai menggeluti kariernya di bidang perbankan syariah pada tahun 1992 sebagai staf litbang di Bank Muamalat, setelah sebelumnya sempat bekerja sebagai pegawai di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Pada tahun 1998, ia memimpin Bank Muamalat cabang Jawa Barat dan merangkak naik menjadi Wakil Direktur Utama Bank Muamalat sampai ia memutuskan mengundurkan diri pada tahun 2000. Pada tahun 1999, ia bersama kurang lebih empat puluh lima tokoh dan cendekiawan Muslim Indonesia mendirikan The International Institute of Islamic Thought (IIIT) Indonesia. Pada Agustus 2001, ia mendirikan perusahaan konsultan bisnis syariah Karim Consulting Indonesia, yang telah membidani lahirnya beberapa unit syariah di sejumlah bank di Indonesia.
Biografi
Adiwarman Karim lahir pada 29 Juni 1963 di Jakarta. Orangtuanya adalah perantau Minangkabau yang berasal dari Padang, Sumatera Barat. Ia lahir dan dibesarkan dalam empat bersaudara. Semuanya laki-laki dan sarjana hukum, kecuali ia sendiri yang memilih menjadi sarjana ekonomi. Sejak kecil ia sudah dikenalkan dengan pendidikan agama. Ayahnya pada mulanya adalah seorang jaksa, tapi mengundurkan diri dan lebih memilih menjadi pengacara.[2] Ayahnya merupakan pendiri firma hukum Karim Syah.
Meskipun dididik dalam lingkungan keluarga yang taat, ketika remaja, Adi sempat terseret pergaulan bebas. Ia lebih senang hura-hura dan disko ketimbang belajar atau mengaji. Meskipun bisa melewati jenjang sekolah menengah dengan baik, sikap suka hura-huranya tetap melekat hingga ia kuliah di Institut Pertanian Bogor (IPB). Ia masuk ke jurusan ekonomi pertanian. Namun, nilainya jeblok. Sadar dengan itu, ia berusaha melepaskan diri dari pergaulan teman-temannya, dengan menyibukkan diri. Ia mengambil kuliah lagi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI). Pada tahun 1985, ayahnya meninggal akibat kanker yang dideritanya.[3]
Lulus dari IPB tahun 1986, Adi menerima tawaran beasiswa untuk melanjutkan pendidikan master bidang keuangan di Universitas Boston, Amerika Serikat. Setelah menyelesaikan tesisnya tentang ekonomi syariah Iran, ia melanjutkan kuliahnya ke Universitas European, Belgia dan meraih gelar MBA pada tahun 1988. Pada tahun 1989, ia menyelesaikan kuliahnya yang sempat terbengkalai di UI. Pada tahun 1992, ia tamat dari Boston University dengan gelar MAEP.[3]
Saat ini Adiwarman sudah dikaruniai tiga orang anak dari pernikahannya dengan Rustika Thamrin.
Karya
Beberapa tulisan Adiwarman yang telah diterbitkan antara lain; Ekonomi Islam, Suatu Kajian Kontemporer yang merupakan kumpulan artikelnya di Majalah Panji Masyarakat, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, kumpulan tulisan pakar ekonomi yang ia terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, dan Ekonomi Mikro Islami dan Ekonomi Islam. Ketiga tulisan tersebut merupakan bahan kuliah wajib di berbagai perguruan tinggi tempatnya mengajar. Terakhir, ia menulis Bank Islam, Analisis Fiqih dan Keuangan.
Di luar karya yang disebutkan di atas, Adiwarman telah menulis lebih dari 50 artikel tentang ekonomi Islam dalam berbagai forum nasional dan internasional.[1]
Referensi
- Catatan kaki
- ^ a b M. Syaifuddin Zuhri.
- ^ Dahsyatnya Istikharah, hlm. 130.
- ^ a b Dahsyatnya Istikharah, hlm. 131.
- Daftar pustaka
- Ayi Yunus Rusyana. Dahsyatnya Istikharah.
- Adiwarman Karim: Belajar Ekonomi Islam itu Sangat Nikmat.
- M. Syaifuddin Zuhri. Pemikiran Adiwarman A. Karim tentang Mekanisme Pasar Islami.
- Hidayatullah.com. Adiwarman Azwar Karim: Konsultan Bisnis Dunia & Akhirat.
- Republika. Adiwarman Azwar Karim, Bank Syariah Harus Membuktikan Diri.